x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Musim Semi pun Senyap

Peringatan Carson tetap relevan hingga kini: berhati-hatilah menerapkan teknologi, dampak buruknya seringkali tak langsung terlihat.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Sebuah buku sanggup mengguncang masyarakat. Itulah yang terjadi ketika Silent Spring (Musim Semi yang Senyap), karya Rachel Carson, terbit lebih dari 50 tahun yang silam. Buku ini membukakan kesadaran masyarakat Amerika Serikat pada 1962 akan dampak buruk pemakaian pestisida secara terus-menerus dan tak terkendali.

Dalam bukunya yang masih dibaca hingga kini, Carson menulis dengan benderang bahwa begitu pestisida dilepas ke biosfer, zat kimia ini bukan hanya akan membunuh serangga, tapi juga menerobos rantai makanan lalu menuju populasi burung, ikan, hingga akhirnya membuat anak-anak sakit. Ketika musim semi tiba, tak terdengar lagi kicauan burung-burung. Senyap.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Carson mengusung data dan studi kasus yang sebenarnya sudah dikenal oleh para ilmuwan. Namun perempuan inilah yang pertama kali menyajikannya dalam satu keutuhan sehingga dampak penggunaan pestisida itu menjadi terang benderang. Ia mengingatkan semua orang betapa buruk dampak pemakaian pestisida dalam jangka panjang. Sebelum diterbitkan dalam bentuk buku, naskah Silent Spring muncul tiga kali di majalah The New Yorker, 1962.

Lewat seruan ini, Carson sebagai citizen-scientist telah meniupkan angin revolusi. Presiden John F. Kennedy meminta penasihat sainnya untuk mengkaji klaim-klaim Carson. Investigasi mereka memperkuat pandangan Carson dan regulasi pestisida pun diperketat. Silent Spring terbit pada September 1962 di bawah upaya pendeskreditan terhadap penulisnya. Gerakan lingkungan memasuki tahap awalnya dan mendorong lahirnya Undang-undang Udara dan Air Bersih serta pembentukan Badan Perlindungan Lingkungan oleh Presiden Richard Nixon pada 1970.

Silent Spring membangkitkan perlawanan kalangan industri kimia. Kampanye berbiaya besar dikerahkan untuk menyerang balik gagasan Carson. Salah satunya berisi tudingan bahwa Carson tidak kompeten untuk berbicara perihal pestisida. Tapi keprihatinan publik tidak bisa dibendung hingga kemudian pestisida DDT dilarang di Amerika pada 1972.

Pengaruh Silent Spring tetap terasa hingga puluhan tahun kemudian. Siapapun diingatkan bahwa penggunaan hasil teknologi (kimia, hayati) tertentu dapat menimbulkan dampak yang tidak terduga. Albert Gore, mantan presiden AS semasa Bill Clinton, mengakui pengaruh karya Carson ini terhadap pandangannya mengenai isu-isu lingkungan.

“Carson adalah salah satu alasan mengapa saya demikian menyadari lingkungan dan demikian terlibat dengan isu-isu lingkungan,” kata Al Gore, “Ia memberi pengaruh lebih besar pada diri saya dibandingkan pengaruh manapun.”

Lima puluh tahun setelah Silent Spring terbit, serangan terhadap Carson belum juga sirna. Salah satu karakter novel State of Fear karya mendiang Michael Crichton berbicara bahwa “pelarangan DDT telah membunuh lebih banyak orang dibandingkan yang dilakukan oleh Hitler.” Crichton sendiri dalam satu wawancara mengaku “setuju dengan pendapat karakter ciptaannya” di State of Fear.

Sebuah website yang dikelola oleh Competitive Enterprise Institute, kelompok advokasi pasar-bebas yang berbasis di Washington, D.C., melontarkan tudingan serupa: “Hari ini, jutaan orang di seluruh dunia sangat menderita dan seringkali terpapar efek mematikan malaria karena satu orang menyuarakan alarm yang salah.” ‘Dangerous legacy’ (Warisan yang berbahaya), begitu judul halaman depan situs rachelwaswrong.org.

Menghadapi berbagai serangan, Carson mengatakan bahwa ia tidak pernah menganjurkan pelarangan DDT. Ia hanya mengingatkan dampak buruk penggunaan pestisida secara salah maupun secara berlebihan. “Carson menulis secara berimbang,” tulis koran The New York Times. Pendukung Carson mengatakan, apa yang dikatakan Carson akurat.

Analis kesehatan lingkungan dan penulis buku Our Stolen Future, Theo Colborn, mengatakan apa yang ditulis Carson sangat maju diukur dari perkembangan sains pada zamannya. Tak heran bila oleh majalah Discover, Silent Spring dimasukkan ke dalam daftar 25 buku sains terbaik sepanjang masa. Peringatan Carson masih tetap relevan hingga setengah abad kemudian, bahkan hingga ke depan: manusia mesti mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dan konsekuensi tak terduga dari penerapan produk sains dan teknologi. (sumber foto: globe-view.com) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler