x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Para Perempuan di Bawah Teleskop

Para ilmuwan perempuan belum memperoleh penghargaan laiknya sejawat laki-laki mereka.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Setelah menulis karyanya yang mengharukan tentang hubungan Galileo Galilei dengan putrinya (Galileo’s Daughter, 1999), Dava Sobel mengajak kita menyusuri kisah lain yang tak kalah simpatik. Dalam bukunya yang baru saja terbit, The Glass Universe, Sobel—yang tekun menyusuri jejak-jejak historis dalam sains—menceritakan tentang perjuangan sejumlah perempuan di dunia astronomi menjelang akhir abad 19 dan awal 20.

Pada tahun 1870an, di AS kaum perempuan belum lagi memperoleh hak untuk memilih atau mendirikan perusahaan. Sejumlah kecil perempuan ‘beruntung’ memperoleh pekerjaan di tempat yang barangkali asing bagi masyarakat masa itu: Harvard College Observatory. Sebagai asisten, mereka seolah dilahirkan untuk bekerja di sana—sebagai isteri, anak perempuan, dan saudara perempuan astronom yang bekerja di observatorium ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mereka, sebenarnya, berperan lebih dari asisten. Tugas mereka adalah memelajari, membandingkan, membuat klasifikasi, serta mengkatalogkan data tentang bintang-bintang yang dipotret para pria pada ribuan plat kaca. Bukan pekerjaan rinngan. Seperti dikatakan Sobel, “Pekerjaan ini menuntut perhatian yang cermat pada detail serta kapasitas besar untuk menampung kejenuhan.”

Para perempuan ini dikenal pintar matematika, menekuni fisika dan astronomi, bahkan ada yang kemudian meraih gelar doktor. Mereka memang tidak bekerja di bawah teleskop dan mengintai langit malam yang terang oleh bintang-bintang, yang dikerjakan oleh astronom lelaki. Bekerja di bawah dua sosok berpikiran maju, Edward Pickering dan Harlow Shapley—keduanya menjabat direktur Observatorium, para perempuan ini bersemangat untuk melangkah lebih maju. Pickering dan Shapley mencari hibah untuk penelitian serta beasiswa akademik bagi perempuan. Dua perempuan filantropis, Anna Palmer Draper dan Catherine Wolfe Bruce, memberi dukungan.

Lewat pengisahannya yang empatetik, Sobel mengurai hubungan yang rumit di antara orang-orang yang berusaha membuka misteri di langit. Di tengah penghargaan yang pelit kepada ilmuwan perempuan—dan ini masih berlanjut hingga kini, Pickering dan Shapley memberi dukungan kepada para perempuan ini. Keduanya menunjukkan komitmen kuat bagi penelitian kolaboratif, mengedepankan dokumentasi di atas teorisasi, dan mendesak komunitas ilmiah agar memberi kredit yang layak bagi para perempuan yang telah ikut membuka jalan bagi astrofisika modern.

Salah satu perempuan yang berkontribusi besar ialah Williamina Fleming. Selama beberapa dasawarsa ia mengklasifikasi lebih dari 10 ribu gambar, menemukan 10 nova atau bintang baru dan lebih dari 300 bintang lain. Atas desakan Pickering, di usia 42 tahun Fleming ditunjuk menjadi perempuan pertama yang memegang gelar resmi di Harvard University sebagai Kurator Foto Astronomi. Meski begitu, ternyata gaji tahunannya 1.000 dolar lebih rendah dari sejawatnya laki-laki.

Para perempuan ilmuwan ini terus berjuang. Abbot Lawrence Lowell, presiden Harvard University ketika itu, berulang kali menolak memberi tempat terhormat bagi Cecilia Payne-Gaposchkin, meskipun ia meraih gelar doktor dengan disertasi yang cemerlang pada 1925. Ia akhirnya memperoleh posisi profesor penuh di Harvard 31 tahun kemudian. Namun, gajinya masih lebih rendah dibanding sejawatnya.

Sobel melakukan riset bertahun-tahun hingga akhirnya The Glass Universe diterbitkan oleh Viking pada Desember ini. Peluncurannya dilakukan di bangunan observatorium tua di antara setengah juta pelat kaca yang masih disimpan oleh Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics sebagai monumen hasil kerja luar biasa Williamina, Cecilia, Henrietta Leavitt, maupun ilmuwan perempuan lain yang telah memberi sumbangan berharga bagi perkembangan astrofisika pada pergantian abad 19-20. **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu