x

Iklan

cheta nilawaty

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Penolong Baik Hati Itu Bernama Voice Over~Cerita Cheta

Pertama menggunakan voice over emosi, kesabaran saya benar benar diuji.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Banyak yang bertanya kepada saya bagaimana cara saya mengunggah status sosial dan tulisan sementara mata saya tidak melihat. Beberapa ada yang menduga saya masih dapat melihat sedikit. Untuk saya itu adalah sebuah doa yang saya aminkan. Meski dalam hati saya tertawa, di zaman serba canggih ini masih ada orang yang beranggapan aneh terhadap tuna netra yang bisa unggah status media sosial, sementara yang bertanya itu mengaku pengguna telepon pintar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mungkin sebagian pemegang telepon pintar tidak mengeksplorasi fungsi telepon pintarnya. Sebenarnya ini juga terjadi pada saya ketika melihat dulu. Sampai sampai tidak tahu bila di dalam telepon pintar atau kita menyebutnya smart phone ada teknologi pembaca layar bernama voice over. Pembaca layar ini tersimpan di folder pengaturan dengan sub folder bernama aksesibilitas.

Bila aksesibilitas ini dibuka, akan tersedia pilihan mengaktifkan fitur untuk pengguna dengan disabilitas. Ada pilihan rekayasa tulisan maupun suara untuk penggunaannya sesuai kebutuhan. Mulai penggunaan pembesar layar, pembaca layar, pilihan jenis suara dan bahasa sampai pembaca huruf Braille. Mungkin sampai tulisan ini dibuat, pelaku industri sedang berkutat dengan  inovasi teknologi yang lebih canggih lagi. Atau ada fungsi lain di dalam smart phone yang belum selesai saya eksplorasi, sehingga saya tidak tahu fungsinya.

Pertama menggunakan voice over emosi, kesabaran saya benar benar diuji. Sebab biasanya saya mengandalkan kedua mata untuk mengetik atau membaca tulisan. Tapi kali ini saya harus mengikuti tuntunan suara yang diperintahkan voice over. Belum lagi saat saya harus mengetik, kesabaran diuji berkali lipat. Bila saat melihat saya bisa menekan tuts papan ketik tanpa tuts dengan tepat, ketika menggunakan voice over butiran huruf harus dicari letaknya. Bila meleset maka kata yang diketik akan salah, dan ini sering terjadi pada pengguna voice over ketika harus mengetik cepat di smart phone nirtombol. Waktu mengetik yang sebelumnya hanya menghabiskan 60 menit untuk 3000 karakter yang terkonsep, molor jadi 4-8 jam.

Lain ceritanya bila mengetik atau membaca di layar pc atau laptop. Program pembaca layar bernama JAWS atau NvDA harus diinstall lebih dulu.  Sama seperti fitur yang tersedia di folder aksesibilitas pada smart phone, kedua aplikasi pembaca layar dapat menuntun tuna netra menggunakan komputer layaknya orang melihat normal. Bahkan dengan program pembaca layar tersebut, tuna netera dapat belajar pemograman komputer. Tapi dengan catatan pemrograman komputer berbasis teks atau dikenal dengan nama PHP.

"Cakupan penggunaan komputer bagi tuna netra jadi lebih luas," ujar Staf Pengajar Komputer dengan pembaca layar di Yayasan Mitra Netra yang juga seorang tuna netra, Suryo Pramono. Menurut Suryo meski pemrograman komputer bisa dilakukan tuna  netra, tetap ada batasan yang tidak dapat dilakukan, misalnya penggunaan kode berbasis simbol atau gambar.

Selain digunakan sebagai dasar pemrograman komputer pembaca layar juga digunakan tuna netra untuk mengakses internet. Fungsi ini otomatis dapat menuntun tuna netra pada penggunaan media sosial seperti Facebook, Twitter atau Path. Sebagian tuna netra juga ada yang menggunakan Instagram yang notabene berisi gambar atau sedikit video. Biasanya penggunaan instagram bagi tuna netra sebagai alat pantau video pendek.

"Ada juga tuna netra yang sudah bisa menggunakan internet untuk berjualan online, dan marketing online, salah satunya DPawon Catering dimana pengasuh marketingnya adalah teman saya, Andi Setiawan," ujar Suryo.

Pembaca layar juga digunakan tuna netra untuk membaca buku dan riset kecil kecilan. Bahkan untuk pembaca layar diinstall pada sebuah alat pembaca buku khusus digital bernama Victor Reader. Tapi bentuk alat ini beserta penggunaannya perlu pembahasan tersendiri.

Pada akhirnya pembaca layar tidak sebatas penggunaan komputer secara konvensional, pembaca layar juga digunakan pada elevator atau lift. Dengan pembaca layar kehidupan tuna netra jadi lebih mudah. Kesempatan berkarir bagi tuna netra juga jadi lebih luas,  tidak melulu pada profesi yang terstigmatisasi pada tuna netra.

Ikuti tulisan menarik cheta nilawaty lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB