x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Mukidi sebagai Jalan Keluar

Mukidi adalah sosok alternatif dengan popularitas tertinggi saat ini.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Mukidi memang lagi viral, popularitasnya sedang menanjak, sehingga bung Iwan Kurniawan menulis tentang Mukidi dengan begitu bersemangat. Humor-humor tentang Mukidi yang ia ikut tularkan terasa segar, menyegarkan, membuat kita tersenyum atau bahkan terbahak-bahak. Bukankah ini salah satu cara terbaik untuk mengusir tekanan hidup?

Ketika kita berkerut-kerut atau berselisih paham mengenai Ahok, Archandra Tahar, Sukanto Tanoto dengan ayah angkat serta ayah kandungnya, Jokowi dan beban Nawacita-nya, remisi bagi koruptor, hingga pengakuan Freddy Budiman, maka Mukidi adalah jalan keluar yang rasa-rasanya mampu menyatukan kita semua. Mukidi figur alternatif yang sangat menarik di tengah hiruk-pikuk isu yang berlari ke sana kemari.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mukidi sungguh figur cerdas, sebagaimana terbaca dalam kisahnya sebagai murid yang selalu berhasil menjawab pertanyaan guru ketika murid-murid lain berpikir terlampau lama. Siapapun bisa jadi cerdas sebab setiap orang punya potensi kecerdasan masing-masing, meskipun mungkin orang lain menganggap Mukidi bukan siapa-siapa. Jawabannya liat dan gesit serta selalu fokus kepada gajah.

Sebagai si mbah, murid sekolah, orang Madura, ataupun Banyumas, Mukidi mewakili diri kita sendiri, setidaknya sebagian di antara dri kita. Bukankah kita kadang-kadang kurang cerdas meskipun telah bersusah payah berusaha tampil pintar? Tapi jujur, dan jujur lebih penting ketimbang pintar, walaupun lebih bagus lagi jujur dan pintar.

Lewat kacamata Mukidi, kita diajak melihat sisi-sisi lain kehidupan—yah, sebenarnya sih, hidup kita sendiri juga. Di bioskop, kita sebagai Mukidi menertawakan diri sendiri—mau menonton film, tapi malah tidur. Ada cerminan diri kita dalam kisah-kisah Mukidi; jika kita tertawa, kita menertawakan diri sendiri—terhitung masih sehat, kok; jadi, yah tidak apa-apa.

Di tengah kesukaran hidup, Mukidi adalah jalan keluar, walaupun sementara tapi barangkali cukup ampuh untuk mengusir atau menurunkan tingkat tekanan yang kita rasakan. Dalam kesukaran ada peluang; begitu pula terkait dengan cerita Mukidi—dalam kesukaran hidup ada peluang untuk tertawa. Ini sehat, betul sehat. Tertawa adalah salah satu mekanisme manusia dalam mempertahankan diri dari tekanan, membuat tubuh jadi rileks. Menjadi terasa lebih santai.

Bahkan, Mukidi adalah jalan keluar yang cerdas untuk menumbuhkan bisnis. Di dalam Mukidi terkandung peluang bisnis yang berpotensi untuk dieksplorasi. Dan, mereka yang siaplah yang mampu menangkap peluang ini. Salah satunya, menjual kopi dengan merek Mukidi.

Cerita tentang Mukidi Kiri—Mukidi yang tidak turun dari bis metromini yang ia tumpangi lantaran namanya tidak dipanggil-panggil oleh kenek—memang pernah saya dengar dengan figur berbeda. Namun, lewat Mukidi, cerita itu memperoleh napas baru, barangkali karena saat ini Mukidi sedang jadi trending topic

Yah, saat ini popularitas sosok Mukidi sedang duduk di tangga paling atas dibanding sosok-sosok lain. Jika pemilihan gubernur Jakarta dilakukan saat ini, boleh jadi Mukidi yang terpilih sebab elektabilitasnya paling tinggi. Saya kira, bang Iwan setuju. (sumber ilustrasi: tokopedia.com) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler