x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

The Chemical Wedding, Fiksi-sains Pertama?

The Chemical Wedding diklaim sebagai fiksi-sains pertama di era modern dan akan diterbitkan kembali empat abad setelah terbit pertama kali.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Cukup lama para penggemar science fiction berbeda pendapat tentang karya pertama genre ini di zaman modern. Sebagian menyebut Frankenstein, karya Mary W. Shelley, yang terbit pada tahun 1818 sebagai karya pertama. Banyak pula yang mengajukan karya Johannes Kepler, Somnium, sebagai fiksi ilmiah pertama. Karya yang ditulis Kepler pada 1608 dan baru terbit pada 1634 ini menggambarkan perjalanan menuju bulan dan pergerakan bumi dilihat dari planet itu.

Tapi, John Crowley—penulis yang dikenal lewat Little, Big—menganggap Somnium lebih sebagai eksperimen-pikiran ketimbang sebuah cerita. Crowley memilih Chymische Hochzeit Christiani Rosencreutz anno 1459 sebagai fiksi ilmiah paling awal di era modern. Karya yang ditulis Johann Valentin Andreae dalam bahasa Jerman dengan latar tahun 1400an ini terbit pada tahun 1616.

Crowley menerjemahkan karya ini ke dalam bahasa Inggris dan menjadwalkan penerbitannya pada November tahun ini dengan judul The Chemical Wedding dalam versi Crowley. Ia mengklaim, The Chemical Wedding punya keunikan tersendiri. Kisahnya berkaitan dengan sains terdepan pada zamannya dengan cara yang spekulatif, yang pada saat terbitnya, 1616, dianggap sebagai capaian terjauh yang mungkin diraih oleh sains, yang ketika itu diwakili oleh kimia dan astrologi (astrologi, dalam pengertian sekarang, kini tidak dianggap sebagai sains).

Andreae membuka kisahnya dengan adegan seorang perempuan bersayap mengundang Christian Rosencreutz—pendiri komunitas rahasia Rosicrucian—untuk menghadiri ‘Royal Wedding’. “Bila Tuhan memutuskan, Anda harus pergi ke gunung di mana tiga kuil berdiri megah. Dari sana Anda akan tahu kemana harus pergi. Bersikaplah bijaksana, berhati-hati, adil, atau Pernikahan itu tak akan bisa menyelamatkan Anda,” begitu bunyi surat yang memandu Christian melewati tujuh hari perjalanan untuk meyalani Mempelai Pria dan Mempelai Perempuan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Crowley pertama kali menjumpai karya Andreae itu dalam tulisan-tulisan Frances Yates, yang berpendapat bahwa itu alegori politik; Crowley tidak setuju dengan pandangan Yates. “Saya benar-benar tidak berpikir bahwa karya ini alegori. Menurut saya, ini merupakan ‘kisah ajaib yang mendebarkan’, yang mengambil kemungkinan paling ekstrem dari alkimia pada masa itu dan menggunakannya dalam sebuah cerita seakan-akan kejadian sebenarnya,” kata Crowley. “Fiksi ilmiah bekerja dengan cara yang sama, mengambil kemungkinan terjauh dari ilmu pengetahuan dan menuangkannya ke dalam cerita.”

Tentu saja, klaim Crowley tidak serta merta disetujui oleh banyak orang. Salah satu alasannya ialah bahwa ketika itu, pada tahun 1400an—yang menjadi latar kisah The Chemical Wedding, kimia belum lagi mencapai tataran sains. “Kimia bukan sains, itu sihir,” kata Adam Roberts, yang juga novelis fiksi-sains. “Terlalu jauh bila menyebut karya itu sebagai fiksi-sains.”

Cara terbaik untuk ikut menilai apakah karya Andreae ini termasuk genre fiksi-sains atau bukan adalah dengan membacanya sendiri. Jadi, kita tunggu saja hingga karya yang ditulis empat abad yang silam itu terbit November nanti. Setidaknya, Andreae akan membawa kita menyusuri waktu menuju gambaran masyarakat pada masanya maupun masa yang ia imajinasikan dalam The Chemical Wedding. Juga, seperti apa kimia dipraktikkan pada masa itu—sebagai sains atau sebagai sihir. ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB