Menyambut mahasiswa baru dari Kota Palu, Rektor President University (Presuniv) Dr. Jony Octavian Haryanto memberikan semangat dan motivasi kepada 40 mahasiswa dan alumni Presuniv asal Palu dalam acara diskusi bertema Palu Challenge 2016.
Dalam sambutannya, Jony menuturkan kota Palu memiliki sumber daya manusia potensial yang harus dikembangkan agar siap pakai bila sewaktu-waktu dipanggil untuk kembali mengabdi ke kampung halaman.
"President University memiliki banyak dosen-dosen berkualitas dan berpengalaman di industri. Kami telah terbukti mampu memproduksi alumni-alumni yang siap kerja dan berhasil berkarir di berbagai perusahaan dalam dan luar negeri, termasuk beberapa di antaranya dari kota Palu," tutur Jony di President Executive Club Jababeka, Cikarang, Selasa (27/9).
Senada dengan Jony, Wakil Rektor Bidang Akademik Dr. Josep Ginting juga mengungkapkan berbagai potensi di kota Palu yang perlu dikembangkan oleh mahasiswa Presuniv.
"Mahasiswa Presuniv harus menjadi pemimpin dalam pengembangan berbagai sektor di kota Palu. Dengan kuliah di Presuniv mahasiswa bisa menjadi jembatan investor untuk datang ke kota Palu, ini yang penting. Kekayaan kota Palu banyak dari segi mineral dan pariwisata kreatif, dan ini tugas mahasiswa Palu untuk memperkenalkan potensi Palu di kancah internasional."
Mohammad Shihab, alumnus yang juga menjadi dosen di Presuniv mengatakan mahasiswa Palu harus bisa lebih menunjukkan kemampuan kepada masyarakat kota Palu.
"Anda harus lebih banyak menunjukkan kepada masyarakat Palu bahwa Anda tidak kuliah di kampus yang biasa saja. Banyak dari komunitas Palu ini yang memenangkan kompetisi internasional seperti presentasi karya ilmiah dan aplikasi smartphone. Bahkan setelah lulus berhasil bekerja hingga ke Vietnam. Prestasi ini harus bisa diketahui oleh masyarakat di kota Palu."
Alief Ramdhani, mahasiswa Palu jurusan International Business yang saat ini menjadi Brand Ambassador UBER Indonesia mengapresiasi acara diskusi bersama pimpinan Presuniv.
"Kami senang karena kami dari Palu adalah komunitas yang pertama kali bisa duduk bersama para petinggi kampus yang mungkin tidak dapat dilakukan di kampus lain. Saya juga tidak salah pilih kampus karena kuliahnya sepenuhnya dilakukan dalam bahasa Inggris," ungkap Alief.
Ikuti tulisan menarik Mohammad Shihab lainnya di sini.
