x

Iklan

L Murbandono Hs

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Lima Tugas Bangsa Harus Dilaksanakan Agar RI Tidak Bubar

Demo 411 dan 212 hanya bagian kecil huru-hara sebagai akibat kegagalan reformasi 21 Mei 1998, bagian perang kepentingan kaum pembohong versus kaum penipu.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

  • Lima Tugas Bangsa yang Harus Segera Dilaksanakan  Agar RI Tidak Bubar

     

    (1) Menghancurkan Orbaisme sampai tuntas. Nasionalisasi harta jarahan mereka, berceceran di mana-mana, jumlahnya bergunung-gunung bisa dipakai ramai-ramai untuk bikin aneka macam perkakas kekuasaan.

    Iklan
    Scroll Untuk Melanjutkan

     

     

    (2)  Hadapi geger wacana Negara Islam dengan pikiran jernih, tak usah takut-panik-gusar dll  sebab Islam di Indonesia itu warna warni. Banyak sekali Islam yang baik berwatak nasionalis santun pluralis. Cuma segelintir yang jelek berwatak Arabia gaduh bersuara keras rasis. Maka segenap bangsa Indonesia bukan Islam harus bijak cerdas tegas jujur selama hayat dikandung badan.   

     

    (3)  Hadapi kegaduhan wacana bahaya laten komunis dengan pikiran jernih dan jujur, sebab komunisme itu warna-warni, ada komunisme menurut orang-orang pintar berpandangan luas mendalam berdasar fakta-fakta obyektif, ada komunisme menurut orang-orang goblok picik dangkal berdasar khayal, maka seluruh bangsa Indonesia harus menjadi orang pintar dengan terus belajar selama hidup.

     

    (4) Merenungkan dengan hati jernih sehingga mampu memahami Demo 411 menjadi Demo 212 hanyalah bagian kecil huru-hara sebagai akibat kegagalan reformasi 21 Mei 1998. Semua huru hara politik sejak saat itu sampai saat ini ujungnya adalah huru-hara yang melibatkan perang kepentingan antara gerombolan kaum Rakus versus kawanan kaum Kejam dan perang kepentingan gerombolan Pembohong versus kawanan Penipu.

     

    (5) Dalam kaitan butir 4, maka Rakyat harus bersatu padu mengubah sistem demokrasi maling sebab Indonesia  sudah dikuasai para maling. Pasalnya, calon semua pemimpin harus dari partai, hanya para maling  bisa tampil, sebab untuk tampil harus punya uang. Meski demokrasi tumbuh, tapi hukum  tunduk di bawah kendali mereka yang kuat jabatan dan punya uang. Hanya mereka yang punya uang banyak bisa naik. Setelah berkuasa, mereka kembali maling untuk mengembalikan sekaligus meraup untung dari investasi yang dikeluarkan. Yang terjadi seperti lingkaran setan. Begitu antara lain menurut Prof  Jeffry Winters dari Northwestern University AS. Dus, butir 5 ini erat terkait dengan butir 1.   

     

    Gunung Merbabu, Desember 2016

Ikuti tulisan menarik L Murbandono Hs lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler