x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Menghalau Groupthink, Menghargai Individu

Kreativitas, keunikan, dan pikiran individu terancam hilang manakala tim cenderung ke arah groupthink.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

“When we all think alike, no one thinks very much.”
--Albert Einstein

 

Sebagai team leader yang bersikap terbuka, Anda niscaya menginginkan kontribusi terbaik dari anggota, bukan kepatuhan yang menyesatkan. Anda percaya bahwa setiap orang punya pengetahuan, keterampilan, maupun pengalaman yang bisa jadi unik. Jelas, ini sebuah modal yang sangat baik untuk memulai kerja tim.

Bila setiap anggota mau menyumbangkan sebagian ‘kekayaannya’ itu untuk mencapai tujuan tim, hasil terbaik sangat berpeluang untuk diraih. Kemampuan untuk memadukan ketiga unsur yang dimiliki masing-masing anggota ke dalam tindakan tim agar mampu memecahkan tantangan merupakan kunci bagi kreativitas tim.

Tapi ada satu soal yang dapat mengganjal terwujudnya skenario itu, yakni kecenderungan tim ke arah groupthink. Bila satu orang, katakanlah yang disegani, lebih dulu mengeluarkan ide-idenya, boleh jadi anggota tim lainnya akan segan untuk berbeda pendapat. Ada kecenderungan, anggota lainnya mengeluarkan pandangan yang serupa.

Dominasi sebagian orang, secara sadar ataupun tidak, terhadap pencarian solusi terhadap tantangan tim sangat mungkin terjadi. Keragaman gagasan menjadi berkurang, sehingga tujuan untuk memperoleh solusi inovatif terhadap suatu tantangan bisa jadi tidak membuahkan hasil.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lantaran kuatnya groupthink, kreativitas, keunikan, dan kemandirian pikiran individual dapat terhalangi karena tim memburu kohesivitas kelompok. Padahal, keragaman ‘kekayaan’ individu anggota merupakan sumber yang sangat bernilai untuk menghadapi tantangan tim.

Lantas bagaimana? Apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi tantangan ini? Dari pengalaman, proses pencarian solusi sebaiknya tidak dilakukan langsung dalam pertemuan kelompok, melainkan melewati dua tahap, yaitu divergen dan konvergen. Sebelum pertemuan kelompok, masing-masing anggota tim diminta memikirkan lebih dulu solusi alternatif.

Dari banyak kepala diharapkan muncul banyak alternatif. Bahkan, setiap orang bisa saja mempunyai sejumlah solusi. Ini tidak masalah, sebab masih dalam tahap divergen—mencari berbagai alternatif, belum memutuskan solusi alternatif mana yang dipilih tim.

Pada tahap divergen, masing-masing anggota bekerja sendiri-sendiri. Bila bekerja langsung dalam kelompok, ada kemungkinan gagasan seseorang akan memengaruhi orang lain sehingga setiap orang cenderung melihat persoalan dan menawarkan solusi  serupa. Dengan demikian, tingkat divergensinya menjadi lebih rendah dibanding jika masing-masing orang bekerja sendiri-sendiri terlebih dulu.

Setelah berbagai alternatif solusi terkumpul, dilakukan evaluasi dan penyaringan bersama hingga diperoleh sejumlah pilihan solusi yang lebih terbatas. Dari diskusi kelompok akan terjadi pengerucutan: “Alternatif ini tidak, alternatif itu dipertimbangkan.” Jumlah solusi alternatif menjadi lebih sedikit.

 Dari pengerucutan atau konvergensi ini dapat dihasilkan solusi yang disepakati bersama. Tak harus satu solusi, mungkin ada dua atau tiga alternatif yang kemudian dapat diuji lagi dengan mengeksplorasinya lebih dalam. Dengan cara ini, tahap konvergensi akan berlangsung lebih sehat serta tidak ada dominasi atau pengaruh kuat dari individu atau kelompok tertentu dalam tim.

Masing-masing anggota tim juga merasa lebih terlibat dalam menemukan solusi. Mereka diharapkan juga dapat lebih berkomitmen dan bertanggungjawab terhadap keputusan yang diambil tim. Sejauh pengalaman selama ini, proses dua tahap ini berjalan lebih baik ketimbang berdiskusi langsung dalam tim dengan masing-masing orang berangkat ke pertemuan dengan kepala kosong. Proses ini juga lebih menghargai kontribusi individu dan mempererat kerjasama tim. ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler