x

Iklan

akhlis purnomo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Mengapa Sabun Cair Sebaiknya Tidak Diencerkan

Kesal sabun cair di kantor atau mall diencerkan semena-mena? Anda tidak sendirian.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Makan siang kami siang itu menggiurkan. Ikan mujahir goreng garing dan lalap dan sambal terasi terhidang di meja. Siap disantap. Semua makan memakai tangannya. Saya menolak cara itu.

Bukan! Alasannya bukan karena saya sok borjuis, apalagi menolak tradisi makan Jawa, budaya yang menjadi akar saya. Tapi karena sabun cair di toilet tempat kami makan ini sudah diencerkan sedemikian rupa hingga seorang teman jengkel bukan kepalang dan berkata,”Aku tuang satu botol ke tangan dan gosok-gosok sampai besok juga nggak akan berbusa sama sekali!” 
 
Dan akibat pengenceran sabun itu, bau sambal terasi bisa menempel sepanjang hari di tangan. Saya merasa risih harus begitu, apalagi jika nanti tidak disangka-sangka harus bertemu dengan orang yang tidak menyukai baunya. Risikonya saya dianggap orang jorok. Padahal hanya karena sabunnya yang encernya minta ampun!
 
Saya yakin tindakan pengenceran itu dilakukan demi menghemat anggaran pembelian sabun cuci tangan yang biasanya terjadi di kantor-kantor, mall dan fasilitas umum. Satu jerigen bisa dicampur dengan air bersih dengan rasio 1 banding 1. Atau bahkan lebih. Itu karena begitu terobsesi dengan keinginan mengirit. 
 
Tapi apakah penghematan yang begitu gila-gilaan ini sebenarnya efektif untuk menghemat uang untuk membeli sabun? Atau adakah efek lain yang kita belum tahu jika pengenceran ini dilakukan sembarangan, tanpa perhitungan? Apakah khasiat sabun itu akan menurun seiring dengan penurunan konsentrasinya? Dan yang paling penting, apakah Anda bahkan peduli soal itu semua? Karena jujur saya sudah tidak sekali dua kali menjumpai orang yang keluar dari toilet umum begitu saja tanpa mencuci tangannya dengan sabun di wastafel. 
 
Pertama-tama yang perlu diketahui ialah mengencerkan sabun cair bukanlah cara yang tepat untuk menghemat karena justru air bersih akan terbuang lebih banyak. Kenapa? Karena air bersih itu selain mesti digunakan untuk mengencerkan sabun juga untuk membilas kotoran di tangan yang lebih sulit dihilangkan karena kandungan sabun yang makin rendah. Jadi sebagai kompensasinya, orang biasanya malah boros membilas tangan dengan air dari keran. 
 
Menambahkan air ke dalam sabun cair juga malah membuat bakteri bisa tumbuh subur di dalamnya. Bakteri bisa berkembang biak dalam medium cair apapun (jadi itulah ada alasan mengapa sabun menggunakan bahan pengawet juga). Dan kalau Anda belum tahu, sabun cair komposisinya berbeda dari sabun batangan. Sabun cair biasanya memiliki kandungan yang bisa menjadi sumber makanan bakteri, seperti bahan yang berbasis gula, tepung, atau hidrokoloid demi memberikan tekstur dan kelembutan di kulit Anda. Dengan memberi air lagi ke sabun cair, Anda ibarat merusak khasiat sabun cair itu sebagai pemusnah bakteri. Mau bebas bakteri, malah berlumur lebih banyak bakteri. Ironis kan? Lagipula saat kita mengencerkannya dengan air bersih, apakah air itu memang sudah bebas bakteri? 
 
Lalu bagaimana caranya agar bisa tetap hemat sabun cair tanpa harus mencampur dengan air? Cari saja wadah yang lubangnya lebih kecil dari biasanya sehingga orang bisa lebih dapat mengukur kebutuhan jumlah sabun cairnya. Dengan begitu, saya masih bisa berhemat sabun tanpa perlu lagi takut tangan masih bau terasi! (Foto: Wikimedia Commons)

Ikuti tulisan menarik akhlis purnomo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler