x

Iklan

jefri hidayat

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Harus Diakui Level Jonru Memang Jauh di Atas Para Haters

Kita bisa bayangkan reaksi Jonru setelah dia melempar isu tersebut. Bisa jadi dia tersenyum lebar atau tertawa terpingkal-pingkal.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Teman saya menulis status ; jika ditanya, hebat mana Jonru dari pada Denny Siregar? Dia akan menjawab, Jonru. Kenapa demikian? Karena Jonru konsen mengkritik Jokowi, Presiden Indonesia. Sedangkan Denny fokus mengkritik Jonru. Artinya, level Jonru jauh diatas dari Denny Siregar seperti perbandingan kedudukan antara Jokowi dengan Jonru.

Sejak pertarungan antara Prabowo dengan Joko Widodo pada Pilpres lalu, saat itulah Jonru muncul ke permukaan. Dia berkampanye untuk Prabowo.

Selepas Pilpres dia masih setia berdiiri di depan Prabowo dan getol mengkritik bebragai kebijakan Joko Widodo yang keluar sebagai pemenang. Termasuk barisan pendukung Jokowi. Jonru kritisi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dinamika politik tersebut mengantarkan Jonru ke puncak ketenaran dan popularitas. Sebelum Pilpres, mungkin Jonru hanya dikenal oleh segelintir orang dan kalangan tertentu Tapi usai helat akbar pemilihan pemimpin tertinggi di Indonesia Jonru menjadi buah bibir oleh kalangan yang penikmat politik nasional.

Bukti ketenaran Jonru dapat kita lihat pada Fanpagenya yang disukai hamper sejuta pengguna pesbuk. Twitternya diikuti puluhan ribu. Artinya, Jonru memang menarik perhatian netizen. Suka tidak suka Jonru telah familiar. Aktivitasnya selalu dipantau. Baik oleh sealiran politik dengan Jonru maupun lawan politiiknya.

Jonru pun jago dalam melempar isu. Setiap isu yang dia lontarkan ditanggapi oleh banyak kalangan. Acapkali isu yang dilempar oleh Jonru membuat pihak tertentu dan pendukungnya panas dingin.

Pihak yang dikritik berusaha untuk mengcounter isu tersebut. Tidak hanya masyarakat biasa, sekelas tokoh pun angkat bicara untuk menjelaskan duduk persoalan yang sebenarnya.

Kita tidak tahu apa motivasinya. Mungkin bikin postingan itu hanya sekedar iseng saja. Bisa juga tidak dalam situasi serius. Atau mungkin juga dia hanya sekedar menghibur diri melalui media sosial

Tapi anehnya, objek yang jadi bahan ‘kenakalannya’ ditanggapin dengan serius oleh para hater. Apalagi yang dia kritik itu Jokowi dan Ahok. Dapat dipastikan kritikan tersebut bakal heboh dan menjadi viral di dunia maya.

Saya masih ingat, ketika Jonru memosting hasil survey pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Dalam survey yang telah diedit tersebut menempatkan Yusril Ihza Mahendra di peringkat pertama. Sedangkan Ahok berada diurutan terakhir. Rilis survey itu seolah-olah dipublikasi oleh Kompas TV.

Photo rilis survey yang diposting Jonru dengan cepat menyebar di dunia maya. Pengguna media sosial yang sealiran dengan Jonru menjadikan postingan tersebut sebagai alat propaganda.

Dampaknya bikin kita geli yang membuat para hater alias pendukung Ahok meradang dan guling-guling dengan memaki-maki Jonru sebagai penebar fitnah nomor wahid.

Menurut saya Jonru sendiri sebenarnya tahu bahwa hasil survey itu rekayasa. Jangankan Jonru, kita-kita saja tidak bakal percaya dengan survey demikian.  Sebab belum ada dalam kamus surva-survey inkumbent berada di posisi paling buncit.

Faktanya lain, karena yang memosting hasil survey itu Jonru. Juniarto Wijaya terpaksa turun tangan untuk mengklarifikasi akrena lembaga survey yang dia pimpin tertera sebagai sumber.

Kita bisa bayangkan reaksi Jonru setelah dia melempar isu tersebut. Bisa jadi dia tersenyum lebar atau tertawa terpingkal-pingkal. Karena lelucon yang dia bikin membuat banyak orang jadi blingsatan.

Baru-baru ini pengamat politik beken Burhanudin Muhtadi membuat statement dengan kalimat satir yang ditujukan kepada pemilik akun twitter @sahal_As. “Akhi @sahal_as ini hebat. Capek-capek cari ilmu segala penjuru hanya dipakai untuk melayani tofalemon, hapydari & jonru ;)) barakllah ya akhi.”

Postingan Burhanudin tersebut di screenshoot dan menyebar dengan cepat sehingga jadi bahan tertawaan dan lelucuon oleh sebagian netizen.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Jonru kelasnya memang di atas kita-kita. Dari pengikutnya di sosial media saja sudah kalah. Apalagi pengaruhnya. Jika Jonru tidak punya pengaruh kuat tidak mungkin intelektual macam Denny Siregar dan Sahal akan menghabisi waktu untuk meladeni Jonru. Level Jonru memang jauh di atas mereka.

 

  

Ikuti tulisan menarik jefri hidayat lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB