x

Iklan

Mohamad Cholid

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

#SeninCoaching: Setiap Hari Adalah Kata Kerja

Banyak perusahaan belum menyadari pentingnya program leadership growth melalui behavioral change untuk kemajuan bisnis mereka.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Behavioral Change for Leadership Growth:

Every Day is a Verb, not a Noun

 

Mohamad Cholid

Certified Business & Executive Coach at Marshall Goldsmith Stakeholder Centered Coaching

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagi para pemimpin di dunia bisnis, di lingkungan pemerintahan, maupun di lembaga-lembaga lain yang kegiatan atau produknya memiliki dampak pada kehidupan masyarakat, leadership adalah kata kerja. Kesuksesannya lebih mengandalkan pada apa yang dikerjakan seorang leader, bukan ditentukan siapa dia. Sementara bagi golongan orang yang orientasinya mengejar jabatan, kepemimpinan cenderung diartikan sebagai kata benda – mereka itulah yang sering disebut sebagai para pimpinan, bos, cenderung lebih sering menonjolkan jabatan dan siapa diri mereka.

Sebagai verb, kata kerja, leadership adalah aktif, selalu dinamis atau terus diupayakan hidup, bukan sesuatu yang pasif atau diberikan begitu saja, sebagaimana jabatan. Setiap pemimpin, di level mana pun, yang memiliki tanggung jawab sebagai pelaku kunci berputarnya sebuah institusi/organisasi, setiap hari adalah dinamika yang menantang, memang sering jadi tidak nyaman.

Bagi orang-orang yang memprogram dirinya untuk menjadi pemimpin andal, setiap hari adalah proses penempaan diri -- sebagai bagian dari self invention, upaya menemukan jati diri, to become the person they want to be.

Untuk memastikan akuntabilitas atas eksekusi dan tindakan yang dilakukan, mereka umumnya didampingi oleh coach, bahkan ada yang dikelilingi beberapa coaches/mentors. Di dunia olah raga contohnya pegolf kelas dunia Tiger Wood, bintang basket Michael Jordan. Di bisnis ada Richard Branson, pemilik ratusan perusahaan dibawah Virgin Group.

Bagi mereka, setiap level pencapaian nilainya jadi “relatif baik” dibandingkan dengan hasil hebat yang kemungkinan dapat dihasilkan esok. Mereka menyadari, mencapai level excellent atau greatness adalah upaya yang tidak ada ujungnya. Menurut hasil riset para pakar di bidang ini, seperti Ken Blanchard, Jim Collins, John C. Maxwell, kesamaan diantara orang-orang yang telah mencapai keberhasilan tingkat dunia tersebut diantaranya adalah kerendahan hati untuk menerima perspektif yang berbeda dari para pendamping masing-masing, yaitu coach/mentor mereka.

Bagaimana dengan lingkungan kita, di Indonesia? Banyak yang berebut menjadi orang-orang sukses, ingin jadi leader di dunia bisnis, bidang politik, sektor hiburan, dan di pemerintahan dalam bentuk jabatan pimpinan. Melalui kerja keras, kadang juga modal besar, banyak diantara mereka yang berhasil dengan gemilang. Sebagiannya lagi berhasil tapi kemudian lenyap dari perederan.

Ada juga yang kelihatan hebat, namun tidak sampai lima tahun kemudian dipertanyakan oleh lembaga penegak hukum. Mereka yang tidak tahan lama inilah yang menganggap kepemimpinan – di profesi dan di jabatan mereka – sebagai kata benda. Bahkan jabatan pemimpin di suatu lembaga (terutama di institusi pemberi izin), mereka jadikan komoditas untuk memperoleh benefit uang dan kesenangan sesaat lainnya.

Pelatihan-pelatihan kepemimpinan memang sudah banyak diselenggarakan di Indonesia. Pertanyaannya, setelah berhasil di suatu tangga karier, kesuksesan, atau jabatan, sanggupkah mereka bertahan menghadapi tantangan dinamika perubahan di sekitar mereka pada posisi itu?

Di negeri-negeri yang sudah maju, katakanlah di Amerika Serikat, di Inggris, dan beberapa negara Eropa, tradisi penempaan diri meningkatkan efektivitas kepemimpinan melalui proses behavioral change yang terukur dan sistematis sudah mulai sejak puluhan tahun lalu. Di AS mulai berkembang sejak lebih dari 35 tahun silam. US Navy dengan reputasi yang hebat, yang mestinya bisa meyebabkan para perwiranya memenuhi syarat ber-ego besar, juga sudah mengetrapkan metode behavioral change meningkatkan efektivitas leadership, dengan fasilitator Marshall Goldsmith.

Di Indonesia? Baru di dunia bisnis yang sudah bersentuhan sejak sekitar 10 tahun silam, itu pun belum meluas – banyak perusahaan belum menyadari pentingnya program leadership growth melalui behavioral change untuk kemajuan bisnis mereka.

Di sektor pemerintahan, juga di lingkungan militer dan kepolisian, belum terdengar adanya kegiatan penggemblengan diri melalui behavioral change untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan para perwiranya.

Di bidang leadership umum, strategi, pemahaman tugas, dan eksekusi teknis, mereka boleh di bilang sudah maju, tidak kalah dibandingkan tentara atau polisi di negara-negara lain, lewat proses pembelajaran yang terprogram dengan baik, termasuk melalui kerja sama dengan institusi-institusi hebat di negara maju.

 Pertanyaannya, apakah efektivitas leadership para pejabat atau para perwira hanya tergantung pada kompetensi teknis profesi dan manajemen organisasi saja? Jika kepemimpinan di lembaga-lembaga tersebut berjalan lebih efektif, kemungkinannya anggaran mereka dapat dioptimalkan.

Untuk menghadapi tantangan regional dan global, Indonesia sudah sangat memerlukan para pemimpin yang lebih efektif di dunia bisnis, bidang pemerintahan, lembaga-lembaga negara, bahkan di sektor ketahanan dan pertahanan. Anggaran perlu ditata ulang. Belanja kenikmatan fisik (fasilitas kemanjaan jabatan) mestinya diimbangi dengan investasi program peningkatan efektivitas pimpinan.

Bersediakah mereka yang tengah berada di level kepempinan suatu lembaga bersedia rendah hati, berpikir lebih jernih, sungguh-sungguh meningkatkan efektivitas leadership mereka, serta membangun mind set dan perspektif baru untuk memberikan manfaat lebih baik bagi para stakeholders? Ini sangat penting terkait upaya bersama re-inventing Indonesia.

Saat kepemimpinan seseorang dapat mempengaruhi atau mengubah kehidupan banyak pihak, jutaan manusia, sangat penting bagi para leader untuk terus menempa diri meningkatkan efektivitas masing-masing. Utamanya melalui program yang terbukti sudah berhasil meningkatkan kualitas hidup para leader dan stakeholders mereka di negara-negara lain yang sudah maju. Untuk menjaga tetap berprestasi, sementara lingkungan kehidupan terus berubah, jalan terbaik adalah melakukan transformasi diri. Ingatlah, bagi para pemimpin sejati, setiap hari adalah verb, bukan noun.

Mohamad Cholid adalah Head Coach di Next Stage Consulting

Alumnus The International Academy for Leadership, Jerman

Ikuti tulisan menarik Mohamad Cholid lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler