x

Iklan

Agus Supriyatna

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Piala Presiden Di Pojok Jalan

Dan, ribuan bobotoh pun tak bisa dihadang, datang bergelombang ke Stadion Gelora Bung Karno (GBK).

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Partai pamungkas Piala Presiden yang mempertemukan Sriwijaya FC dengan Persib Bandung, membetot perhatian penggila di Tanah Air, khususnya pendukung fanatik dua klub yang berlaga di laga puncak. 
 
Pemberitaan gencar dilakukan jelang pertandingan puncak Piala Presiden digelar. Meski pemberitaan lebih banyak soal ketatnya pengamanan dan aksi anarkis segelintir kelompok massa yang tak suka bobotoh, pendukung Persib masuk Jakarta, tapi secara keseluruhan partai final menyedot antusiasme penggemar bola di Tanah Air untuk menyimak hasil akhir pertandingan.
 
Dan, ribuan bobotoh pun tak bisa dihadang,  datang bergelombang ke Stadion Gelora Bung Karno (GBK). Sejak siang, sekitar GBK penuh dengan warna biru, warna kebesaran tim Persib Bandung. Warna biru yang berasal dari warna baju yang dikenakan puluhan ribu bobotoh Persib. 
 
Di sebuah pojok jalan di bilangan Cipete, Jakarta Selatan, tepatnya di Jalan Saidi III, tampak keramaian di dekat sebuah warung gerobok. Beberapa orang tampak duduk di bangku panjang dari kayu. Mata mereka  serius memelototi layar televisi yang ditaruh mendadak di dekat warung. Semua serius menyimak. 
 
Ternyata mereka sedang menonton siaran langsung partai puncak Piala Presiden. Dan ketika gol pertama Persib Bandung dilesakkan Ahmad Jufriyanto ke gawang Sriwijaya FC yang dikawal Dian Agus Prasetyo, mereka yang memelototi layar kaca di pojok jalan itu langsung terlonjak dari duduknya. " Gooool, gooool," teriak mereka seperti tak mau kalah dengan gemuruh sorak sorai bobotoh dalam stadion GBK menyambut gol pertama Persib Bandung. 
 
Wajah-wajah girang penuh rasa puas tergambar dari mereka yang menonton di pojok jalan itu. Mereka sepertinya semua bobotoh Persib. Sebab, kala Persib dikurung oleh serangan bertubi pemain Sriwijaya FC, wajah mereka tampak menegang. Dan, mereka berteriak kecewa, ketika serangan Persib kandas di jantung pertahanan klub berjuluk Wong Kito tersebut.
 
Jelang babak pertama berakhir, mereka kembali terlonjak dari tempat duduknya. Sorai sorai kembali mereka suarakan bersahut-sahutan dengan wajah girang. Bahkan, salah satu dari mereka, tampak duduk setengah sujud, menunaikan rasa syukur, karena kembali Persib menjebol gawang Sriwijaya FC. Kali ini yang sukses membobol gawang Sriwijaya adalah Makan Konate, salah satu striker impor Maung Bandung.
 
" Goool, goool, goool. Persib juara. Persib juara," teriak mereka bersahut-sahutan, girang klub kesayangannya sementara unggul.
 
Babak pertama pun usai. Iklan muncul di layar kaca. Wajah-wajah yang tadinya tegang tampak mengendur. 
 
" Kopi mang, rokok mang," beberapa dari mereka yang menonton memesan kopi dan rokok kepada lelaki tua pemilik warung gerobak. Si lelaki tua, pemilik warung dengan cekatan melayani pesanan kopi dan rokok. 
 
Mang Maman, nama pemilik warung itu. Sementara yang nonton bareng di pojok jalan di Cipete, Jakarta Selatan itu, sebagian saya mengenalnya. Mereka adalah Tariyat, seorang supir, Zainal Priyadi, pembantu rumah tangga di sebuah rumah besar di sana, Nino, pegawai, dan sisanya tak terlalu saya kenal. 
 
Minggu petang, saat final Piala Presiden digelar, saya datang ke pojok jalan itu. Dan, sungguh beruntung, di pojok jalan itu digelar acara nonton bareng partai puncak Piala Presiden. Jadi, tak usah nyari tempat nobar di tempat lain. 
 
" Tevenya dipinjemin kantor PH (production house)" kata Mang Mamang saat saya tanya tentang televisi yang dipakai acara nonton bareng. Tangan Mang Maman, menunjuk sebuah rumah besar di seberang warungnya. Rumah yang jadi kantor sebuah PH.
 
Ketika saya tanya, Mang Maman dukung siapa, dengan tegas ia mengatakan, ia mendukung Persib. Tak heran memang bila Mang Maman mendukung Persib. Ia berasal dari Kuningan, sebuah kabupaten di Jawa Barat. Katanya, ia dukung Persib sejak lama. Ia masih hapal, pemain-pemain Persib jaman lawas seperti Ajat Sudrajat, Sobur, Sutiono, Robi Darwis, Yudi Guntara dan tentunya Djajang Nurdjaman, pemain Maung Bandung yang sekarang jadi pelatih Persib.
 
Saat babak kedua dimulai, Mang Maman kembali menyimak jalannya pertandingan via layar kaca dekat warungnya. Wajahnya tegang, ketika jantung pertahanan Persib dibombardir oleh Sriwijaya FC. Sementara yang lain, sembari ngopi dan merokok juga khusu memelototi layar televisi. Semua tegang menanti apa yang terjadi di lapangan hijau. Satu gerobak siomay menepi. Penjualnya langsung meninggalkan gerobak, dan ikut bergabung nonton bareng. 
 
Memasuki akhir babak kedua, wajah-wajah kian menegang. Apalagi ketika dua tim yang berlaga saling serang. Dan tampak dilayar kaca, wasit meniup peluit, tanda babak kedua berakhir. Persib pun juara, menekuk Sriwijaya FC dengan skor 2-0.
 
"Horee, horee, horee, Persib juara. Persib nu aing (Persib punya saya). Persib juara, Persib juara," Tariyat, Zainal, Nino dan Mang Maman, berjingkrak. Tukang siomay pun ikut bersorak. Sepertinya dia juga bobotoh. 
 
 

Ikuti tulisan menarik Agus Supriyatna lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu