x

Ahok Wajibkan Anak Buahnya Cantumkan Asal Harta

Iklan

Agus Supriyatna

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Ah, Pak Ahok Tak Paham Pentingnya Politik Selfie

Pak Ahok akan meminta bantuan TNI, bila memang truk sampah dari Jakarta ditolak masuk Bantar Gebang.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Undang-Undang Nomor 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI), sudah mengatur rinci apa itu tugas serdadu di negeri ini. Menurut beleid itu, tugas pokok  militer di republik ini, adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah dan  melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan. Jadi ada tiga tugas pokok bapak-bapak dan ibu-ibu TNI. 
 
Nah, masih menurut UU itu, tugas pokok itu dirinci lagi menjadi dua bagian. Pertama tugas dalam bentuk  Operasi Militer untuk Perang (OMP). Dan kedua dalam bentuk Operasi Militer Selain Perang atau OMSP.
 
Di dalam OMSP, ada 14 butir tugas para tentara. Baiknya saya sebut satu persatu. Pertama, mengatasi gerakan separatis bersenjata. Kedua, mengatasi pemberontakan bersenjata. Ketiga, mengatasi aksi terorisme. Keempat, mengamankan wilayah perbatasan. Kelima, mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis. Keenam, melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri. Ketujuh, mengamankan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya. Kedelapan, memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta. Kesembilan, membantu tugas pemerintahan di daerah. Kesepuluh, membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka tugas keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur dalam Undang-Undang. Kesebelas, membantu mengamankan tamu negara setingkat kepala negara dan perwakilan pemerintah asing yang sedang berada di Indonesia. Kedua belas,  membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan. Ketiga belas, membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue). Keempat belas, membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan penerbangan terhadap pembajakan, perompakan, dan penyelundup. 
 
Tapi pekan kemarin saya dapat pengetahuan baru dari Pak Ahok, Gubernur DKI Jakarta, bahwa TNI juga punya tugas mengawal truk sampah. Ya, setidaknya itu yang bisa saya simpulkan setelah membaca pernyataan yang dilontarkan Pak Ahok. Pak Ahok, akan meminta bantuan TNI, bila memang truk sampah dari Jakarta ditolak masuk Bantar Gebang.  Pernyataan Pak Ahok itu, sebagai respon sikap DPRD Kota Bekasi yang ngotot mau manggil Pak Ahok dalam persoalan pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi. 
 
Terima kasih Pak Ahok, setidaknya saya dapat pengetahuan baru, bahwa TNI pun punya tugas mengawal truk sampah. Mungkin, Pak Ahok menyatakan itu karena hapal dasar hukumnya. Karena dalam UU TNI, khususnya yang mengatur tentang tugas Operasi Militer Selain Perang atau OMSP, ada salah satu butir tugas TNI yang menyatakan, tentara dapat membantu tugas pemerintahan di daerah. Mungkin atas dasar itu, Pak Ahok akhirnya memutuskan, kalau truk sampah dari Jakarta di tolak pemerintah Kota Bekasi, apa boleh buat tentara yang mengawal. Karena itu bagian dari peran TNI dalam membantu tugas pemerintahan daerah. 
 
Cuma yang terpetik di pikiran saya, kenapa harus tentara? Kenapa tak polisi atau Satpol PP saja? Atau kenapa harus tergesa mengeluarkan pernyataan dengan 'nada' mengancam? 
 
Mohon maaf Pak Ahok, saya lancang ikut nimbrung 'perseteruan' bapak dengan DPRD Kota Bekasi. Cuma saya membayangkan, betapa gagahnya truk-truk sampah itu dikawal tentara bersenjata lengkap. Apalagi bila dikawal pakai panser. Mungkin publik yang menyaksikan akan menyangka, bahwa truk itu bukan bawa sampah, tapi semacam bahan yang berbahaya bagi keamanan negara, atau bahan sensitif yang terkait dengan pertahanan negara, misal bawa bangkai rudal dan lain-lain. 
 
Saya juga tak bisa bayangkan, bagaimana kalau pihak DPRD Kota Bekasi juga menempuh strategi serupa, misalnya juga meminta bantuan tentara di Bekasi untuk menjaga tempat pembuangan sampah. Tentu itu bayangan yang semoga tak terjadi. Dan memang tak perlu terjadi. 
 
Saya kira, masalah ini hanyalah soal ego. Saya tak tahu, kenapa DPRD Kota Bekasi ngotot panggil bapak, hanya untuk dapat penjelasan soal kerjasama antara Kota Bekasi dengan Jakarta soal sampah. Apa harus bapak yang memang sibuk? Kenapa tak cukup pejabat teknis saja?  Toh mereka mungkin lebih mengerti detil soal itu. 
 
Dan, kenapa harus via sidang DPRD? Kenapa tak ditempuh saja cara informal atau setengah formal, misal mengundang bapak makan siang atau makan malam. Saya yakin, bapak akan tertarik, apalagi bila yang dihidangkan ada mie Bangka atau menu sea food. 
 
Saya kira dalam hal ini DPRD Bekasi tak sensitif. Juga tak cerdas. Mereka pura-pura tak tahu, bahwa bapak ini mudah sekali tersulut. Harusnya ada pendekatan yang manis kepada bapak, tak langsung 'gebuk' mau manggil, bahkan dengan embel-embel akan dipanggil paksa, dalam sidang parlemen pula. Ini kan tak cerdas. Bikin orang marah. Ya, pasti bapak akan marah. Dan, sudah dipastikan bapak akan meladeni. Hobi bapak yang 'demen berantem' pasti tersulut ditantangin seperti itu. Elu jual, gue beli. Ya seperti itulah sikap bapak menyikapi 'tantangan' DPRD Bekasi.
 
Tapi saran saya, mbok  bapak juga jangan cepat bereaksi keras. Apalagi dengan nada marah, atau setengah marah. Apa tak sebaiknya, langkah DPRD Bekasi di sikapi dengan tenang dan dingin. Misalnya, tawari mereka untuk datang ke Balai Kota, sembari di embel-embeli, pertemuan akan di awali dengan acara makan siang. Bila perlu sebutkan menu lengkap yang akan dihidangkan. Saya yakin pak, itu mujarab. Dan saya yakin, ujungnya akan manis, misalnya bapak akan ramai-ramai diajak selfie bersama. Siapa sih yang tak mau foto selfie dengan orang yang sedang jadi 'media darling'. Ini kan bisa jadi kebanggaan sendiri bagi para anggota dewan dari daerah tetangga. 
 
Nah, dalam kontek ini, bapak tak mengerti psikologi para legislator dari Bekasi. Coba saja pak. Palingan setelah itu, foto selfie dengan bapak akan banyak bertebaran di akun fesbuk dan instagram mereka. Ya, seperti Pak Jokowi, kalau ada masalah kan selalu didekati dengan politik makan bersama. Lihat saja, kala Istana mau dikepung demo besar-besaran oleh para mahasiswa, Pak Jokowi kalem saja, tak bereaksi keras, apalagi balik mengancam. Bahkan Pak Jokowi dengan baik hati, mengundang perwakilan mahasiswa makan bersama di Istana. Ujungnya apa? Ya itu, berselfie ria dengan Presiden. Nah, saran saya contohlah Pak Jokowi. Selain bisa buat Pak Jokowi senang karena gayanya ditiru, juga publik seperti saya tak mendapat gaduh. Tapi sudahlah, gaduh kadung terjadi. Bapak sudah memilih membeli jualan DPRD Bekasi. 
 
Makin gaduh, karena Forum Komunikasi Putra Putri TNI/Polri (FKPPI) dan Pemuda Panca Marga atau PPM ikut nimbrung. Mereka tak terima kalau TNI diminta kawal truk sampah. Alasan mereka tugas TNI mengawal keutuhan NKRI. Bukan kawal truk sampah. Mereka pun mengancam, akan adukan bapak ke penegak hukum, bila dalam 2x24 jam tak meminta maaf.
 
Seperti biasa, bapak meladeni. Bapak merasa, tak melecehkan TNI. Toh, selama ini TNI bantu bersihkan sungai, tak ada yang menilai itu pelecehan terhadap tentara. Bapak juga, membandingkan dengan kerja tentara yang ikut mengusir asap. Dalam keadaan darurat, kata bapak, TNI sah saja turun tangan. 
 
Pada akhirnya, saya dan yang lain, kembali disodorkan adegan gaduh adu omong antar elit. Bahkan tak hanya adu omong, tapi juga adu ancam. Pak Ahok, juga bapak-bapak di DPRD, negeri ini tengah susah. Asap masih mengepung dan menyekap jutaan warga di negeri ini. Bahkan asap sudah mulai mengetuk pintu Pulau Jawa. Biarkan tentara fokus bertugas mengusir asap. Tak usah ditambahi repot, ikut juga mengawal sampah. Apalagi ini 'sampah ego elit'.  Kesimpulan terakhirnya,  saya kira ini terjadi karena Pak Ahok tak paham pentingnya politik 'selfie'. 
 
 

Ikuti tulisan menarik Agus Supriyatna lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu