x

Ilustrasi busana muslim/fashion hijab/jilbab. Shutterstock.com

Iklan

Redaksi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Cantik dari Hati - Rini Kustiani

Tolok ukur cantik dalam pengertian fisik bisa sangat variatif alias sesuai dengan selera yang menikmati dan mengamati.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Rini Kustiani, Pengasuh cantik.tempo.co

Klise. Mungkin itu yang terbersit pada benak Saudara saat membaca judul di atas. Buat saya, anggapan itu tidak keliru. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, definisi cantik adalah wajah perempuan yang molek dan indah dalam bentuk yang bagus sekali.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tolok ukur cantik dalam pengertian fisik bisa sangat variatif alias sesuai dengan selera yang menikmati dan mengamati. Ada yang menilai perempuan berwajah bulat itu cantik, ada yang menganggap sebaliknya. Pun, tak semua orang sepakat dengan acuan cantik, misalnya tinggi, ramping, berkulit putih, dan berambut lurus.

Adapun pengertian cantik dari hati sebagian orang menganggapnya klise berangkat dari satu pemahaman yang sama, yakni nilai-nilai yang baik. Banyak sekali bentuk konkret dari nilai yang baik ini, dan saya yakin Saudara akan sepakat. Di antaranya, jujur, santun, ramah, bertanggung jawab, dermawan, dan pandai menempatkan diri.

Sementara kecantikan fisik tentulah diketahui dan turut dinikmati orang lain, biarlah cantik dari hati ini hanya kita dan Tuhan yang tahu. Kalaupun ada orang yang menikmati kecantikan hati kita, anggaplah itu bonus. Tak perlu diingat-ingat, apalagi mengungkitnya. Tuhan maha mengetahui.

Soal menjaga kecantikan fisik, mungkin Saudara sudah lebih berpengalaman daripada saya. Begitu juga ihwal menjaga kecantikan hati, terus terang saya masih mempelajarinya. Tidak mudah, tapi bukan berarti tak mungkin. Seorang sahabat pernah menyarankan agar saya membaca istigfar (astaghfirullah al adziimi), yang artinya "aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung" sebanyak 1.000 kali sehari untuk menjaga hati. Ada pula yang yakin, dengan membaca surat Yasin sekali sehari, hati menjadi tenang.

Apa dan bagaimana pun cara Saudara menjaga kecantikan hati, semua boleh-boleh saja asalkan sesuai dengan ajaran ilahi. Tanpa bermaksud menggurui, syukur-syukur jika kecantikan dari hati saudara itu bisa menular kepada orang lain. Perbuatan yang mencerminkan kebaikan tentu lebih berkesan ketimbang kata-kata, bukan?

Kalau mau contoh konkret, banyak figur muslimah yang bisa menjadi panutan. Khadijah binti Khuwailid, yang taat kepada suami dan mendukung dakwah Rasulullah Muhammad SAW; Zainab binti Khuzaimah, istri Nabi Muhammad yang gemar berderma sehingga dijuluki "tempat kembalinya orang miskin" (ma`wal-masakin). Bagaimana dengan lingkungan di sekitar kita? Adakah orang yang dapat dijadikan panutan karena kecantikan hatinya? Tentu saja ada. Coba saudara perhatikan teman yang ramah, kerap berbagi rezeki, suka menolong, bertutur dengan baik, dan menghindari pergunjingan. Bahkan, sekadar senyum saja bisa menjadi wujud nyata dari cantiknya hati.

Sering kali kita mendengar orang berkata, "Cantik-cantik kok judes, pelit," atau ungkapan sejenis. Jawaban saya, hanya dia dan Tuhan yang tahu kenapa bisa seperti itu. Bagi kaum Hawa, tampil cantik menjadi keharusan sebagai bagian dari menghargai diri sendiri. Tapi akan lebih komplet jika cantik pula hatinya.

Ikuti tulisan menarik Redaksi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler