x

Iklan

jubir darsun

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Mitos Mesjid Agung Sunda Kelapa

Mesjid agung sunda kelapa terletak di kawasan menteng -Jakarta Pusat. selain wisata religi, kawasan mesjid agung sunda kelapa menyajikan aneka kuliner.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bagi anak-anak Himpunan mahasiswa Islam (HmI), keberadaan mesjid agung sunda kelapa bukanlah hal yang asing. Entah masih aktif pun tidak di Himpunan, mesjid agung sunda kelapa menjadi tempat singgah yang asyik plus menyejukan. Asyik, karena perantau-perantau muda dapat terus menyandarkan harapannya menalukkan tanah Batavia dalam sebait do’a di mesjid agung ini. Rasa frustasi, kejemuan dalam penat perjuangan serta rindu kampung halaman setidaknya terobati oleh es kelapa muda maupun tong seng pedas jajanan mesjid. Sungguh menyejukkan.

Mesjid agung sunda kelapa dihimpit oleh bangunan-bangunan mewah kawasan menteng. Simbolitas kawasan menteng yang paling mewah adalah rumah jabatan wakil presiden yang tiap saat di jaga oleh Pengamanan dan sebuah tank di pampang di sudut depan rumah. Tiap kali melewati rujab Wakil Presiden menuju mesjid Sunda Kelapa, entah untuk urusan ibadah atau sekedar singgah mengisi lambung tengah, saya meyakini anak-anak HmI selalu tersenyum sekaligus berharap bisa 'mengetuk pintunya'. Menyapa pak Jusuf Kalla(JK).

karena dikitari oleh rumah mewah nan megah, sumbangan untuk operasional mesjid berlimpah ruah. jika bulan Ramadhan tiba, imam sholat taraweh di impor langsung dari tanah suci Madinah. Aneka panganan untuk sahur dan berbuka selalu tersedia. sumbangan berupa rupiah pun tak kalah banyak jumlahnya. Bila bulan puasa tiba, saat kantong cekak tak karuan, berbuka dan beribadah di mesjid Sunda Kelapa dengan ratusan muslim seantero jakarta sungguh pengalaman sulit dilupa.`

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebagai mantan Pengurus Besar Hmi (PBHMI), kesan saya terhadap mesjid Sunda Kelapa begitu kuat. Ketenangan dalam beribadah dengan imam sholat lima waktu yang begitu fasih melantunkan ayat-ayat suci plus pemandangan interior mesjid yang begitu bersih dan rapi. Orang-orang yang datang beribadah betah untuk berlama-lama.

Namun begitu, saya pun pernah mengalami kejadian yang tak mengenakan usai beribadah. Dalam waktu yang berbeda, sepatu dan sandal baru saya raib digondol maling yang bergentayangan. Jika pembaca Indonesiana.tempo.co kebetulan lewat dan ingin singgah beribadah di mesjid Agung ini, titiplah sandal atau sepatu di tempat yang telah disediakan.

Sesekali, saya bertemu dengan kawan-kawan yang datang bernostalgia dengan kenangannya di Mesjid agung ini. Tentu dengan suasana kebatinan dan penampilan yang sudah berbeda. Dengan senyum keceriaan yang mengembang. Datang beribadah dan berucap rasa syukur sekaligus mengenang kepahitan menjadi perantau amatiran ibu kota.

Seorang yunior di kampus dulu, bertemu tak sengaja di Mesjid Agung ini berucap, ‘Saya tak bisa melupakan apa yang saya alami di mesjid ini'. ketika pertama kali menginjakan kaki di ibu kota, berhari-hari lamanya saya tidur dan beribadah sekaligus berpikir langkah-langkah saya di ibu kota. Pada akhirnya, seorang kawan di himpunan mengajak saya menginap di kontrakannya. kehidupan saya kini sudah berubah, kenangnya.

Mesjid Agung Sunda Kelapa tak pernah berubah, dengan kemolekan dan keagungannya. berdiri se-kokoh tekad para perantau menundukkan hutan belantara jakarta. Yang berubah hanyalah para perantau yang silih berganti datang dan pergi. Yang menengadahkan tangan kepada tuhan untuk kehidupannya. Yang menyeruput es kelapa muda setelah beribadah sambil berharap ada kawan pun senior yang datang menyapa. Tentu bukan untuk membayar apa yang dimakannya. lebih dari itu, kawan atau senior yang mampu membawanya ke puncak kejayaan di ibukota.       

Ikuti tulisan menarik jubir darsun lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu