x

Iklan

Syarifuddin Abdullah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Donald Trump: Bahkan Gaya Berdasinya pun di Luar Kelaziman

Donald Trump sepertinya percaya pada adagium yang mengatakan, setiap pesohor memiliki hak istimewa untuk tampil nyeleneh atau nyentrik.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Donald Trump memang nyentrik. Bahkan cara berdasinya pun di luar kelaziman.

Banyak orang yang keliru atau kurang pas mengenakan dasi, semata karena memang tidak tahu “aturan” atau “etika” berdasi. Tapi kan gak mungkin Donald Trump tidak tahu – atau tidak diberitahu oleh rombongan pendampingnya – tentang cara lazim dalam mengenakan dasi.

Dalam kursus-kursus diplomasi, para instruktur biasanya akan mengatakan begini: cara mengenakan dasi yang lazim adalah ujung dasi paling bawah seharusnya bersentuhan persis dengan kepala ikat pinggang, atau kancing celana panjang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tapi coba deh cermati cara Donald Trump mengenakan dasinya: ujung bawahnya selalu melewati ikat pinggangnya, meluncur melewati batas pinggang, kadang sampai lebih 10 cm.

Dan gaya berdasi Trump itu sebenarnya sudah mulai diributkan media-media Amerika sejak Oktober 2016, menjelang akhir periode kampanye Pilpres 2016. Tapi sampai hari pelantikannya, 20 Januari 2017, gaya berdasi Trump belum berubah juga (lihat foto ilustrasi). Itulah yang membuat Mikelle Street, menulis “Trump should really learn this style rule (sungguh Trump harus belajar tentang aturan bergaya)”.

Dan sejauh pantauan saya, sampai hari ini tidak pernah ada penjelasan resmi kenapa Donald Trump mempertahankan gaya berdasinya itu.

Seorang komentator lain, David Mullich, bahkan jauh sebelumnya, pada 28 April 2016, menulis begini: “Watching Donald Trump on The Apprentice convinced me not to give him my vote (mencermati penampilan Donald di acara The Apprentice, semakin meyakinkan saya untuk tidak memilihnya), Mullich merujuk ke dasi Trump.

Tapi soal gaya berdasi ini, Donald Trump tampak tak menggubris. Dalam ciutannya di akun Twitter-nya, sejauh yang saya ikuti, Trump tak pernah menyinggungnya.

Mungkin Trump percaya pada adagium yang mengatakan, setiap pesohor atau the rich man (lelaki kaya raya) memiliki hak istimewa untuk tampil nyeleneh atau nyentrik.

Publik tentu berhak mengomentari gaya berdasi Trump itu, dengan mengacu pada kelaziman. Tapi coba sesekali mencermati atau membandingkan gaya berdasi Donald Trump dengan misalnya gaya berdasi Daniel Graig di film Quantum of Solace (2008) dan Spectra (2015), yang justru berkebalikan dari gaya dasi Donald Trump: ujung bawah dasi James Bond malah jauh di atas ikat pinggang. Ini juga di luar kelaziman.

Berpakaian dengan segala atribut serta aturan dan etikanya lebih soal kelaziman. Ketika seseorang keluar dari kelaziman itu, mungkin bisa saja dianggap dianggap nyeleneh. Tapi yang pasti itu bukan pelanggaran hukum. Ini gaya Bung. Biarin aja!

Syarifuddin Abdullah | Sabtu, 11 Februari 2017 / 15 Jumadil-ula 1438H

Ikuti tulisan menarik Syarifuddin Abdullah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler