x

Iklan

Ni Made Purnama Sari

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Lumut Mengikis Batuan

Terlihat batu dan karang menyatu dengan bentang laut. Di sana sini ditumbuhi tanaman yang bertahan hidup.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sebelum memulai perjalanan menyisir salah satu titik di semenanjung Australia Barat, Saul Cresswel dari Cape-to-Cape Explorer Tour menjelaskan rute yang akan dijelajahi. “Tidak sulit,” katanya. “Kita tidak akan menempuh keseluruhan jalur yang sepanjang 250 kilometer itu. Kita hanya akan berjalan sebentar, kira-kira hanya sepersepuluhnya saja.”

Kami sedang berkumpul di Pantai Smith, bagian dari daerah Yallingup, Margaret River. Rute tracking yang akan kami lintasi persis menyusuri garis pantai yang berbatas Samudera Hindia. Terlihat batu dan karang menyatu dengan bentang laut. Di sana sini ditumbuhi tanaman yang bertahan hidup.

Saul menyatakan bahwa kami sedang berada di tempat terbaik se-Australia Barat, terutama dalam hal kekayaan hayati. Wilayah ini menyimpan jutaan botani yang tidak terkira-kira ragamnya. “Ribuan jenis tumbuhan akan Anda saksikan. Banyak di antaranya merupakan endemik Australia Barat, dan yang menakjubkan, mereka berupaya tumbuh justru di atas batu-batu karang seperti ini, yang secara kasat mata seolah tidak memungkinkan untuk hidup,” jelas Saul sambil menunjuk bongkahan bebatuan merah cokelat di dekat kami.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apakah ada ular atau binatang berbahaya? Dengan menutupi kecemasan, sekaligus memastikan rasa aman, saya bertanya.

“Tidak untuk musim ini,” ujar Saul. “Biasanya ular lebih berbisa di musim semi, sebab mereka tidur sepanjang musim dingin, dan hanya akan keluar mencari makan setelah musim sulit itu benar-benar berakhir. Inilah saatnya ketika bisa ular masih begitu pekat dan berbahaya. Di musim gugur seperti sekarang, mereka masih berkeliaran namun tidak terlalu mematikan. Dan, tenang, saya membawa P3K dan telepon genggam untuk menelepon ambulan bila Anda terpatuk ular,” jawabnya sedikit bercanda.

“Baik, ayo kita berangkat!” ajak pria itu seraya berjalan mendahului kami.

Apa yang diungkapkan Saul benar adanya. Tanaman di kawasan ini beradaptasi secara cermat. Saya mendapati hamparan semak yang hijau pada pucuknya, namun seakan mengering mati di bagian batang hingga akar. Ujar Saul, kondisi yang tandus membuat tanaman berlomba menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Ada yang tumbuh mengelompok untuk meraih sebanyak-banyaknya cahaya matahari. Ada yang menumbuhkan duri pada ranting demi mencegah gangguan binatang atau tumbuhkan liar lain. Ada juga yang menjalar di bebatuan, bagaikan menyesap sedalam-dalamnya saripati tanah yang langka keberadaannya. Di sana sini saya mendapati lumut kerak, botani pionir yang sanggup mengikis batu menjadi tanah yang bisa ditumbuhi.

Sesekali saya jumpai liang di permukaan tanah, mungkin sarang sejenis kumpulan semut. Untuk menepis kekhawatiran, saya tidak membayangkan betapa liang-liang itu dihuni ular-ular berbisa.

Jalur ini acap dilalui oleh wisatawan. Lintasannya terbilang mudah karena secara berkala dibersihkan oleh para relawan dengan begitu teliti dan hati-hati.

“Teman-teman biasanya suka menyisir rute-rute, dan selalu mendapati bebatuan atau tanaman liar yang tumbuh menutupi jalan. Sedapat mungkin itu kami bersihkan,” ujar Saul sambil menambahkan bahwa kadangkala ada saja turis yang meminta bantuan pemanduan dari Cape to Cape Explorer Tour.

“Biasanya pasti turis Asia. Singapura atau Tiongkok. Kalau orang Barat, lazimnya mereka jalan sendiri hanya berpedomankan peta. Setiap 100 atau 200 meter, dapat dijumpai tanda organisasi kami seperti ini, yang sekaligus juga menunjukan arah mana yang haru ditempuh bila kebetulan kita berada di persimpangan,” tambahnya.

 

Cepat, cepat, batin saya seraya berjalan gegas di antara ranting-ranting pohon. Matahari telah tenggelam. Kami sudah kemalaman.

Di depan sana, Saul melangkah begitu lekas sambil memastikan tidak ada satu pun yang tertinggal. Keasyikan di Aquarium, sebuah tempat di antara batuan karang terjal, dengan genangan air di tengahnya, sedemikian memesona kami sehingga sampai lupa waktu. Bentangan karang di tengah laut sana membendung ombak kuat yang berdebur di bagian lain pantai, sehingga membuat aquarium, julukan lokasi tersebut, begitu bening tenang seperti kolam, membujuk teman-teman untuk berenang dan berfoto tak jemu.

Senter dari telepon genggam dinyalakan. Nyalanya tentu tidak cukup menerangi, namun setidaknya cukup untuk membuat kami berhati-hati tidak tersandung batu atau akar pohonan. Dan syukurlah, Saul tampaknya sudah mempertimbangkan rute kepulangan ini yang tidak sebegitu terjal saat mula pertama kami menjelajah.

Pelan-pelan, saya bisa menyesuaikan pandang di tengah kegelapan ini. Sesekali menatap langit, saya jadi terpana sendiri, betapa indahnya bintang-bintang nun di situ, bagai menerangi arah langkah kami. Apakah saya berlebihan, namun apa yang disaksikan itu, di bawah keluasan angkasa, di tengah rapat timbunnya semak dan dedaunan, di atas muka tanah yang tandus namun menyisakan peluang hidup bagi sekumpulan tanaman maupun hayati lainnya, saya yang sendiri ini—yang melangkah di kesunyian ini—merasa begitu teberkati. Dalam kegelapan, saya membayangkan betapa sesungguhnya segenap mahluk di tempat ini, Leeuwin-Naturaliste Park, sedang bernapas hidup—sebagaimana dua kanguru liar yang kami jumpai di awal perjalanan, lumut kerak yang mengikis batuan, atau…ular-ular yang berdiam di celah tanah, yang bersiap menghadapi musim dingin, untuk keluar lagi di musim semi dan mencari makanan selepas musim yang sulit….

Membayangkan itu, kecemasan yang semula redup, perlahan ikut-ikutan tumbuh dalam batin. Cepat, cepatlah sampai di tujuan!

 

(Kunjungan ke Australia Barat ini sebagai bagian dari program TravelMate National Geographic Traveler (NGT) Indonesia bekerjasama dengan Western Tourism Australia. Foto dokumentasi pribadi.)

Ikuti tulisan menarik Ni Made Purnama Sari lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler