x

Iklan

Tiopan Sipahutar

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Perilaku Sehat Keluarga untuk Kesehatan Jantung

Perilaku sehat dapat diciptakan atau dirubah dari keluarga. Mencegah Penyakit Jantung, mulailah dari keluarga!

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dalam beberapa tahun terakhir ini, di Indonesia, kita semakin sering mendengar kematian yang mendadak. Masih jelas diingatan akan kematian beberapa artis dan tokoh-tokoh di Indonesia sebut saja Adjie Massaid, Mike Mohede, dan banyak lagi yang lain- yang diketahui meninggal karena serangan jantung. Mari perhatikan di sekitar kita, ada berapa orang yang kita tahu yang meninggal karena serangan jantung misalnya saudara dekat kita, saudara jauh, saudara dari teman atau berita yang muncul di media sosial seperti facebook, twitter? Semakin seringkah muncul berita kematian akibat serangan jantung? Saya pribadi merasakan hal tersebut yaitu semakin seringnya berita kematian akibat serangan jantung, bukan saja pada mereka yang berusia 50 tahun ke atas tetapi serangan jantung sudah menghampiri pada mereka yang berusia 30 tahun.

Beranggapan kalau diri masih muda, mau menikmati hidup dan tidak ada riwayat penyakit jantung di keluarga mungkin menjadi beberapa alasan bagi banyak orang untuk tidak peduli dengan kesehatan terutama kesehatan jantung. Tetapi, perlu diingat bahwa penyakit jantung bisa menyerang siapa saja walaupun tidak ada riwayat dalam keluarga karena faktor risiko penyakit jantung sangat erat kaitannya dengan gaya hidup atau perilaku. Teori klasik Blum menyatakan bahwa ada empat faktor yang berkaitan dengan status kesehatan manusia yaitu genetik, pelayanan kesehatan, lingkungan dan perilaku. Dari keempat faktor ini, perilaku menjadi faktor yang lebih dominan dibandingkan dengan yang lainnya.

Perilaku atau gaya hidup merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung yang dapat dimodifikasi. Faktor perilaku antara lain mencakup kebiasaan-kebiasaan hidup seperti merokok, pemilihan jenis makanan yang dikonsumsi serta aktivitas fisik. Tidak dapat disangkal bahwa ketiga jenis perilaku ini menjadi tantangan yang besar yang cenderung sulit untuk dihadapi mengingat tawaran-tawaran kemudahan yang ada di sekitar kita. Sebut saja makanan cepat saji, dengan tidak lagi melangkahkan kaki dan cukup pakai jempol, di depan kita sudah tersedia makanan. Tidak perlu lagi turun dari mobil karena makanan cepat saji bisa diperoleh dengan drive thru. Makanan cepat saji yang memudahkan manusia untuk mendapatkannya juga berdampak kepada ibu rumah tangga. Cepat, gampang dan praktis menjadi alasan bagi banyak ibu rumah tangga untuk mengkonsumsi makanan cepat saji. Remaja-remaja semakin terseret kebiasaan hidup global dimana mengkonsumsi makanan cepat saji menjadi tren kehidupan kekinian. Tren perilaku merokok juga semakin meningkat pada usia muda. Berdasarkan data riskesdas tahun 2013, perokok aktif mulai dari usia 10 tahun ke atas berjumlah 58.750.592 orang dimana jika dilihat sebarannya bahwa persentase perokok tinggi pada mereka yang berusia produktif. Informasi mengenai rokok serta dampaknya sudah banyak sekali kita temukan baik di media sosial dan media informasi lainnya. Namun, promosi ini tidak serta merta mengurangi jumlah perokok di Indonesia. Aktivitas fisik juga merupakan tantangan yang besar apalagi bagi mereka yang tinggal di perkotaan. Jalan kaki tidak lagi menjadi aktivitas yang menarik mengingat tingginya polusi serta sedikitnya ruang untuk pejalan kaki serta kemudahan-kemudahan yang ditawarkan saat ini seperti pesan ojek dan taksi online. Segala metode diciptakan untuk memudahkan manusia dan manusia menyambut dengan baik hingga terlena akan dampaknya. Lalu, bagaimana kita dapat menerapkan perilaku hidup sehat atau gaya hidup sehat setidaknya tiga perilaku ini? Dengan optimis saya menjawab: mulailah dari keluarga.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Keluarga, tidak dapat disangkal lagi menjadi sel terkecil dimana kita dapat menciptakan dan merubah perilaku. Faktor risiko riwayat keluarga tidak lagi hanya berkaitan dengan genetik tetapi kebiasaan hidup keluarga yang sama. Sehingga, berangkat dari itu, maka tempat terbaik untuk merubah dan menciptakan gaya hidup sehat dimulai dari keluarga. Lalu, bagaimana cara memulainya? Mulailah dari orang tua.

Orang tua memiliki peran yang sangat besar untuk menjadi role model di antara anak-anaknya atau anggota keluarga lainnya. Orang tua dapat memulai dari perilaku sehari-hari yang dapat dilihat secara nyata oleh anggota keluarga lainnya. Langkah konkrit yang dapat dilakukan oleh orang tua antara lain mengurangi makan makanan cepat saji, meningkatkan konsumsi sayur yang beragam serta buah-buahan dan tidak merokok. Dalam pemilihan makanan, ibu berperan besar dalam menyiapkan dan mengatur apa yang hendak dikonsumsi keluarga termasuk pengaturan jenis makanan, frekuensi makan serta kandungan nutrisi makanan.

Mengurangi kebiasaan makan di luar juga menjadi salah satu opsi dalam menjaga kesehatan jantung. Makanan yang dimakan di luar rumah, seringkali mengandung kadar garam yang tinggi. Kita tidak juga harus bersikap ekstrim dengan membuat larangan untuk tidak makan di luar rumah namun sebaliknya mari kita bijak mengatur makan di luar rumah. Orang tua dapat menetapkan frekuensi makan bersama di luar rumah serta membuat kesepakatan makanan apa yang hendak dimakan dan berapa porsi yang akan dimakan. Dengan demikian, kesempatan untuk makan bersama di luar dapat terlaksana tanpa harus mengorbankan nilai kesehatan.

Keluarga adalah lingkaran pertama tempat kita menciptakan serta merubah perilaku. Bijak menetapkan langkah dan bijak memutuskannya. Mulailah sejak dini karena waktu tidak dapat dikembalikan, putuskan dari sekarang karena esok belum tentu ada kesempatan. Menikmati hidup bukan dengan menikmati berlebihan atau rakus tetapi menikmati hidup dengan bertanggung jawab kepada Dia yang menciptakan segala jenis sumber makanan. Mulailah dari keluarga!

Ikuti tulisan menarik Tiopan Sipahutar lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB