x

Iklan

Charis Subarchaa

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Refleksi Hari Kebangkitan Teknologi Nasional Ke-21

Kemajuan Teknologi dan Ilmu Teknologi Untuk keberpihakan kepada Masyarakat

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dalam sejarahnya peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional diawali dengan Menristek saat itu yang dijabat oleh Prof.Dr.Ing.B.J.Habibie, membuat langkah yang berani dengan penerbangan perdana N-250 Gatotkaca pada tgl. 10 Agustus 1995, Peristiwa penerbangan perdana pesawat N-250 pada tanggal 10 Agustus 1995 itu merupakan pengejawantahan upaya panjang sejumlah ilmuwan Indonesia untuk menjadikan bangsa ini sebagai bangsa terhormat di dunia. Bermodalkan kebijakan transformasi industri yang dicanangkan Menristek waktu itu.

Jika kita menghitung sudah 21 tahun kita memperingati satu peristiwa penting tersebut yang kita kenal dengan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional yang menjadi awalan dalam perkembangan Teknologi di tanah Air kita. Berdasakan beberapa sumber, ada 9 penemu Teknologi yang mengguncang dunia berasal dari Indonesia diantaranya :

1. Pondasi Cakar Ayam (1961). Teknologi ini ditemukan oleh Prof. Dr. Ir. Sedijatmo,

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

2. Teori 23 Kromosom (1955). seorang ahli Cytogenetics Indonesia yaitu Dr. Jow Hin Tjio menemukan fakta bahwa jumlah kromosom manusia adalah 23 buah,

3. Teori Crack Progression (1968). Teori ini ditemukan oleh mantan Presiden RI Dr. Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie,

4. Two Man Cockpit (1969). Wiweko Soepono yang dikenal sebagai penemu pesawat komersil two-man cockpit yang diterapkan pabrik Airbus Industri,

5. Ketela Pemadam Api (1979). Ketika sedang melakukan uji coba menggunakan cairan pelumas berbahan kulit ketela pohon di Queen Marry College-London University, Inggris, Randall Hartolaksono menemukan teknologi untuk memadamkan api secara efektif dan ramah lingkungan,       

6. Kromatografi Tercepat (1998). Di bawah bimbingan Profesor Toyohide Takeuchi di Universitas Gipu, Jepang, pada tahun 1998, Prof. Dr. Rahmiana Zein, yang saat itu sedang melakukan penelitian untuk disertasi doktor bidang kimia menemukan teknik kromatografi tercepat di dunia,

7. Persamaan Matematika Helmholtz (2005). Persamaan matematika ini berhasil dipecahkan oleh Yogi Ahmad Erlangga, dosen ITB asal Tasikmalaya. Ketika memecahkan rumus ini, Yogi sedang menempuh program Ph.D di Delft University of Technology, Belanda,

8. Pemindai 4 Dimensi ECVT (2006). ECVT (Electrical Capacitance Volume Tomography) adalah hasil temuan Dr. Warsito Purwo Taruno. Penemuan  ini  telah  dipatenkan  secara  internasional, 

9.  Sistem  Telekomunikasi   4G   berbasis   OFDM (2010). Era informasi dengan ditunjang jaringan sistem telekomunikasi memacu para peneliti di bidang ini. Seorang ilmuwan alumni ITB, Khoirul Anwar bersama koleganya berhasil merombak efisiensi pakem alat komunikasi dan masih banyak lagi orang Indonesia yang berhasil menemukan Teknologi baru.

Sedikit gambaran diatas membuktikan bahwa Sumber Daya Masyarakat  bangsa Indonesia tidak kalah dengan Sumber Daya Masyarakat Bangsa lain dalam hal penguasaan Ilmu Pengetahuan, begitulah Prof. Dr. Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie mengatakan.  Beberapa hal yang perlu kita refleksikan di Hari Kebangkitan Teknologi ini yaitu Bagaimana Peran  Pemerintah dalam mewadahi dan memfasilitasi para Ilmuwan yang mampu bersaing di Dunia ? pertanyaan tersebut sangat penting mengingat jika kita melihat perkembangan Teknologi di Negara kita sangatlah tertinggal dari Negara lain, bahkan dengan Negara tetangga seperti Malaysia,Singapore dan Australia. Penulis mengambil contoh di bidang Teknologi Nuklir dan Astronomi/antariksa misalnya Indonesia telah memiliki 3 Reaktor Nuklir riset yang berada di serpong Tanggerang, Bandung, dan Yogyakarta. Akan tetapi sampai saat ini Negara kita belum menggunakan Teknologi Tenaga Nuklir baik untuk Pembangkit Listrik maupun untuk kebutuhan lainnya. Di Bidang Astronomi/antariksa misalnya kita pasti mengenal nama Profesor Bambang Hidayat yang pernah menjabat sebagai vice president IAU (International Astronomical Union), juga Prof Dr. Mezak Arnold Ratag adalah salah seorang astronom brilian Indonesia dan juga kita masih ingat Pada tahun 1985, ada dua antariksawan yang disiapkan dari Indonesia untuk ke luar angkasa, yaitu Dr. Pratiwi Pujilestari Sudarmono (ahli Biologi Molekuler)  dan Taufik Akbar (lulusan Teknik Elektro ITB). Sayangnya, misi yang akan dijalankan batal karena meledaknya pesawat ulang-alik Challenger., lalu bagaimana dengan kemajuan Teknologi kita di bidang Astronomi ? tentulah kita sudah mengetahui jawaban tersebut. Penulis mengambil contoh 2 Ilmu maupun 2 perkembangan Teknologi tersebut bukan tanpa alasan, amanat presiden  sukarno pada tahun 1958 yaitu Untuk menjadi bangsa yang besar Indonesia kedepan harus menguasai Nuklir dan Antariksa.

Tentu kita harus benar benar memahami bahwa salah satu kemajuan suatu Negara dapat dilihat dengan kemajuan Teknologinya, beberapa tahun yang lalu kita kita di kagetkan dengan penemuan teknologi penyembuhan penyakit kanker dan penemuan tentang 4G yang ditemukan oleh masyarakat Indonesia. Akan tetapi hal tersebut tidak sebanding dengan respon pemerintah terhadap penemu tersebut. Penemuan tersebut malah menjadi Hak Paten dan di kembangkan oleh Negara lain, Dr. Warsito penemu alat terapi kanker Electro-Capacitive Cancer Therapy (ECCT) hasil penemuannya menjadi Made In Singapore. Dr, Khoirul Anwar dari Indonesia yang mengerjakan prinsip/konsep dasar dengan dua Fast Fourier Transform (FFT) berpasangan, dan ini 'dipakai' dalam 4G uplink," dan Khoirul mematenkan konsep pemakaian  dua  FFT  pada 2005, Paten US 7804764 B2. Akan tetapi di Negaranya sendiri kurang dihargai.

Perkembangan Teknologi harus di dukung oleh Sumber Daya Manusia untuk mengoperasikan dan mengembangkan teknologi tersebut. Sedikit penjelaskan diatas bias menjadi satu awalan untuk kita refleksikan di Hari Kebangkitan teknologi 10 Agustus bahwa kedepan pemerintah harus serius dalam memajukan teknologi untuk kesejahteraan masyarakat dan untuk menjalankan Amanat UUD 1945. Tentunya juga perlu dorongan dan masukan dari masyarakat agar pemerintah benar – benar serius memajukan teknologi di Indonesia. Jangan sampai Penemuan yang dilakukan oleh bangsa kita hanya berhenti pada penemuan semata tanpa adanya produksi massal untuk mensejahterahkan Masyarakat. Masih banyak masyarakat kita yang masih tidak paham tentang teknologi yang modern karena tidak meratanya pendidikan dan kurangnya perhatian terhadap masyarakat yang berada di daerah tertinggal.

Politik tanpa Ideologi seperti halnya tak bernyawa, tanpa Teknologi seperti tidak berpanca Indra. #BS

Ikuti tulisan menarik Charis Subarchaa lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler