x

Iklan

Putu Suasta

Politisi Demokrat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Empati Agus-Sylvi

Opini

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Debat Cagub-Cawagub peserta Pilkada DKI yang berlangsung tadi malam mendapat sorotan luas dari publik di tanah air. Dari pantauan percakapan di media sosial, pasangan nomor urut 1 (Agus-Sylvi) mendapat sentimen positif paling tinggi dibanding pasangan lain. Politica Wave mencatat, pasangan Agus-Sylvi berhasil membukukan sentimen positif sebesar 61 persen (kompas.com, 14/01/2017).

Benang merah yang dapat ditarik dari pemaparan, penjelasan dan argumentasi Agus-Sylvi dalam debat tadi malam adalah empati mendalam kepada masyarakat miskin perkotaan. Sebagai pendatang baru di gelanggang politik, Agus tidak banyak mengunakan bahasa basa-basi politik. Dia langsung menyorot aksi nyata dan konkrit yang sebaiknya dilakukan untuk membebaskan masyarakat kecil di Jakarta dari jerat kemiskinan. Nuraninya sebagai calon pemimpin lebih banyak berbicara daripada insting politiknya. Inilah yang dirasakan oleh publik ketika menyaksikan tutur kata, gerak tubuh dan intonasi Agus sepanjang debat tadi malam, dan publik memberi apresiasi tinggi atas penampilan tersebut.

Empati (keberpihakan dan kemauan untuk bertindak) yang dimiliki Agus lahir dari hasil perjumpaan langsung dengan masyarakat miskin di sudut-sudut kota Jakarta dalam beberapa bulan terakhir. Perjumpaan dan pengamatan langsung terhadap kondisi riil masyarakat tersebut mengetuk pintu hatinya sebagai calon pimimpin dan melahirkan sikap preferencial option for the poor (keberpihakan mendalam kepada kaum miskin).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di mata Agus, membantu kaum miskin di Jakarta tidak tepat dengan langsung memfasilitasi mereka untuk turut dalam persaingan bisnis, pendidikan atau bidang lain. Dalam pengamatannya, kaum miskin bukan hanya tidak mampu bersaing, tapi lebih dari itu, memenuhi kebutuhan hidup sehari-haripun belum mampu. Maka langkah konkrit pertama yang harus dilakukan adalah membantu mereka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sehingga mereka memiliki kapasitas untuk turut dalam persaingan menggapai taraf hidup yang lebih baik melalui dunia usaha, pendidikan dan berbagai bidang lain. Dengan logika ini kita dapat memahami mengapa pasangan Agus-Sylvi terus menerus mendengungkan perlunya bantuan langsung sementara yang sering disalahpahami orang tersebut. Dengan adanya bantuan langsung sementara yang akan dikucurkan secara terukur, orang-orang miskin tidak lagi hanya disibukkan oleh urusan perut tapi mulai dapat berkreasi untuk menciptakan peluang-peluang baru untuk menggapai taraf hidup yang lebih baik.

Semangat Agus yang membara dan tutur katanya yang berapi-apai dalam debat tadi malam sepenuhnya karena empatinya kepada kaum miskin dan keinginan kuatnya untuk segera dapat membantu mereka. Inilah profil seorang calon pemimpin muda dengan nurani yang masih murni. 

Ikuti tulisan menarik Putu Suasta lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler