x

Sebuah alat berat mengeruk pasir di kawasan proyek reklamasi di pesisir Kolombo, Sri Lanka, 9 Agustus 2016. REUTERS/Dinuka Liyanawatte

Iklan

Hamim Muhidin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Bukankah Ancol dan Pelindo Hasil Reklamasi?

Ancol dan Pelindo merupakan hasil dari kegiatan reklamasi yang sudah dirasakan manfaatnya

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Reklamasi kembali heboh dibicarakan oleh khalayak ramai. Bagi sebagian orang seolah rekayasa ruang dalam pembangunan pulau buatan ini sesuatu yang menakutkan dan terkesan seolah mengancam keberlangsungan kehidupan biota laut yang dianggap merusak lingkungan.

Padahal di depan mata kita sudah terbentang pulau hasil reklamasi yang merupakan hasil  rekayasa ruang seperti Ancol dan Pelindo. Toh dampak dari pembangunan ini sama-sama kita rasakan dan terbukti memberi manfaat pada banyak pihak, terutama bagi pemerintah maupun masyarakat luas.

Jika Ancol dan Pelindo merupakan hasil dari kegiatan reklamasi yang sudah dirasakan manfaatnya, lantas mengapa reklamasi dalam rangka melakukan penataan kawasan teluk Jakarta menuai polemik terjebak dalam kisruh berkepanjangan sehingga jauh keluar dari subtansi masalah.

Padahal, jika saja semua pihak menyadari betapa pentingnya pembangunan untuk keberlangsungan kehidupan manusia, seharusnya dapat dipahami urgensi pembangunan merupakan keharusan untuk di dukung secara bersama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apalagi sudah ada hasil yang dapat dilihat dari pembangunan Ancol dan Pelindo. Belum lagi kita bicara suksesnya reklamasi yang telah dilakukan oleh banyak negara, terbukti negara-negara tersebut memperoleh banyak manfaat dari pembangunan tersebut.

Rasanya tidak terlalu elok jika kita terus meribukan sesuatu yang tidak begitu subsantif, sementara kita masih tetap jalan ditempat dengan perdebatan-perdebatan tersebut. Sedangkan negara lain terus berbenah dan semakin berkembang dalam pembangunan.

Kemajuan tekhnologi serta semakin berkembangnya pengetahuan manusia, dapat memudahkan kita dalam mengembangkan pembangunan termasuk reklamasi itu sendiri. Artinya, keraguan serta ketakutan atas kerusakan yang disebabkan dari kegaiatan reklamasi telah diantisipasi dengan pendekatan tekhnologi.

Sekarang permasalahan kita sebenarnya sudah sangat jelas, masyarakat terlalu kaku menerima perubahan dalam pembangunan. Seharusnya pahami dulu niat baik dari pembangunan itu untuk kepentingan jangka panjang yang akan berimbas secara positif pada masyarakat itu sendiri.

Semangat perubahan dalam pembangunan dalam era yang terus berkembang seperti saat ini, kita tidak dapat membendung laju perubahan dalam semua sektor, termasuk perubahan dalam pembangunan. Yang dapat kita lakukan, adalah meespon semangat perubahan dengan menjadikan perubahan tersebut sebagai sesuatu yang positif untuk kepentingan bersama.

Ikuti tulisan menarik Hamim Muhidin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler