x

BI Targetkan Pangsa Pasar Bank Syariah 8 Persen

Iklan

Dhea Mazaya

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Apa Kabar Ekonomi Islam?

Wawancara dengan Alpin Adha Ajhari, President Islamic Study Of Economic Group FEB UNPAD

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Krisis ekonomi yang terjadi secara global sangat besar sekali pengaruhnya terhadap negara-negara di dunia termasuk di Indonesia. Krisis ekonomi telah banyak menimbulkan kerugian yang dampaknya tidak hanya mengganggu stabilitas ekonomi, namun juga berdampak pada kehidupan sosial politik di Indonesia. Tidak hanya jumlah pengangguran yang bertambah, tingkat kejahatan yang meningkat juga merupakan salah satu dampak yang disebabkan karena krisis ekonomi. Dengan konsep dasar merujuk kepada Ayat-ayat dan Hadits-hadits yang menolak banyak kegiatan transaksi dan kontrak yang ada dalam ekonomi konvensional. Kini, perkembangan keuangan Islam semakin pesat di berbagai belahan dunia. Namun, mengapa perkembangannya di Indonesia semakin menurun?  Inilah tanggapan Alpin Adha Ajhari selaku President Islamic Study Of Economic Group (ISEG) FEB UNPAD.

Krisis ekonomi yang sedang terjadi adalah dampak dari comprehensive failure of extreme capitalism. Ya, pendapat  tersebut memang benar adanya. Hal ini terjadi karena ekonomi kapitalis berusaha mengeksploitasi dan menguasai sumberdaya yang ada di berbagai sektor,  tetapi  hasilnya malah berimbas buruk. Sebagai contoh, dalam kasus investasi perumahan. masih banyak kalangan yang beranggapan jika kita berinvestasi di bidang property, maka harga produk investasi akan terus naik. Dan di Indonesia sendiri bisnis  di bidang perumahan harganya memang selalu naik. Padahal, ketika investasi terlalu banyak terfokus di satu sektor saja, akibatnya harga  justru menurun di pasaran. Karena banyaknya sektor lain yang terabaikan, hal ini serupa dengan kasus jual beli saham di Amerika pada tahun 2008 dan kasus Bank century di Indonesia. sehingga terjadilah krisis ekonomi seperti saat ini, karena usahanya sendiri tidak di backup dengan usaha rill sektor.

Perlu adanya perubahan system dalam ekonomi, hal tersebut bisa merujuk pada sistem ekonomi islam. Mengapa? Yang pertama, kita harus memahami bahwa sistem ekonomi islam ini tidak  hanya diperuntukan untuk umat islam saja. Sistem ekonomi sendiri terbagi menjadi tiga, yaitu kapitalisme, sosial dan campuran. Sedangkan ekonomi islam  jelas berbeda dibanding system ekonomi tersebut. Sistem  ekonomi Islam sangat menghargai adanya usaha seseorang sesuai apa yang mereka kerjakan, sehingga pendapatannya akan disebar dan tidak bertumpu di satu orang. Yaitu, dengan menyalurkan pendapatan berlebih tersebut kepada orang yang membutuhkan dan meningkatkan taraf hidup golongan tersebut. Selain itu, sistem ekonomi islam bergerak base on rill sector yang benar-benar membangun perekonomian, baik dari segi industri makanan, fashion, dan berbagai sektor lainnya. berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis yang lebih banyak melirik sektor keuangan. Menurut beberapa ahli, ekonomi kapitalis berlebih dapat menghancurkan perekonomian nasional  kedepannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kekuatan sistem ekonomi islam dalam menata perekonomian jelas terdapat dalam rill sektornya, sedangkan dalam ekonomi kapitalis lebih memilih sektor yang perkembangannya sedang cepat saja. Meskipun  dalam sistem ekonomi islam perkembangannya sangat lambat, namun karena base on rill sector prospek lapangan pekerjaan untuk kedepannya akan lebih menjanjikan. Berbeda dengan permainan saham dalam ekonomi kapitalis yang bisa meraup keuntungan puluhan kali lipat. Namun itulah perbedaannya, aset  perkembangan bisnis yang dibangun akan lebih optimal, dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan lebih luas. Selain itu, dalam sistem ekonomi islam nilai-nilai keislaman tetap dijaga. Tidak sekedar mengikuti hawa nafsu untuk menjadi konsumtif, it’s not all about money tetapi lebih untuk merubah perilaku seseorang.

Sistem ekonomi ini juga sangatlah berperan dalam meningkatkan potensi Indonesia menuju Negara maju. Contohnya, Indonesia selalu menjadi peserta haji terbanyak di dunia, dan dana yang di kelola sangat banyak. Potensi di bidang haji ini dapat dikelola lebih baik lagi di Indonesia, menggunakan sistem ekonomi islam. Selain sektor haji yang menembus angka triliun, sektor pariwisata dan kuliner juga memiliki potensi besar. pemerintah sendiri sudah berusaha dalam mengembangkan sistem ekonomi islam ini. namun, sebenarnya masih ada beberapa hambatan disini. Yaitu, market share dalam ekonomi islam di Indonesia masih tertahan di angka 5%. Memang pertumbuhannya terlihat cepat di awal, namun setiap tahun memang semakin menurun. Pemerintah sendiri akhir-akhir ini sudah mengeluarkan kebijakan sukuk untuk mendorong investor ekonomi konvensional, agar beralih menginvestasikan uangnya pada barang yang di backup dalam rill sektor. Sehingga investasi merujuk pada bidang infrastruktur.

Melirik sedikit ke dunia perbankan, banyak masyarakat awam yang beranggapan jika masih banyak persamaan dalam sistem ekonomi yang diterapkan dalam bank syariah dan konvensional di Indonesia, karena tujuannya sama yaitu untuk mencari keuntungan. Padahal, kedua sistem ekonomi ini jelas berbeda. Perbedaannya terletak pada akad yang dijalankan. dalam bank konvensional tidak ada seleksi khusus untuk bisnis yang akan dijalankan, selama bunga yang harus di bayar dapat terpenuhi. Sedangkan dalam bank syariah, ada pertimbangan dari segi bisnis apa yang akan dijalankan. apabila mengandung unsur haram, sudah pasti akan ditolak. Selain itu bank syariah menggunakan akad bagi hasil, dimana peluang untung dan rugi akan ditanggung oleh bank tersebut. Produk dalam bank syariah sendiri memang belum sebanyak bank konvensional. berdasarkan undang-undang No. 10 Tahun 1998, ada yang namanya wadiah dan mudahrabah yang pembagiannya sudah disepakati antara nasabah dan bank yang bersangkutan. Hal ini tentunya  tidak terjadi dalam bank konvensional.

Perbankan syariah tentunya memiliki peranan sangat penting dalam mengembangkan segmen micro, saya melihat mereka sudah memiliki unit khusus untuk membantu dalam segmen micro dalam hal finansial. Ini sudah banyak diterapkan dalam mall mall di Kota Bandung, namun ada lembaga yang lebih fokus untuk membantu segmen micro ini yaitu Baitul Maal wat Tamwil (BMT). Lembaga ini memang berkecimpung khusus mengembangkan segmen micro, dengan melihat background usaha yang dirintis. namun tetap menggunakan asas syariah.

Berbicara sedikit mengenai akad yang dilakukan bank syariah, apakah murni dilakukan dengan akad islam? Kalau melihat dari pendapat, sebenarnya ada beberapa pendapat akan hal ini. Ada yang mengatakan memang belum murni syariah. mengapa demikian, Karena lembaga keuangan semuanya masih memiliki berbagai syarat yang bergantung pada bank Indonesia, setiap bank harus diawasi oleh bank Indonesia. Berbeda dengan BMT yang berdiri secrara independent. Namun memang banyak issue yang mengatakan bahwa BMT ini juga akan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bila hal ini terjadi, kemungkinan besar BMT juga akan mengalami hambatan layaknya bank syariah. Terlepas dari semua itu, bank syariah ini sudah memiliki badan pengelolaan sendiri. Sehingga pengelolaannya tidak akan tercampur dengan dana konvensional. Di Indonesia sendiri memang masih di usahakan agar dapat murni menggunakan akad islam.

Sistem ekonomi islam masih sulit diterapkan di Indonesia meskipun kesusksesannya telah dibuktikan, mengambil contoh dari negeri jiran Malaysia. Dasar kebijakan top and down dalam pemerintahan, sudah ada kesepakatan yang baik untuk memajukan ekonomi islam. Nah, di Indonesia ini political will dari pemerintah masih kurang, dan ditakutkan jika ada perubahan mendadak dapat berpengaruh terhadap perjanjian antar Negara yang sedang berlangsung.  Meski begitu, pemerintah bertanggung jawab untuk mengedukasi masyarakat  agar lebih aware dengan system ekonomi islam ini. Akan tetapi, sudah banyak forum dan organisasi untuk mengedukasi masyarakat. diantaranya MESS untuk generalnya dan di tingkat pendidikan ada FOSSEI.  Namun, kini masyarakat  juga sudah banyak belajar langsung dari lembaga keuangannya. 

Memang dalam menjalankan sistem ekonomi ini masih ada keterbatasan dalam SDM. karena, selain harus mengerti sistem perekonomian syariah mereka juga harus paham perekonomian konvensional. Dalam menjalankan sistem ekonomi ini sangat dibutuhkan SDM yang sangat mumpuni, dan benar-benar paham. Sehingga dalam pelaksanaannya dapat optimal. Memang sudah ada training khusus di lapangan untuk meningkatkan SDM. Sebenarnya ekonomi islam dapat berjalan di Indonesia, selama masyarakat sudah benar-benar paham akan sistem ekonomi ini.  Lagipula, sistem ekonomi ini memang pernah berjalan dan berhasil dalam menuntaskan kemiskinan dan menjalankan pembangunan. Selain itu 85% masyarakat Indonesia dominan beragama islam, dan potensi ekonomi di Indonesia sendiri sangat luas dalam berbagai sektor. Mengapa tidak coba untuk dikembangkan lagi, Agar pertumbuhan perekonomian dapat lebih seimbang antara golongan atas dan golongan bawah.

 

 

Ikuti tulisan menarik Dhea Mazaya lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB