x

Iklan

dr Agus Susanto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Perbandingan Emergensi Kapal dan Pesawat di Laut

Membandingkan prosedur penyelamatan KM Zahro Ekpres dan pesawat US Airways

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tanggal 01 Januari 2017 Kapal KM Zahro Ekspres berbobot 106 GT, kapasitas 285 penumpang, buatan 2013, terbakar di Teluk Jakarta saat baru berlayar sekitar 2 mil dari pelabuhan Muara Angke. Menurut data Kemenhub, KM Zahro Ekspres mengangkut 184 penumpang, korban selamat 130 orang, meninggal 23 orang. Data pada manifest, penumpang KM Zahro Expres 100 orang

Pada 15 Januari 2009, Airbus A320-200, US Airways, flight 1549, baru sekitar 3 menit terbang dari bandara New York dan harus mendarat darurat di Sungai Hudson. Jumlah penumpang 150 orang ditambah 5 orang awak pesawat. Semua selamat.

Mengapa jauh berbeda? Lihat gambar 1 di atas.

Situasi yang dihadapi nahkoda kapal, kapten pilot, dan para penumpang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

KM Zahro Ekpres dan pesawat US Airways mengalami emergensi di laut dan terancam tenggelam. Nahkoda dan Pilot harus segara menilai dan memutuskan apakah kapal/pesawat dapat dipertahankan atau tidak, apakah penumpang tetap bertahan atau harus secepat mungkin meninggalkan kapal/pesawat dan terjun ke laut. Bagi penumpang tidak ada pilihan lain, kecuali segera meninggalkan kapal/pesawat. Kepemimpinan nahkoda dan kapten pilot beserta anak buahnya memandu penumpang keluar kapal/pesawat sangat menentukan keberhasilan evakuasi.

KM Zahro Ekspres dengan kapasitas 285 penumpang dilengkapi dengan 6 pintu, berarti rasionya 48 penumpang per satu pintu darurat. Saat terbakar mengangkut 247 penumpang (data Basarnas). Dua pintu di dek bawah tidak dapat dilewati karena kebakaran. Kondisi evakuasi lebih dipersulit oleh penumpang yang panik, takut dan tidak mau segera terjun ke laut, berkumpul di area pintu depan dek bawah, menghalangi jalan ke area terjun ke laut dari dek bawah. Lihat gambar 2.

denah

Pesawat A320 dengan kapasitas 156 penumpang dan 5 kru, dilengkapi dengan 8 pintu darurat, berarti rasionya 20 penumpang per satu pintu darurat. Sebelum pesawat berhenti di air, persiapan “peran”/ prosedur keluar dari pesawat, telah dimulai. Kapten pilot, Sullenberger memerintahkan, penumpang keluar pesawat melalui 2 pintu darurat depan, 4 pintu darurat di atas pesawat. Seluruh kru memandu evakuasi penumpang, sehingga dalam beberapa menit semua penumpang berhasil keluar dari pesawat.

Pilot tidak memerintahkan penumpang terjun ke laut, namun tetap bertahan di badan pesawat menunggu bantuan evakuasi. Karena suhu air sungai 0 – 2 0C bisa menyebabkan kematian akibat hipotermia dalam waktu 2 jam. Karena panik, para penumpang tidak memakai pelampung. Penumpang yang panik membuka pintu belakang pesawat, tanpa perintah pilot, sehingga pesawat kemasukan air, akhirnya tenggelam.

Dari keterangan penumpang KM Zahro ekspres, beberapa penumpang baru terjun ke laut, setelah mengalami luka bakar, tidak terdengar pengumuman dari Nahkoda bahwa kapal terbakar. Ada ABK KM Zahro ekspres yang terjun ke laut mendahului penumpang. Keterlambatan keluar dari dek kapal menyebabkan sebagian penumpang mengalami luka bakar, terjebak dan tewas terbakar di dek bawah.

Secara teori, semua penumpang dapat terjun ke laut memakai pelampung dan selamat. Ketinggian dek atas kapal hanya 3 meter sehingga aman untuk terjun ke laut. Dalam 5 detik, penerjun berpelampung akan mengapung dengan posisi aman (gambar 1). Suhu air laut di Teluk Jakarta hangat, orang akan tahan berhari-hari terapung di laut. Jaraknya hanya 2 mil dari pelabuhan asal, akan segera dapat pertolongan evakuasi.

Saran

Walaupun ada pelanggaran manifest penumpang serta mungkin ada pelanggaran administratif/peraturan pelayaran lainnya, saya pribadi berpendapat kompetensi ABK KM Zahro Ekspres dalam melaksanakan prosedur meninggalkan kapal untuk mulai bertahan hidup di laut (Survival at Sea) amat tidak memadai dibandingkan krew A320-200 US Airways sehingga jatuh banyak korban. Desain dan jumlah pintu darurat kapal perlu ditingkatkan agar setara dengan pesawat udara.

Bagi penduduk Kepulauan Seribu, kapal pelayaran rakyat adalah kebutuhan hidup. Program yang perlu segera dilakukan adalah pendidikan dan pelatihan serta sertifikasi kompetensi pelaut bagi ABK kapal penumpang Kepulauan Seribu, sampai mendapat Buku Pelaut resmi. Pendidikan dan pelatihan prosedur Survival at Sea bisa juga ditujukan bagi penumpang kapal/pesawat terbang yang sering melakukan perjalanan laut dan udara.

Semoga kecelakaan KM Zahro Ekspres tidak membuat penumpang trauma berlayar dengan KM pelayaran rakyat.

 

dr. Agus Susanto Sp.KJ., Sp.KL

Catatan: artikel ini saya tulis berdasarkan data dari media online, siaran TV serta kesaksian penumpang

 

Rujukan  :

  1. Survival at Sea and Helicopter Underwater Escape Trainning, dr. Agus Susanto
  2. Menurut Kapolda, Pemilik Zahro Express Mengaku Kapalnya Masih Baru, Senin, 2 Januari 2017 | 17:56 WIB
  3. Kemenhub Beri Teguran Tertulis untuk Pemilik dan Nakhoda Zahro Express, Senin, 2 Januari 2017 | 15:11 WIB
  4. Kapolda: Ada Ledakan di KapalZahro Express yang Terbakar, Senin, 2 Januari 2017 | 21:15 WIB
  5. Jackson Tewas Tenggelam Setelah Berikan Pelampung kepada Ibu Hamil Korban Kebakaran Zahro Express, Senin, 2 Januari 2017 | 13:07 WIB
  6. Pengorbanan Eli, Berikan Pelampung pada Anaknya Saat Kebakaran Zahro Express, Senin, 2 Januari 2017 | 18:09 WIB
  7. Nahkoda Zahro Express Paling Akhir Lompatke Air Saat Kapal Terbakar , Senin, 2 Januari 2017 | 19:41 WIB
  8. Tidak Ada Peringatan Petugas Zahro Express Jika Ada Kebakaran, Minggu, 1 Januari 2017 | 20:15 WIB
  9. Ahok Sebut Ada Oknum Pejabat Dishub DKI Bisnis Ojek Kapal, Senin, 2 Januari 2017 | 22:06 WIB
  10. Kesaksian Penumpang dan Keluarganya yang Selamat Saat Kapal Terbakar, Minggu, 1 Januari 2017 | 18:40 WIB
  11. Basarnas: Penumpangnya Banyak, Tempatnya Sempit, "You" Bisa Bayangin, Senin, 2 Januari 2017 | 23:08 WIB
  12. Ini Kesaksian ABK Kapal Zahro Express yang Selamat (video) , Minggu, 1 Januari 2017 | 22:16 WIB
  13. Sully, Kisah Heroik yang Mengingatkan pada Kepahlawanan Pilot Indonesia , Sabtu, 17 September 2016 | 11:55 WIB

Ikuti tulisan menarik dr Agus Susanto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler