x

Iklan

Sandyawan Sumardi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kesaksian Libi dalam Penggusuran Bukit Duri

Namun sore hari sesudah penggusuran itu, ternyata beberapa anak sanggar melihat si Libi menangis terisak-isak di atas reruntuhan Sanggar Ciliwung Merdeka..

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Libi adalah kucing milik bersama Ghofur, Muis, Ucok, Deni, Cilong dan Dedi.. Anak-anak muda penghuni Sanggar Ciliwung Merdeka, di RT 06, RW 12, Kel. Bukit Duri, Kec. Tebet, Jakarta Selatan.

Libi inilah kucing betina yang manja dan setia, yang paling disayang warga Bukit Duri. Memang Libi lahir di rumah bersama, Sanggar Ciliwung itu.

Iya bersahabat dengan Indy (4 tahun) puteri kecil pasangan Ghofur (anak angkat saya) dan Mentari.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada saat penggusuran paksa di pagi yang menyiksa itu, Rabu, 28 September 2016, astagafirullah...! Aku menyaksikan Libi masih berdiri, bergerak-gerak di bangunan bagian atas Sanggar, loncat kesana-kemari, menghindari ayunan dan terkaman ganas beckhoe yang mengamuk, diiringi suara deru campur debu yang mencekik, serta teriakan dan isak tangis warga Bukit Duri yang sebagian besar punya ikatan batin dengan tanah, bangunan betapapun sederhananya, lingkungan, bahkan air sungai Ciliwung yang terus mengalir dalam keheningannya yang menahan duka. Saya tidak yakin, Libi masih hidup atau tidak sesudah penggusuran biadab itu.

Namun sore hari sesudah penggusuran itu, ternyata beberapa anak sanggar melihat si Libi menangis terisak-isak di atas reruntuhan Sanggar Ciliwung Merdeka..

Dan sejak saat itu, kucing yang malang ini setiap hari, terutama mulai sore hari, sekitar pukul 15.00 ia tidur di reruntuhan bekas tanah dan rumah tercintanya..

Kesaksian Libi, seakan mengungkapkan betapa "Gemeinschaft" adalah bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggota warganya diikat oleh hubungan batin yang kuat dan bersifat nyata serta organis. Kelompok paguyuban serupa ini sering dikaitkan dengan masyarakat komunal dengan ciri-ciri adanya ikatan kebersamaan (kolektif) yang sangat kuat.

Tapi kesaksian Libi bisa jadi juga berkisah tentang kesetiaan.

Setia pada sahabat, dan selalu tau jalan untuk pulang. Setia berarti teguh, bersekutu dengan sistem nilai, kasih sayang yang diberikan oleh pihak yang dianggap menyayanginya. Seakan tak tertarik pada rayuan hal-hal lain yang bersifat ragawi dan sementara.

Seperti ada sistem hati yang sudah terkunci dan tak bisa dibuka oleh pihak lain. Bahkan Libi, pemilik hatipun, sepertinya juga tak tau cara membukanya agar pihak, lain orang lain, apa lagi pihak penguasa yang hanya bisa memaksa, untuk bisa masuk dan menggantikan atau mensejajarkan dengan "roh" rumah, tanah, lingkungan kehidupan, persekutuan paguyuban, yang begitu lama sudah ada, sejak Libi dilahirkan. Tak ada jarak dan waktu yang benar-benar mampu memisahkan jiwa Libi dan Sanggar Ciliwung Merdeka, yang saling setia. Keduanya selalu bisa bertemu di satu titik yang sama, meski sudah terpisah ribuan mil, ribuan tahun..

Jakarta, 17 Oktober 2016.

I. Sandyawan Sumardi

#CahayaTanahGusuran

#CiliwungMerdeka

#BukitDuriMenggugat

#GemaDemokrasi

#MenolakPenggusuran

Ikuti tulisan menarik Sandyawan Sumardi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Establishment

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 10 April 2024 09:18 WIB

Terkini

Terpopuler

Establishment

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 10 April 2024 09:18 WIB