x

Iklan

Ipul Gassing

Pemilik blog daenggassing.com yang senang menulis apa saja. Penikmat pantai yang hobi memotret dan rajin menggambar
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Sawai yang Kawai

Namanya mungkin belum seterkenal Ora, tapi Sawai ternyata juga tak kalah cantiknya

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sore hampir mendekati ujung ketika akhirnya mobil yang kami tumpangi berhenti tidak jauh dari sebuah penginapan yang didominasi kayu di tepi laut. Oanain Munina, nama penginapan itu. Semua bangunannya terbuat dari kayu, menjorok ke lautan lepas menghadap ke utara. Pemandangan laut lepas dengan warna biru sejauh mata memandang membuat perjalanan yang kami mulai dari jam 11 pagi itu seperti terbayar lunas saat itu juga.

Sawai nama tempat itu, terletak di salah satu sisi utara pulau Seram, Maluku. Kami tergerak ke sana atas saran seorang kawan dari Ambon. “Sawai lebih pas untuk orang yang mau menulis.” Katanya. Awalnya kami terpikir untuk berlibur ke Ora saja, tapi ternyata biaya ke Ora lumayan tinggi buat kami. Jadilah Sawai jatuh sebagai pilihan utama.

Sawai memang belum seterkenal pantai Ora yang sudah lebih dulu mencuri perhatian banyak pecinta traveling di Indonesia. Sudah banyak sekali foto pantai Ora berseliweran di media sosial. Laut yang jernih dengan koral yang sehat serta rumah panggung menjorok ke laut, sebuah pemandangan luar biasa yang benar-benar menggoda. Tapi Sawai, siapa yang pernah mendengar namanya? Namanya tak sebesar gaung nama Ora.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lalu kenapa kami tetap mau ke Sawai? Pertama tentu saja karena kami percaya pada rekomendasi teman yang memang sudah sangat mengenal Maluku. Dari dia kami tahu sedikit tentang Sawai, termasuk siap dengan resiko capek di jalan. Sawai memang jauh, dari kota Ambon perjalanan dimulai dari bandara ke penyeberangan di Tulehu. Dari Tulehu kami akan menumpang kapal cepat menuju Amahai di pulau Seram. Dari Amahai masih harus bergeser ke kota Masohi, mencari mobil penumpang umum yang akan membawa kami ke Sawai. Sungguh bukan perjalanan yang ringan.

Tapi kami percaya 100% pada rekomendasi sang kawan, plus alasan kedua karena kami memang  belum mampu menjangkau Ora yang sudah mulai mahal untuk ukuran kami. Lagipula Sawai dan Ora hanya terpisah perjalanan laut dengan kapal mesin tak lebih dari 20 menit. “Dari Sawai kita bisa jalan-jalan ke Ora.” Pikir kami.

Dan ke Sawailah kami menuju.

Meski perjalanan lumayan menguras tenaga, tapi bayaran yang kami terima sungguh sepadan. Oanain Munina yang kami tempati selama dua malam di Sawai benar-benar menyuguhkan pemandangan yang luar biasa. Pagi hari ketika membuka pintu kamar, kami sudah langsung disuguhkan pemandangan lautan yang biru, cerah dan nyaris tembus pandang. Ikan-ikan kecil dan sedang berenang kesana-kemari, mencari makan di antara karang dan tiang rumah. Semua bisa kami saksikan dengan mata kepala sendiri.

Ketika sore menjelang, adegan matahari yang pulang dan bersembunyi di balik bukit membawa romansa tersendiri. Belum lagi angin laut yang sepoi-sepoi dan seperti mengelus wajah, membuat mata kadang terasa berat. Di malam hari, alam yang hanya diterangi kerlap-kerlip bintang di langit sungguh menyempurnakan hari. Suara kecipak air yang menjilati daratan menjadi alunan yang menyejukkan telinga. Sungguh kami merasa tidak salah memilih Sawai sebagai tempat berlibur.

Penginapan Oanain Munina memberikan harga yang masih bisa kami jangkau. Untuk satu kepala kami dibebani biaya Rp. 300.000,-./hari. Itu sudah termasuk biaya makan tiga kali sehari serta kopi atau teh sepuasnya. Makanan yang mereka sajikan pun sangat menggugah selera, semua berasal dari laut, masih segar dan tentu saja lezat.

Sawai memang masih kalah pamor dari Ora, tapi Sawai tidak kalah dalam menyajikan keindahan alam. Menikmati Sawai seperti menikmati serpihan surga yang dijatuhkan Tuhan di pulau Seram. Sungguh pengalaman yang berkesan. Kalau saja saya orang Jepang, saya pasti akan bilang kalau Sawai itu kawai, cantik! 

Ikuti tulisan menarik Ipul Gassing lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB