x

Iklan

jefri hidayat

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kemungkinan Calon Gubernur Dari PDIP

Teguh Santosa memang ‘seksi’ untuk dijadikan calon wakil gubernur. Baik untuk pendamping Djarot maupun menjadi wakil Risma.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Peluang Wakil Rektor Bung karno Teguh Santosa untuk berduet dengan Calon Gubernur dari PDIP terbuka lebar setelah Teguh lolos dari proses penjaringan Cagub dan Cawagub partai berlambang banteng moncong putih itu. Dari 27 pendaftar, PDIP menyaring lima calon memenuhi syarat untuk diajukan ke ketua umum, Megawati Soekarno Putri, sebagai pemegang veto partai.

Kompas. Com memberikan bocoran tiga dari lima nama yang telah dikantongi Sekretaris Jendral Partai,  Hasto Kristiyanto. Meski Hasto tidak menyebut nama jelas tapi media tersebut bisa menebak kearah mana maksud pembicaraan Hasto.

Ya di dalamnya ada yang ahli tata kota, yang punya pengalaman di jajaran birokrasi cukup lama, dan ada yang dari kalangan akademisi. Nah itu bocorannya," kata Hasto, di kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis (21/7/2016).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kompas. Com pun menafsirkan birokrat, ahli tata kota dan akademisi yang dimaksud Hasto. Ketiganya adalah Yusril Ihza Mahendra yang berlatar belakang birokrat. Lalu Teguh Santosa yang yang satu-satunya pendaftar dari kalangan akademisi. Saat ini Teguh mengajar di London School dan menjadi Wakil rektor di UBK. Dan yang mempunyai disiplin ilmu sebagai ahli atat kota, Marco Kusumawijaya.  

Dari tiga nama yang dibocorkan Hasto, peluang Teguh Santosa sangat besar untuk diusung PDIP menjadi penantang Basuki Tjahaya Purnama. Andaipun tidak diusung sebagai calon gubernur, Teguh berkemungkinan akan disandingkan dengan Djarot Saiful Hidayat ataupun dengan Tri Rismaharini.

Teguh Santosa memang ‘seksi’ untuk dijadikan calon wakil gubernur. Baik untuk pendamping Djarot maupun menjadi wakil Risma. Karena masih muda dan punya segudang pengalaman organisasi dan punya jaringan luas yang tentunya mampu meraup suara. Terutama bagi pemilih pengambang di DKI Jakarta. Alasan sama digunakan Gerindra lima tahun lalu ketika mengusung Ahok menjadi pendamping Jokowi.

Selain itu, pekerjaannya sebagai pengajar di beberapa kampus di Jakarta membuat kalangan intelektual, kaum akademisi serta pelajar dan mahasiswa akan menjatuhkan pilihan kepada Teguh untuk melanjutkan kepemimpinan ibukota lima tahun kedepan. Saya kira partai sekaliber PDIP ini telah memetakan potensi suara kaum terdidik Jakarta.

Apalagi, Teguh juga merupakan pimpinan di Rakyat Merdeka Online (RMOL), Rakyat Merdeka Group yang merupakan salah satu situs media papan atas Indonesia. Sedangkan sumber informasi dan opini merupakan objek penting dalam menentukan pemenang Pilgub Jakarta. 

Bukan bermaksud SARA, tetapi faktor kesukuan dan asal-usul selalu jadi pertimbangan partai untuk mengusung calon pemimpin yang ideal untuk memenangkan Pilkada. Tidak mungkin tidak. Karena masih banyak pemilih yang menjatuhkan pilihan karena pertimbangan latar belakang daerah.

Di Jakarta suku Jawa merupakan etnis mayoritas yang populasinya mencapai 30 persen lebih. Disusul dengan Betawi, Sunda dan seterusnya Tonghoa, Batak, Minang dan Melayu.

Apabila Djarot atau Risma yang diusung oleh PDIP untuk calon Gubernur, kemungkinan calon wakil Gubernurnya berasal dari non-Jawa. Nah, Teguh bakal dilirik karena berasal dari Pulau Sumatera.

Djarot-Teguh ataupun Risma-Teguh peluangnya sangat besar untuk merebut kemenangan Pilkada paling menarik di Indonesia ini. Kita tahu PDIP paling berpengalaman dalam menentukan siapa yang keluar sebagai pemenang. Apalagi, partai ini telah membuktikan saat Pilgub lima tahun lalu.

Siapa yang menduga, Jokowi-Ahok keluar sebagai pemenang meski seluruh lembaga survey satu suara mengunggulkan Fauzi Bowo terpilih kembali untuk kedua kalinya.

Seperti kata Adian Napitupulu bahwa Pilgub Jakarta merupakan anomali dan dua faktor fakta yang paling menentukan kata Adian adalah Suku dan Agama. Dua fakta itu dipunyai oleh calon-calon yang berasal dari PDIP.

Ikuti tulisan menarik jefri hidayat lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB