Engkau menentang waktu
Melawan Badai
Menahan arus
Menjadi samudra
Hanya sebagai bukti Bapak.
"Melihat sosok Imam Mudhor, wanita menjadi biasa dibuatnya. Ia berkata".
aku kursus potong rambut bukan untuk buka salon
karna anak ku selalu menangis ketika potong rambut disalon
aku kursus buat roti bukan untuk buka toko kue
karna anak ku suka makan kue
Bergadang melawan malam hanya untuk membuat gambar
Saat pagi anak ku sudah siap untuk mewarna
Jika Ibu sudah terbiasa dengan semua itu
Bapak akan menjadi idola
Tulang punggung terkadang menjadi peran tulang rusuk.
"Kalimat itu terasa logis, buat apa kita malu, jika kesenangannya untuk anak, kehadirannya yang selalu membuat orangtua jungkir balik supaya mengerti setiap keinginannya, membuat orangtua pintar dan selalu ingin belajar. Tanpa kita sadari, anak menjadi "guru" kecil tanpa sayap, ujian terbesar dalam hidup ada di pelukan kita, jika kita tidak banyak belajar mungkinkah kita melepas pelukan itu?. Gugahlah hati kita, jangan remehkan tangisan bibir mungil dan jangan abaikan senyum merah merah jambu".
Seperti membidik anak panah
Sasarannya harus tepat.
Malang, 12 Februari 2016
#Tempo45
Ikuti tulisan menarik istifari hasan lainnya di sini.