x

Iklan

Gusrowi AHN

Coach & Capacity Building Specialist
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Berdansalah dengan Keadaan!

Apa yang terjadi, terjadilah. Meyakini bahwa setiap peristiwa dan kejadian memiliki masalah, cara dan jalan keluarnya sendiri.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Seabrek kegiatan dan beban pekerjaan di depan mata. Membayangkan bagaimana melewatinya pun tak mampu. Seolah tak ada ruang untuk bernafas. Alih-alih mencoba merancang rencana kelola waktunya, namun apa daya, tak ada kesempatan sedikitpun untuk bisa sejenak memikirkannya.

Mencoba cara Steven Covey dalam mengelola waktu. Memetakan antara urusan yang ‘mendesak’, dan yang ‘penting’. Faktanya, masalah yang menghadang sama-sama mendesak dan penting. Stress dan frustasi menjadi hal yang tak terhindarikan.

Mencoba melakukan prioritisasi. Menentukan mana yang lebih prioritas dibanding yang lain. Masalah selesai ketika berhasil membuat prioritisasi masalah. Tapi, hambatan dan tantangan lain muncul. Konsistensi, dan komitmen mengerjakan hal yang prioritas, ternyata gagal, dan tidak sesuai dengan tenggat waktu yang kita tetapkan. Belum lagi, kita juga berhadapan dengan godaan-godaan dan distraction yang datang tiba-tiba, tanpa bisa diduga, yang nyatanya mengganggu prioritisasi yang telah kita lakukan. Apa yang musti kita lakukan?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mungkin, “Berdansa dengan keadaan” bisa menjadi pilihan menarik. Apa yang terjadi, terjadilah. Meyakini bahwa setiap peristiwa dan kejadian memiliki tantangan, cara, dan jalan keluarnya sendiri. Yang kita butuhkan adalah mengawal proses yang ada dengan optimisme, bahwa segala hal yang terjadi karena alasan. Kita perlu terlibat mempengaruhi alasan-alasan tersebut agar mendukung apa yang kita ingin wujudkan. 

Pengalaman kolega saya menarik saya bagi disini. Ia mengaku, sudah pada tahap bisa  ‘menikmati’ moment atau keadaan meskipun sarat ‘ketidakjelasan’. Ketika, bagi sebagian besar orang, ketidakjelasan menghadirkan situasi yang tidak nyaman. Sebaliknya, Ia justru bisa menikmati. Tidak ada kekhawatiran yang muncul dalam pikirannya. Bayangan buruk tentang kemungkinan yang akan terjadi sebagai akibat ketidakjelasan keadaan yang ada, juga tak terlintas di benaknya. Apakah ini menunjukkan kemampuannya ‘berdansa dengan keadaan’? Apa yang bisa menjadikannya seperti itu?

Kira-kira ‘jawabnya’ begini. Karena saya sendiri belum pada tahap seperti itu. Dan juga belum sempat tanya ke kolega saya, bagaimana ia bisa seperti itu.

Segalanya musti dimulai dari upaya maksimal menghadapi beban yang menghadang. Itu kunci utamanya. Untuk bisa melewati serba ketidakpastian dibutuhkan kesiapan mental untuk bisa fleksibel,  tidak mudah menghakimi/menilai (buruk) keadaan yang kita hadapi, berprasangka baik dengan segala keadaan yang kita hadapi (seburuk apapun keadaan yang kita hadapi). Menikmati proses yang ada. Tidak emosional, dan tidak mudah terbawa perasaan (baper).

Adanya niat yang kuat untuk secara ikhlas ‘menikmati keadaan’ yang ada, dan apapun potensi resiko yang akan dihadapi menjadi kunci berikutnya. Sangat tidak mudah. Namun, sangat penting dan berharga untuk dicoba.

Mari kita coba! #gusrowi.

 

Sumber ilustrasi: http://dancemagazine.com.au/2015/10/behind-the-lens-dance-photographer-lois-greenfield/

Ikuti tulisan menarik Gusrowi AHN lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler