x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Wah, Tak Ada Lagi Anies, Sudirman, dan Jonan

Sejumlah menteri dicopot, tapi mengapa Anies, Sudirman, dan Jonan?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Setelah orang berspekulasi berbulan-bulan tentang perombakan kabinet, akhirnya momen yang ditunggu itu terjadi juga. Tadi malam, awak media massa melaporkan siapa saja yang masuk dan keluar dari Istana Presiden. Dan akhirnya, hari ini (Rabu, 27 Juli 2016), Presiden Joko Widodo mengumumkan nama-nama menteri baru dan menteri yang pindah kantor.

Setelah melihat posisi-posisi yang berganti komandan, banyak orang bergumam: “Wah, Anies, Sudirman, dan Jonan tidak ada lagi.” Gumaman itu barangkali cerminan apresiasi masyarakat terhadap kerja mereka dalam waktu pengabdian (sebagai menteri) yang belum mencapai satu periode jabatan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para orang tua dan praktisi pendidikan menyambut baik paradigma baru yang diterapkan Anies Baswedan selaku Menteri Pendidikan mengenai status Ujian Nasional, dari semula sebagai syarat kelulusan dari sekolah menjadi tolok ukur pencapaian belajar. Anies mendorong guru, orang tua, dan murid untuk mengedepankan kejujuran dalam belajar dan mengikuti ujian. Ia juga mengajak para orang tua untuk menyempatkan diri mengantar anaknya pada hari pertama sekolah serta melarang tradisi perploncoan yang selama ini berjalan.

Entah kenapa Anies dicopot ketika ia telah menunjukkan pendekatan yang tepat dalam membenahi pendidikan dasar dan menengah. Penggantinya, Prof. Muhadjir Effendy, berpengalaman dalam memimpin Universitas Muhammadiyah Malang. Apakah karena Presiden ingin merangkul Muhammadiyah, yang akhir-akhir ini kerap bersikap kritis terhadap pemerintah dalam beberapa isu? Maklum, di samping Rektor UMM, Muhadjir juga Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah.

Orang banyak juga bertanya mengapa Sudirman Said dicopot? Sejauh ini, baru Sudirman yang berani melabrak ke sana-sini untuk membersihkan entitas energi dan sumber daya mineral. Hasilnya juga sudah terlihat. Apakah pencopotan Sudirman merupakan salah satu syarat bagi dukungan Golkar yang kini dipimpin Setya Novanto? Dukungan Golkar diperlukan Presiden untuk mengimbangi PDI-P agar tidak dominan pengaruhnya. Harap maklum, Sudirman pernah mengungkapkan apa yang kemudian populer sebagai isu ‘papa minta saham’ (Freeport) yang melibatkan Setya Novanto.

Lantas kenapa Ignasius Jonan juga mesti angkat kaki dari kantornya? Banyak orang hanya bisa menduga, karena Jonan terkesan kurang memberi dukungan penuh pada penggarapan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, padahal Jonan tampaknya berusaha secara ketat mengikuti aturan dalam pemberian izin pembangunan jalur kereta api ini. Mungkin pula karena kekerasan sikapnya dalam menegakkan aturan terhadap maskapai penerbangan yang lalai sehingga ia menyinggung kepentingan tertentu.

Meskipun penunjukan maupun pencopotan menteri merupakan hak prerogatif Presiden, bukan berarti rakyat tidak boleh tahu apa pertimbangan yang diambil hingga menteri tertentu tidak lagi layak menjabat. Tentu saja bukan alasan umum seperti yang sudah dikemukakan, seperti untuk meningkatkan kinerja.

Meskipun Anies, Sudirman, dan Jonan sudah tidak lagi di kementerian, kita masih bisa melihat Menteri Luhut Panjaitan dan Sofyan Djalil. Dua sosok ini mampu bertahan dalam dua kali perombakan kabinet, entah karena apa, hanya Presiden Jokowi yang tahu. Ketika sejumlah menteri keluar dari Kabinet Kerja, Luhut dan Sofyan ‘wira-wiri’ dari satu kementerian ke kementerian lain. Bagaimana dengan Puan Maharani yang kinerjanya banyak disorot masyarakat? Yah, harap maklum.

Pada akhirnya, nama kabinet ini tetap Kabinet Kerja, tapi apakah kinerja menjadi ukuran terpenting Presiden dan Wapres dalam mengganti seorang menteri? Betapapun, jangan pernah lupa, Pak Jokowi itu seorang politikus, lho. (Foto: Menteri Reshuffle 2 Kabinet Kerja, tempo.co) **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu