x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Ada Al-Khwarizmi di Belakang Google

Dari abad ke-9, Al-Khwarizmi menyumbangkan karya penting dalam aljabar dan algoritma—yang menyokong perkembangan teknologi masa kini.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Mesin pencari Google bekerja dengan mengikuti langkah-langkah algoritma tertentu. Pada mesin ini terdapat sejumlah algoritma yang ditanamkan untuk mengolah data dari setiap halaman web. Di antaranya, memproses nama domain, link, onpage, muatan atau content, serta membuat peringkat popularitas. Maka, ketika kita mengetik kata kunci tertentu, mesin pencari Google akan bekerja cepat untuk menemukan website terkait dan kemudian menyajikannya berdasarkan peringkat popularitas.

Algoritma adalah cerminan cara dan langkah-langkah berpikir kita untuk memecahkan persoalan tertentu. Termasuk ketika seseorang hendak membuat program tertentu, ia mesti pertama-tama menyusun algoritmanya. Inilah panduan dan rujukan dalam membuat program. Para pemrogram berutang budi terhadap algoritma sebagai ilmu yang membantu mereka menemukan pemecahan atas suatu persoalan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mesin-mesin pencari di Internet juga sangat mengandalkan algoritma. Yang menarik, algoritma bukanlah penemuan modern, melainkan hasil perkembangan selama berabad-abad. Di era modern ada nama-nama seperti Larry Page dan Sergey Brin yang mengembangkan Google, ada matematikawan John Nash, ada Alan Turing yang hidupnya tragis, juga Ada Lovelace—perempuan yang ikut merintis komputer.

Namun, jauh sebelum nama-nama itu ada Al-Khwarizmi. Ya, jejak algoritma dapat dilacak hingga ke abad ke-9 Masehi kepada nama Muhammad bin Musa Al-Khwarizmi, yang dijuluki Bapak Aljabar dan dianggap bertanggungjawab dalam menciptakan algoritma dengan dampak yang panjang hingga kini. Buku-buku Al-Khwarizmi  diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan ia dipanggil oleh orang-orang Barat sebagai Algorithmi.

Lahir di masa pemerintahan Harun al-Rashid, yang mashur lewat dongeng Seribu Satu Malam, al-Khwarizmi menjadi sarjana penting yang direkrut oleh al-Mamun, anak al-Rashid, untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di Baghdad. Al-Mamun membangun perpustakaan besar, mendatangkan karya-karya penting dari Byzantium, membangun observatorium, dan mendorong para sarjana untuk menelurkan karya-karya penting.

Al-Khwarizmi mendapat tugas untuk memelajari dan menulis topik-topik aljabar, geometri, maupun astronomi. Risalahnya, Hisab al-jabr w’al-muqabala, sangat mashur dan dianggap terpenting di antara seluruh karya al-Khwarizmi. Dari karya inilah, kita mengenal istilah aljabar. Karya ini diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Fredrick Rosen dengan judul The Algebra of al-Khwarizmi dan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard dari Cremona dan Robert dari Chester pada abad ke-12.

Al-Khwarizmi juga menulis risalah tentang perhitungan dengan bilangan Hindu-Arab, dan karya yang dipublikasikan pada 825 ini dianggap paling berpengaruh dalam menyebarkan sistem bilangan Hindu-Arab di seluruh Timur Tengah dan Eropa. Karya ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin sebagai Algoritmi de numero Indoru—algoritma juga mengacu kepada namanya.

Peran penting al-Khwarzmi, karena itu, tak bisa diabaikan. Karya-karyanya menjadi buku rujukan di berbagai universitas Eropa hingga akhir abad ke-16, namun pengaruh pemikirannya masih berlanjut hingga era komputer dan internet. Mesin pencari Google adalah aplikasi praktis gagasan al-Khwarizmi tentang algoritma. **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler