x

Pendukung Presiden Tayyip Erdogan melambaikan bendera nasional Turki dan berteriak slogan saat berdiri di sekitar Monumen Republik di Taksim Square di Istanbul, Turki, 16 Juli 2016. Warga sipil merayakan kegagalan kudeta yang dilakukan pasukan milite

Iklan

Iwan Kurniawan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kudeta Rekayasa Erdogan, Mirip Taktik Nazi Hitler?

Ini kudeta-kudetaan ala Erdogan

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jagat media sosial sekarang diramaikan dengan analisa bahwa kudeta yang gagal untuk menggulingkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Jumat malam lalu adalah palsu. Cuma kudeta-kudetaan yang dibikin sendiri oleh Erdogan untuk menyingkirkan musuh-musuhnya.

Ryan Heath, koresponden senior Uni Eropa di Politico, menulis di Twitter, berdasarkan sumbernya di Turki, bahwa kudeta gagal pada Jumat malam lalu itu adalah "kudeta palsu" untuk membantu "pejuang demokrasi palsu" (Erdogan).

Keanehan Kudeta Turki

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Andrew Anglin menulis di The Daily Stormer tentang beberapa keanehan dalam kudeta yang gagal itu. Ini beberapa keanehan itu:

1. Kudeta biasanya pertama-tama menangkap atau malah membunuh pemimpin pemerintahan. Tapi, kudeta ini justru terjadi ketika Erdogan tengah berlibur di sebuah tempat yang dirahasiakan dan jauh dari Ibu Kota Istanbul, tempat kudeta berlangsung. Pengkudeta bahkan tampak berusaha mengamankan Erdogan.

2. Keanehan lain adalah ketika pengkudeta menyuruh masyarakat pendukungnya untuk pulang ke rumah, tapi Erdogan menyuruh rakyat untuk turun ke jalan. Jadi, pendukung kudeta ada di rumah, sementara pendukung Erdogan ada di jalan. Ini jelas situasi yang tidak menguntungkan pengkudeta.

3. Pengkudeta juga menembaki masyarakat sipil, yang membuat orang yang cenderung mendukung kudeta malah berbalik melawannya. Lagi-lagi langkah ini tak menguntungkan pengkudeta.

4. Siapa pemimpin kudeta tidak jelas. Erdogan menuding musuh bebuyutannya, ulama senior Fethullah Gulen, yang kini hidup eksil di Penssylvania, Amerika Serikat, sebagai otak kudeta. Tapi, Gulen membantah tudingan itu dan balik menuding bahwa kudeta itu dilancarkan oleh Erdogan sendiri.

5. Pemimpin tak ada, tapi pengkudeta menguasai tank, pesawat tempur dan pasukan. Lha, kok bisa tidak ada pemimpin? Lantas siapa yang mengatur ini?

6. Tak ada pemimpin militer yang muncul dan menyatakan dukungan atas kudeta.

7. Tak ada satu pun tokoh yang mengaku bertanggung jawab atas kudeta ini.

 

Baca juga:

5 Alasan Pokemon Go Jadi Alat Konspirasi CIA

Tentang Turki dan Demokrasi

Erdogan, Bung Karno, dan Mitologi Naga Dunia Tengah

Tidak Gentar Memerangi Korupsi

 

Kebakaran Reichstag oleh Hitler

Cuitan dari akun Twitter lain membandingkan kudeta ini dengan Kebakaran Reichstag: "Hanya dua kata: kebakaran Reichstag. Tahunnya 1933 dan kalian tahu apa yang terjadi selanjutnya."

Kebakaran gedung Reichstag (parlemen) di Berlin, Jerman, pada malam 27 Februari 1933 yang menewaskan 160 orang. Ini menjadi salah satu peristiwa penting dalam mengukuhkan kedikatoran Nazi pimpinan Adolf Hitler. Gedung itu dibakar oleh Marinus van der Lubbe, seorang komunis Belanda, tapi diduga dibantu agen-agen Nazi agar komunislah yang jadi kambing hitam. Kebakaran itu menjadi alasan bagi Hitler untuk mengeluarkan dekrit "untuk Melindungi Rakyat dan Negara" dengan mencabut semua perlindungan konstitusional atas hak-hak politik, pribadi dan harta benda. Sejak itu kediktatoran Nazi makin kukuh.

Siapa yang diuntungkan?

Akhirnya, kudeta yang dilakukan segelintir pasukan itu dengan mudah diberangus pasukan pemerintah dan Erdogan pun seakan jadi pahlawan. Nah, siapa yang diuntungkan dengan kudeta ini? Jelas Erdogan.

Erdogan mungkin bukan otak kudeta pura-pura ini, tapi kudeta yang terjadi itu justru melancarkan langkahnya untuk membersihkan tubuh militer dan pemerintah dari para musuh dan penentangnya, termasuk kelompok Gulen.

Gulen memang punya banyak pengikut di Turki dan bahkan di berbagai lembaga pemerintah dan militer. Kelompok Gulen pula yang menyadap pertemuan-pertemuan di pemerintahan sehingga berhasil membongkar korupsi yang melibatkan anak Erodgan. Kelompok Gulen ini bagai duri dalam daging bagi Erdogan, sehingga Erdogan berencana menggelar pembersihan besar-besaran bulan depan. Kudeta ini seakan jadi katalis bagi proyek bersih-bersih Erdogan.

Ikuti tulisan menarik Iwan Kurniawan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB