x

Iklan

Turaihan Aldi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

PRT/PRT Anak : Mati di Lumbung Padi

Pekerja Rumah Tangga bekerja tanpa batas waktu dan tidak memiliki jam istirahat, dengan beban pekerjaan yang juga tidak terukur.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kemarin saya membaca 1 orang Pekerka Rumah Tangga dan 1 orang Pekerja Rumah Tangga Anak meninggal dunia di rumah majikannya dari media sosial. Langsung saja berbagai reaksi bermunculan menanggapi informasi tersebut dari mengadvokasi bersama sampai dengan berbagai macam dugaan berseliweran. Intinya kematian kedua PRT tersebut seharus nya tidak dengan cara seperti itu  apabila...........

Pekerja Rumah Tangga bekerja tanpa batas waktu dan tidak memiliki jam istirahat, dengan beban pekerjaan yang juga tidak terukur. Apapun dia kerjakan demi untuk bertahan hidup dan menghidupi keluarga nya. bahkan untuk orang yang berusia senja sekalipun di paksa bekerja hingga malam hari. Maka wajar saja seorang PRT yang berumur 50 tahun meninggal didalam kamar mandi tanpa diketahui majikan dan seorang PRTA meninggal didalam kamarnya tanpa sebab yang jelas. Sampai disini siapa yang bertanggung jawab atas meninggal nya 2 PRT tersebut. Tentunya majikan dengan berbagai dalih akan menghindar dari rasa tanggungjawab nya.  Akhirnya bisa di tebak kuasa Tuhan sebagai alasan untuk lari dari kewajiban.

Proses dan rangkaian penyusunan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga dibuat berlatarbelakang kehidupan dan sejuta pengalaman pekerja rumah tangga. Kematian kedua kawan pekerja rumah tangga di Jakarta tentunya berada didalam rumah majikan yang cukup sejahtera atau bahkan mewah adalah bukti bahwa RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga bukan akal-akalan aktivis dan jauh dari kepentingan politik. Didalam rumah yang begitu sejahtera ternyata tidak ada perlindungan sosial apalagi hukum untuk keselamatan dan kesehatan seorang pekerja. Yaaaahhhh, inilah nasib pekerja kalau masih dianggap pekerja informal, jauh dari perlindungan negara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Wahai para Wakil Rakyat yang terhormat, ditengah anda mengulur-ulur waktu tanpa upaya melakukan proses pengesahan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga sudah puluhan pekerja rumah tangga menjadi korban tanpa perlindungan. Seekor tikus saja bingung, ko bisa mati di lumbung padi. Kali ini manusia yang mati di dalam rumah mewah.

Sudah banyak tulisan perjalanan pahit  pengalaman pekerja rumah tangga, tapi nampaknya itu tidak cukup untuk menggerakkan hati para pejabat negara pengambil kebijkan untuk segera memproses dan mengesahkan RUU tersebut. Atau Negara membutuhkan situasi darurat sebagai legitimasi nya.

Walah,,, nampaknya saya sudah semakin jauh menumpahkan kegalauan hati melihat realitas Pekerja Rumah Tangga Anak. Dengan niat yang tulus ingin membantu orangtua dan mungkin saja meyekolahkan adiknya harus dia bayar mahal. Masa depannya sudah pasti kandas, bekerja dengan beban pekerjaan yang mestinya tidak dia lakukan, bahkan bisa berakhir didalam bui ketika dia melakukan kesalahan dalam mengasuh anak majikan. Resiko-resiko ini yang mesti dihadapi Pekerja Rumah Tangga Anak. Dan ternyata bekerja didalam Rumah bukan berarti tanpa resiko buat seorang anak. 

 

Ikuti tulisan menarik Turaihan Aldi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler