x

Iklan

Abdul Manan

Jurnalis yang tertarik mengamati isu jurnalisme, pertahanan, dan intelijen. Blog: abdulmanan.net, email abdulmanan1974@gmail.com
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Jeanne, Agen Perempuan CIA Penangkap Mata-mata

Jeanne Ruth Vertefeuille memimpin tim untuk mengungkap dugaan adanya mata-mata di dalam CIA. adalah menghilangnya sejumlah mata-mata CIA di Uni Sovyet.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Badan Intelijen Amerika Serikat, Central Intelligence Agency (CIA), memperingati #WomensEqualityDay, pada 27 Agustus 2016 lalu dengan memposting kisah tentang salah satu agen perempuan legendaris-nya, Jeanne Ruth Vertefeuille. Dalam akun @CIA, badan intelijen itu membuat posting "In celebration of #WomensEqualityDay, the story of Jeanne Vertefeuille: The Spy Catcher."

Jeanne menjadi legenda karena karirnya meroket saat CIA masih didominasi oleh pria. Ia juga yang dipercaya memimpin tim internal CIA untuk mencari tahu apa penyebab badan intelijen Amerika ini kehilangan banyak asetnya pada tahun 1980-an. Dugaan yang berkembang saat itu adalah, mungkin saja musuh utama Amerika, yaitu Uni Sovyet --kini Rusia-- menyadap komunikasi mereka. Namun bisa juga karena ada pengkhianat di tubuh CIA.

Jeanne bergabung dengan CIA sebagai juru ketik pada tahun 1954. Setelah itu ia mendapat tugas di berbagai pos di luar negeri: di Etiopia, Finlandia dan Belanda. Pada tahun 1970-an ia kembali di kantor pusat CIA di Langley, di pinggiran kota Washington, tenggelam dalam pekerjaan rutin mempelajari cara kerja intelijen Soviet.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia bekerja keras dengan tenang dan diam-diam, sebelum ditugaskan ke Gabon sebagai kepala stasiun di sana tahun 1984. Dua tahun berselang, Jeanne dipanggil kembali ke Washington untuk pekerjaan yang jauh lebih penting. Jeanne menerima kabel dari Kepala Divisi Eropa Soviet. "Aku ingin kamu datang ... Saya ingin Anda bekerja untuk saya, karena saya punya masalah di Divisi Soviet ... .Saya ingin Anda bekerja di dalamnya."

Sejak musim gugur 1985, agen CIA di Uni Soviet menghilang begitu saja. Belakangan diketahui bahwa sebagian dari mereka dieksekusi. CIA lantas membentuk unit rahasia dan Jeane bersama empat orang lainnya diminta untuk menemukan apa penyebab dari menghilangnya para aset penting mereka itu.

Ada sejumlah orang Rusia mata-mata CIA yang diketahui menghilang. Beberapa di antaranya adalah Mayor Jenderal Dmitri Polyakov, Adolf Tolkachev, Valery Martynov, dan Mayor Sergei Motorin.

Polyakov adalah tokoh tertinggi di intelijen militer Soviet (GRU) yang memberikan informasi kepada CIA dari tahun 1960-an hingga pensiun pada tahun 1980. Namun ia diketahui mati dieksekusi tahun 1988.

Adolf Tolkachev adalah seorang insinyur listrik yang merupakan salah satu ahli desain di perusahaan Phazotron, yang memproduksi radar militer dan avionik. Ia menyampaikan informasi kepada CIA antara tahun 1979 dan 1985, memberikan beberapa rahasia radar dan rudal. Ia dieksekusi mati tahun 1986.

Sedangkan Valery Martynov adalah agen di Line X (Technical & Scientific Intelligence) untuk rezidentura (stasiun KGB) di Washington. Martynov mengungkapkan identitas 50 perwira intelijen Soviet yang beroperasi dari kedutaan dan target teknis yang sudah ditembus KGB. Ia juga dieksekusi mati. Sedangkan Mayor Sergei Motorin adalah agen di Line PR (Politik Intelligence) di rezidentura Washington. Ia juga bernasib sama seperti Martynov.

Jeanne dan timnya diberi tugas untuk menemukan, apa penyebab orang-orang itu ketahuan dan akhirnya dieksekusi. Mereka disupervisi oleh Paul Redmond, wakil kepala Kontraintelijen CIA. Tim diminta memeriksa tiga alasan yang paling mungkin dari bencana ini: KGB menyusup dan membaca komunikasi CIA; KGB di Moskow memperoleh akses ke dokumen CIA; atau ada mata-mata yang bekerja untuk Sovyet di dalam CIA.

Tinjauan ekstensif dari pelacakan dan catatan akhirnya menghasilkan jawabannya: pengkhianatnya adalah Aldrich Ames, yang awalnya bekerja di kontra Divisi Soviet CIA, mulai menjadi mata-mata untuk Uni Soviet pada tahun 1985.

Posisinya saat itu memberinya perlindungan yang sempurna, karena ia diberi wewenang untuk bertemu dengan petugas Soviet secara resmi. Ames diketahui pada 16 April 1985 berjalan ke Kedutaan Besar Uni Soviet di Washington, DC, dan menawarkan sejumlah informasi rahasia CIA kepada KGB dengan imbalan uang.

Gaya hidup mewah-nya yang membuat Ames dicurigai pada November 1989. Kolega Jeanne, Diana Worthen, mencurigai Ames dan istri barunya, Rosario, karena memiliki lebih banyak uang daripada gaji yang dimilikinya. Namun kecurigaan ini kurang meyakinkan karena Rosario berasal dari keluarga Kolombia kaya.

Sejak tahun 1991, dengan bantuan dua agen FBI yang ikut memburu mata-mata, tim memutuskan untuk fokus soal dugaan adanya mata-mata di CIA. Pertama, tim membuat daftar sekitar 190 petugas CIA yang memiliki akses ke banyak informasi yang melibatkan agen yang menghilang. Daftar itu akhirnya dipersempit menjadi 28 orang. Selanjutnya, tim mengambil suara untuk memutuskan darii mana untuk memulai penyelidikan. Nama Ames muncul dalam daftar teraras.

Dan Payne, ahli keuangan di tim, menarik semua catatan keuangan Ames dan mulai menganalisisnya. Dia kemudian menyerahkan temuannya ke Sandy Grimes, pakar lain di intelijen Soviet CIA. Grimes sedang membuat kronologi kegiatan Ames sejak tahun 1985. Kronologi Grimes menemukan korelasi antara pertemuan Ames 'dengan diplomat Soviet dan deposit besar di rekening korannya. "Ketika dia menyadari hal ini, ia berlari ke kantor depan untuk memberitahu Paul Redmond bahwa Rick Ames adalah mata-mata," kata Jeanne.

Pada musim semi tahun 1993, FBI mengambil alih kasus ini karena CIA tidak memiliki wewenang untuk melakukan penangkapan. FBI kemudian mengumpulkan bukti yang dibutuhkan untuk menangkap Ames, termasuk memeriksa catatan tentang pertemuan rahasia dan operasi intelijen yang ditemukan di tempat sampah perumahannya. Sejak November 1993 sampai penangkapannya, Ames bawah pengawasan fisik hampir konstan.

Pada bulan Februari tahun 1994, Ames sedang mempersiapkan untuk perjalanan ke luar negeri ke Moskow. FBI khawatir bahwa jika mereka membiarkan Ames pergi pada perjalanan ini, mereka tidak akan pernah bertemu lagi. Mereka memutuskan untuk melakukan penangkapan sebelum ia meninggalkan Amerika.

FBI meminta bos Ames untuk memanggilnya dan mengatakan padanya untuk datang untuk membahas beberapa perkembangan baru terkait perjalanan ke luar negeri. Ames meninggalkan rumahnya, melaju di sekitar sudut jalan dan di sana sudah ditunggu FBI. Ia ditangkap pada 21 Februari 1994

Pada 22 Februari 1994, Ames dan istrinya didakwa menjadi mata-mata untuk Uni Soviet yang mengakibatkan kematian sejumlah aset CIA. Dia mengaku bersalah dalam sidang pada 28 April 1994 dan menerima hukuman penjara seumur hidup.

Jeanne Ruth Vertefeuille, yang lahir di New Haven, Connecticut 23 Desember 1932, seharusnya pensiun pada tahun 1992. Namun ia bekerja sebagai tenaga kontrak dan terus membantu dalam penyelidikan kasus Ames itu hingga selesai. Jeanne dan Sandra Grimes menulis buku perburuan mata-mata ini dalam Circle of Treason: A CIA Account of Traitor Aldrich Ames and the Men He Betrayed. Ia meninggal pada 29 Desember 2012.

Foto: CIA.gov

Ikuti tulisan menarik Abdul Manan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler