x

Iklan

Alfonsius

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Suatu sore di Taman Suropati

Sore, Jakarta, Damai.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Minggu, 15 Januari 2017

Suatu sore di Taman Suropati.

Mas Anies berkata kepada Pak Ahok, Pak kayaknya kita harus memberikan waktu ekstrakulikuler dengan porsi lebih besar kepada adik - adik kita di sekolah supaya mereka ada waktu lebih untuk mengeksplorasi bakat mereka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Betul Pak, saya melihat anak muda yang sukses itu tidak sekedar akademik tetapi juga mampu mengetahui potensi soft skill di dirinya, begitu sahut Mas Agus.

"Menurut saya manusia yang hidup di Jakarta itu bukan sekedar memiliki harta, tetapi mereka harus memiliki harga diri, mereka memiliki akses pendidikan yang layak sehingga mereka bisa membangun diri mereka sendiri tanpa perlu kita sokong", Kata pak Anies.

"Tapi pak banyak orang di Jakarta belum layak hidup dengan kehidupan sehari - harinya mungkin dengan bantuan tunai mereka akan mampu bertahan hidup di Jakarta", balas Mas Agus.

"Saya punya program bagi mereka bisa membeli daging sapi 35 rb per kilo perbulan, ayam 10 rb per ekor, dengan demikian mereka bisa punya kehidupan yang layak. Karena pembangunan itu bukan sekedar isi kepala saja, tapi juga isi perut". Tegas Pak Ahok.

"Betul , saya setuju pak". Tanggap Pak Anis.

" Terima kasih pak usul saya bisa dirangkul dengan program tersebut". jawab Agus.

"Ya sudah kalau begitu saya lanjut lagi jadi Gubernur ya , hahhaha." Canda Pak Ahok.

Waduh kalau itu kita lihat nanti ya Pak di bulan Febuari, Sahut Pak Anies dan Mas Agus.

Dialog mereka berlangsung di latar belakangi lagu Yogyakarta versi keroncong Tugu. Canda tawa terlempar, penuh dengan senyum sumringah, sesekali wajah serius penuh harapan muncul dari ketiga diri mereka masing - masing. Mereka tahu Jakarta sebagai Megapolitan harus dibangun merata. Baik secara sosial maupun ekonomi.

 

Damai bukan di tandai dengan tidak hadirnya kekerasan, tapi damai hadir di tandai dengan hadirnya keadilan. -Anies Baswedan-

Jakarta adalah Jakarta,  - Agus Yudhoyono-

Perjuangan kami sebagai Gubernur bukan sekedar retorika, tapi visi misi terukur dan perlu di implementasikan, dan kami belum selesai. - Basuki Tjahaja Purnama - 

Jakarta yang dibangun adalah Jakarta yang teduh. - Ira Koesno-

 

Indah bukan gambaran di atas?

Impian? Bukan, kalau mereka bijak.

Pertanyaannya.. Sudahkah kita bijak sebagai pendukung?

Muak dengan tautan berita negatif, muak dengan hujatan negatif antar pendukung, muak dengan pembenaran kesalahan masing - masing. Belajarlah bijak dengan jari, mata, dan hati anda sebelum berbagi ke orang lain. 

Jakarta itu bukan sekedar pemimpinnya, tapi orang yang hidup di dalamnya.

Layakkah anda hidup sebagai warga Jakarta?

15-1-2017

 

GMT +10

 

 

Ikuti tulisan menarik Alfonsius lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler