x

Iklan

Redaksi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Bagaimana Om Telolet Om Merambah Medsos Inggris dan Amerika

Ini merupakan fakta nyata akan kekuatan teknologi komunikasi media dengan karakter khasnya yang menengahkan prosumer.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Munculnya topik Om Telolet Om yang menjadi perbincangan di kalangan media sosial di Indonesia, lalu dibahas oleh banyak orang di dunia, merupakan fenomena tentang "kemenangan sesaat" dalam pertarungan budaya global. Dalam konteks budaya, fenomena ini merupakan hal menarik karena terkait dengan masalah globalisasi.

Demikian pandangan pakar komunikasi sekaligus Guru Besar Universitas Indonesia Ilya Revianti tentang fenomena ini. Menurutnya, pertarungan budaya hasil konstruksi realitas sosial kreatifitas anak bangsa yang kemudian meluas ke seluruh penjuru dunia dengan bantuan media sosial dan bisa diterima sebagai bagian dari budaya popular dunia merupakan hal yang sangat menarik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Ini merupakan fakta nyata akan kekuatan teknologi komunikasi media dengan karakter khasnya yang menengahkan prosumer. Semua orang bisa menjadi produsen pesan berupa ungkapan kreativitas tentang realita sosial yang dihadapinya sehari-hari," kata Ilya, dalam siaran pers PT Isentia Jakarta, Jumat, 23 Desember 2016.

Saat ini, tambah Ilya, arus informasi global tidak lagi satu arah, namun ada arus balik budaya berisikan realita asli yang dihadapi anak muda di belahan bumi "Selatan". "Walaupun realita tersebut direkayasa dalam bentuk meme yang lucu."

Ilya menambahkan, isu besar atau penting dan sebaliknya ditentukan oleh media sebagai pembentuk opini publik, termasuk isu Telolet ini. Media sosial bisa menjadi alternatif sumber informasi penyeimbang.

"Tentu dengan catatan, kita harus bijak menggunakannya. Dan yang terpenting bisa memilah-milah mana yang merupakan konten sampah dan mana yang bermanfaat," imbuhnya.

Tren Menurun

Perusahaan yang bergerak di media inteligen asal Australia, Isentia, melakukan pemantauan terhadap fenomena Om Telolet Om ini. Istilah yang mulai popular sejak 19 Desember tersebut lalu dimonitor pembicaraannya di semua kanal media sosial sampai tanggal 23 Desember. Menurut General Country Manager Isentia Jakarta, Luciana Budiman, tren percakapan mengenai topik ini sudah mencapai titik klimaksnya pada tanggal 21 Desember dan saat ini cenderung menurun.

"Berdasarkan pantauan kami, netizen lokal yang membicarakan isu ini di berbagai media sosial mencapai titik terbanyak pada tanggal tersebut. Karena netizen luar juga memperbincangkan, kami juga memantau pembicaraan dari Amerika dan Inggris dengan jumlah pergerakannya mencapai ribuan per harinya," tuturnya.

Secara umum, total pembicaraan mengenai topik ini mencapai 176.984 (96.81%) buzz selama lima hari ini untuk netizen lokal. Sementara untuk netizen Inggris, total buzz yang dihasilkan adalah 1968 (1.07%) dan netizen Amerika mencapai 5.766 (3.12%).

"Netizen Amerika lebih banyak daripada Inggris karena salah satu faktor penyebabnya adalah Presiden Obama sempat membahas ini di akun Twitter-nya. Sebagai seorang top influencer, tentu ini sangat berpengaruh terhadap meningkatnya trafik pembicaraan," kata Luciana.

Luciana juga menyebutkan bahwa rata-rata pembicaraan mengenai Om Telolet Om tidak saja membahas bunyi klakson bus, melainkan juga aransemen musik, kampanye politik, pujian musisi hingga bahkan nasehat agama.

"Ini membuktikan bahwa kreatifitas orang Indonesia dalam menciptakan sesuatu yang booming dari hal-hal yang biasa ternyata diapreasiasi oleh masyarakat dunia," pungkasnya.

Ikuti tulisan menarik Redaksi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler