x

Iklan

Kang Nasir Rosyid

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kita...,Kita....., Kita....., Kita....., Kita Indonesia.

tentang aksi 412

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pagi hari sekitar Jam 04.30, Kereta Api Taksaka dari Yogyakarta yang saya tumpangi tiba di Stasiun Gambir. Setelah semua barang dinaikkan diatas bus jemputan, bergegas saya ke Musholla yang letaknya disekitar tempat parkir kendaraan dengan tujuan lapor ke hadirat Illahi Robbi melaksanakan sembahyang subuh.

Di sekitar pelataran parkir maupun musholla, saya menjumpai banyak orang yang memakai seragam partai “Nasdem’’, dari obrolan mereka, saya bisa menangkap bahwa orang orang ini bukan warga DKI. Intuisi saya meraba raba, bahwa ada kemungkinan,kedatangan mereka akan mengikuti kegiatan partai, bisa jadi akan melaksanakan aksi, entah apa bentuknya.

Iseng saya bertanya kepada salah seorang yang memakai kaos partai, ada kegiatan apa kok banyak sekali anggota partai yang datang ke Jakarta. Tapi sayang, orang yang saya tanya tidak memberi jawaban yang jelas, ia hanya mengatakan akan menghadiri acara partai, adapun tempatnya tidak tau karena belum ada penjelasan resmi dari pimpinan rombongan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekitar pukul 8.30 WIB, saya tiba dirumah. Penasaran dengan apa yang saya lihat di Gambir, segera saja saya hidupkan TV, beberapa chanel TV saya hidupkan, ternyata tidak ada yang memberitakan atau menyiarkan tentang kemungkinan adanya acara di Jakarta. Terahir saya buka chanel Metro TV, kenapa saya buka yang terahir, tak lain sudah lama saya tidak nonton Metro TV, alasannya biarlah saya sendiri yang tahu.

Dan,,,,,, benar saja, di stasiun milik Surya Paloh ini, saya melihat kegiatan yang bukan hanya sekedar berita, tapi disiarkan secara langsung  , judulnya Parade Budaya Indonesia. Wah keren juga pikir saya. Tapi ternyata oh ternyata, di panggung berjejer para ‘’penggede’’ alias elite eliet politik, dari Ketua Partai, Menteri,  politisi, olahragawan silih berganti menyapa para peserta dengan gaya masing masing.

Tak kurang dari Surya Paloh, dedengkot Partai Nasdem, Setyo Novanto, Ketua Partai Golkar yang baru saja merebut kembali kursi Ketua DPR-RI, Politisi Golkar, mantan artis yang dulu sering pamer paha di Film Warkop Nurul Arifin, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito, dan tentu saja tak ketinggalan  Thantowi Yahya yang saat itu seolah menjadi pembawa acara hadir dan berdiri di Panggung Utama.

Yang pertama saya lihat adalah gaya Thantowi Yahya, politisi Golkar ini menyapa peserta dengan memperkenalkan tokoh tokoh yang hadir. Saya masih terngiang ucapan Thantowi, kurang lebihnya ia bicara bahwa ia mengapresiasi  ummat Islam yang telah melksanakan aksi dengan damai, kegiatan ini bukan untuk menandingi aksi damai ummat Islam, tetapi sebagai pelengkap.

Thantowi juga bilang bahwa parade budaya ini diwakili oleh perwakilan perwakilan dari seluruh Indonesia, bahkan katanya tidak aka nada taman yang diinjak injak oleh para peserta.

Mendengar ucapan Thantowi ini, saya hanya mesem mesem saja, jujur saya masih meraba raba, apa sebetulnya tujuan dari aksi ini, apalagi dibawah bertebaran atribut atribut partai, ya bendera, ya kaos yang dipakai peserta. Yang paling menonjol adalah atribut dari Partai Golkar dan Nasdem. Bendera Golkar pimpinan Setnov berkibar dimana mana, Bendera AMPI Jakarta, kader dari AMPG berseliweran di arena itu. Begitu juga kalangan Nasdem, peserta dengan memakai kaos Nasdem juga mendominasi dibeberapa tempat.

Sulit rasanya untuk mengatakan bahwa kegiatan ini murni soal ‘’budaya”, sulit rasanya untuk mengatakan bahwa ini bukan aksi tandingan. Walaupun Thantowi bilang bahwa kegiatan ini sebagai pelengkap aksi ummat Islam, lantas adakah yang percaya?. Kalau memang sebagai pelengkap, mengapa tak satu katapun keluar dari mulut Thantowi soal penegakan hukum terhadap Ahok sebagaimana di gaungkan oleh ummat Islam dalam aksi sebelumnya.

Bohong besar bahwa aksi ini tidak merusak taman, di Medsos sudah berjibun foto foto tentang rusaknya taman di sekitar HI akibat di injak injak pendemo. Budaya apa itu namanya?. Kok dari pihak sana tidak ada yang mencaci maki sebagaimana terjadi makian kepada ummat Islam yang pernah ber-aksi dan kebetulan ada taman yang terinjak.

Saya juga sempat melihat sebentar bagaimana ber-api apinya Surya Paloh menyapa peserta, dengan mengucapkan Kita…, kita…, kita…, kita…, kita…, kita… –entah berapa kali kata kita diucapkan saya tidak sempat menghitung— kita adalah Indonesia. Weleh weleh,,, emangnya yang hadir disitu saja yang “Indonesia”. Bukankan beratus juta penduduk yang tidak hadir di acara itu orang  Indonesia juga”?. Saya, istri saya, anak saya, masih KTP Indonesia, masih orang Indonesia yang mencintai Indonesia. Setelah mendengar kata terahir Surya Paloh ''Kita  Indonesia", langsung saja TV saya matikan, bukan karena tidak suka Surya Paloh, atau Setyo Novanto dan ngga tertarik melihat para politisi bersorak sorak diatas panggung, tapi lebih kepada penghematan listrik yang meterannya sudah bunyi tit,,,tit,,,tit tanda KWHnya sudah minta diisi lagi. Bagaimana dengan anda?.

Pertanyaan saya kemudian, kok bisa acara itu memanfaatkan momen ‘’Hari bebas Kendaran Bermotor” di jalan Thmarin dan sekitarnya. Bukankan HBKB hanya untuk kegiatan olah raga masyarakat Jakarta?. Pertanyaan ini wajar saja, sebab menurut Peraturan Gubernur DKI yang ditanda tangani Ahok, yang sekarang menjadi Tersangka Penistaan Agama, HBKB tidak boleh digunakan untuk kegiatan politik. Nah jika demikian adanya, maka para punggawa yang merancang kegiatan ini sudah melabrak aturan hukum, apakah memang mereka mereka ini sukanya melabrak hukum?.  

Kepada yang tahu, tolong kasih tahu, apa sebenarnya tujuan dari Parade Budaya ini?. Tolong jelaskan sejelas jelasnya dengan memakai parameter yang nyata nyata terjadi saat aksi berlangsung atau dengan hadirnya para elite politik dan penguasa –ada menterinya lo --  diatas.

Hanya saya tekankan disini, Kita,,, kita  yang ada di bumi nusantara ini, semuanya adalah Indonesia.

Ikuti tulisan menarik Kang Nasir Rosyid lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler