x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Belajar Jadi Pembelajar yang Lebih Baik

Bagaimana cara menjadi pembelajar yang lebih baik? Ada sejumlah sikap dan perilaku yang perlu diikhtiarkan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jika takut jatuh dari sepeda, tidak usah naik sepeda. Jika khawatir kalah bermain sepak bola, tidak usah bermain. Jika tidak ingin gagal melakukan sesuatu, ya tidak usah berbuat apa-apa. Tetap tinggal di zona nyaman memang baik untuk hari ini, tapi itu cara yang mengerikan untuk mempersiapkan hari esok.

Mereka yang ingin hidup lebih baik akan terus mengembangkan kemampuan belajarnya—bukan saja memelajari sesuatu, tapi juga belajar agar mampu belajar dengan lebih baik. Inilah cara menekan tingkat kesalahan dan kegagalan yang lebih terhormat daripada tidak berbuat apa-apa atau meninggalkan gelanggang kompetisi.

Banyak orang kian menyadari pentingnya learning agility sebagai jalan untuk menghadapi tantangan yang bermacam-macam dan berubah-ubah. Learning agility adalah kapasitas untuk belajar cepat dan kontinyu dari pengalaman. Seseorang yang cekatan dalam belajar (agile learner) akan cepat memetik pelajaran dari kesalahan yang ia lakukan, hal-hal baru yang ia pelajari, bahkan ia mampu membuat koneksi-koneksi di antara pengetahuan dan pengalaman yang berbeda-beda.

Banyak orang bisa jadi memperoleh kesalahan yang sama, tapi mungkin hanya sedikit yang memetik pelajaran penting dari pengalaman itu. Selebihnya akan mengulang kembali kesalahan serupa, sebab mereka ini tidak lekas belajar. Ketika dihadapkan pada tantangan baru, mereka ini tidak mampu menerapkan pelajaran dari pengalaman yang lampau untuk menjawab tantangan baru itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seorang agile learner akan berani melepaskan pendekatan lama yang sudah tidak lagi bermanfaat. Ia akan memelajari cara-cara baru dalam menjawab tantangan, terbuka terhadap berbagai gagasan, dan berani bereksperimen. Hasrat untuk berkembang dengan memelajari keterampilan baru dan menguasai situasi baru merupakan unsur dasar learning agility. Pada dasarnya, agile learner menyenangi proses belajar.

Learning agility terkait dengan mindset—seorang agile learner menyadari bahwa potensi, kemampuan, maupun karakter dirinya masih bisa berkembang ke arah lebih baik. Soalnya kemudian, bagaimana cara mengembangkan diri agar dapat tumbuh menjadi seorang agile learner. Dari beberapa riset yang pernah dilakukan, sejumlah ahli membuat kesimpulan yang nyaris serupa.

Pertama, bersikaplah terbuka terhadap gagasan baru dan pengalaman baru. Seorang agile learner akan senang bertemu dengan orang-orang baru sebab ini peluang untuk belajar dari orang lain. Agile learner berprasangka baik bahwa selalu ada hal-hal bagus yang dapat kita serap dari perspektif baru.

Kedua, menyerap umpan balik dari manapun datangnya, terutama dari orang-orang yang berinteraksi dengan kita. Misalnya tentang bagaimana cara kita bekerja. Sikap defensif dalam menghadapi kritik akan menyulitkan diri sendiri. Umpan balik membuat kita lebih cepat menyadari kekeliruan dan memperbaikinya.

Ketiga, seorang agile learner adalah pionir yang berani memasuki wilayah-wilayah baru. Mereka berani mengambil risiko, bukan untuk gaya-gayaan, melainkan untuk menemukan peluang. Mereka berani keluar dari zona nyaman agar dapat terus belajar.

Keempat, eksperimen dan inovasi. Meskipun sudah mengenal sejumlah metode dalam mengerjakan sesuatu, agile learner akan senang hati memelajari metode baru. Rasa senang membuat mereka dapat cepat menyerap perspektif baru.

Kelima, kecepatan belajar seorang agile learner bersandar pada kemampuan membuat koneksi-koneksi di antara berbagai pengetahuan dan pengalaman yang beragam. Lantaran itu, kemampuan membuat koneksi-koneksi hal-hal yang kelihatannya tidak berkaitan penting untuk terus diasah.

Keenam, melakukan refleksi. Memiliki pengalaman baru tidak selalu menjamin kita akan belajar dari pengalaman itu. Di samping menyerap umpan balik agar kita mampu memahami pengalaman itu dengan lebih baik, kita juga perlu melakukan refleksi sendiri—merenungkan, apa yang telah saya pelajari dari pengalaman ini? Refleksi adalah cara untuk meningkatkan self-awareness.

Bila Anda ingin jadi agile learner, mengikhtiarkan enam sikap dan perilaku tersebut akan bermanfaat. (foto ilustrasi: tempo.co) **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler