x

Iklan

Kang Nasir Rosyid

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Andai Saya Jadi Alfred Riedl

Final leg kedua AFF

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Euforia menyambut final piala AFF 2016 antara Indonesia vs Thailand yang tinggal menghitung jam, kini sedang melanda di seluruh negeri. Fanatiker bola pendukung Timnas Indonesia sudah siap siap untuk menyaksikan melalu layar kaca masing.

Tak terkecuali, di markas kami yang di komandani langsung oleh Walikota Cilegon DR.Tb. Iman Ariyadi, sudah siap siap menggelar karpet merah dan layar lebar untuk nonton bareng. Tak tanggung tanggung, 10 ekor kambing dimutilasi, sebagian ditusuk untuk dibakar, sebagian di rabeg (has Cilegon), sebagian lagi di sop untuk santap malam. “Supaya soraknya kenceng”,kata Walikota yang sudah memakai kaos putih final AFF.

Inilah waktu pembuktian bahwa Elang Indonesia bisa melupatkan Gajah Thailand, meski untuk leg kedua ini bermain tanpa si pendekar –pendek dan kekar – Andik Firmansyah, Timnas masih punya Zulham Zamrun dan Ferdinand Sinaga. Hal ini sudah dibuktikan saat final leg pertama, Thailand bertekuk lutut dihadapan puluhan ribu penonton di Pakansari dan jutaan mata warga negara Indonesia melalui siaran langsung MNC Group utamanya INews TV dan RCIT. Memang tanpa Andik, daya gedor melalui sayap kiri lawan maupun pola permainan secara keseluruhan dipastikan mengalami perubahan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Melihat kondisi seperti itu, saya hanya bisa berandai andai, yakni “Andai saya jadi Alfred Riedl’’

Ya, Andai saya jadi Alfred Riedl’’, secara umum saya akan menekakan kepada Boas Salosa dan kawan kawan, untuk menekan Thailand sejak menit pertama, sebab  kondisi saat ini, beban berat dan tekanan mental justru ada di Thailand setelah Gajahnya di patuk dan dicengkam Elang Indonesia di Pakansari Bogor hingga tak berdaya dengan kedudukan 2-1 untuk Indonesia. Ini modal besar bagai pasukan Garuda.

“Andai saya jadi Alfred Riedl’’, saya akan lebih menekankan kepada lini pertahanan yang dikomandani Hansamu untuk lebih merapatkan barisan agar pemain pemain Thailand tidak bisa leluasa menusuk juntung pertahanan. Sebagai tameng awal, akan saya perintahkan Bayu Pradana dan Manahati Lestusen untuk bisa menjegal pemain Thailand sebelum masuk ke jantung pertahanan,   kalau perlu saya akan memerintahkan kepada Manahati untuk selalu menempel pergerakan pemain gaek Thailand Teerasil Dangda yang punya naluri mencetak gol lebih baik dibanding pemain lainnya.   

“Andai saya jadi Alfred Riedl’’ saya tetap akan memasang Boas Salosa sebagai striker utama yang bisa memporakporandakan pertahanan Thailand, Rizky Pora yang sudah membuktikan permainan ciamiknya untuk tetap memberikan assist kepada Boas Salosa atau Zulham dalam menggetarkan jala gawang yang dijaga oleh si tukang Kawin.

‘’Andai saya jadi Alfred Riedl’’, saya akan instruksikan, sedapat mungkin memasok bola kedepan gawang Thailand melalui umpan umpan lambung, utamanya dari bola bola mati baik tendangan bebas maupun sepak pojok. Ini sudah bisa dibuktikan, Thailand selalu kebobolan oleh kepala sakti Hansamu yang membantu serangan ketika sepak pojok.

Ya, itu hanya sebatas pengandaian, tapi saya yakin, jika ini bisa diterapkan, Gajah akan bertekuk lutut kembali akibat patukan dan cengkraman Elang sakti Indonesia yang sudah merindukan Juara.

Ikuti tulisan menarik Kang Nasir Rosyid lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler