x

Iklan

Syarifuddin Abdullah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Guncangan Awal Kabinet Donald Trump

Michael Flynn, Penasehat Keamanan Nasional Donald Trump, mengundurkan diri setelah terbukti berbohong terkait komunikasinya dengan Dubes Rusia di Amerika.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Setelah berkelik selama beberapa hari, akhirnya pada Minggu menjelang tengah malam, 12 Februari 2017, penasehat Keamanan Nasional Donald Trump, Michael Flynn mengundurkan diri, setelah terbukti berbohong terkait komunikasinya dengan Dubes Rusia di Washington.

Hubungan Donald Trump dengan Michel Flynn sebenarnya sudah lama dan mencapai puncaknya ketika Trump menawarinya posisi sebagai penasehat National Secutiry Council (NSC) pada 18 Nopember 2016.

Tapi kasus Flynn sebenarnya berawal sejak Michael Flynn dicopot Barack Obama dari jabatannya sebagai Kepala Intelijen Militer (Defence Intelligence Agency) pada 2014.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dan dirujuk ke belakang, diketahui bahwa Michael Flynn, pensiunan militer berbintang tiga, pada 2015 pernah berkunjung ke Rusia untuk menghadiri perayaan ulang tahun stasiun televisi Russian Today (RT), yang merupakan corong resmi Pemerintahan Kremlin. Dalam suatu acara jamuan makan, Michael Flynn duduk satu meja berdampingan dengan Vladimir Putin, Presiden Rusia.

Selanjutnya pada 2016, Michael Flynn juga ditengarai memimpin sebuah tim yang bekerja mengganjal ambisi Hillary Clinton dalam konvensi Partai Republik, dengan sandi operasi “Lock Her Up (Kunci Semua Pintu untuk Hillary Clinton”.

Selama periode transisi dari pemerintahan Obama ke Trump, dalam suasana Natal Desember 2016, Michael Flynn melakukan komunikasi telepon dengan Dubes Rusia di Washington, Sergey Kislyak. Menurut Flynn, pembicaraannya adalah pembicaraan biasa. Namun transkrip pembicaraan yang kemudian beredar terbukti bahwa Flynn membicarakan soal sanksi yang diberlakukan oleh pemerintahan Barack Obama terhadap Rusia, terkait intervensi Presiden Vladimir Putin dalam Pilpres Amerika 2016, yang bertujuan memenangkan Donald Trump melalui operasi cyberattacks. Konon Rusialah yang berada di belakang aksi pencurian dan pembocoran email Hillary Clinton dan pejabat senior kampanye Partai Demokrat.

Intinya, Flynn menyampaikan kepada Sergey Kislyak bahwa Pemerintahan Obama adalah musuh, tapi kondisi itu akan segera berubah di bawah pemerintahan Donald Trump. Karena itu Flynn meminta agar Rusia tidakan balasan terhadap sanksi yang diberlakukan oleh Pemerintahan Obama.

Dalam pembicaraan itu, Michael Flynn sebenarnya tidak menjanjikan secara eksplisit untuk mencabut sanksi tersebut, tapi hanya menyatakan bisa membuatnya tidak berpengaruh (to leave impression), dan sekaligus berbicara tentang bidang kerjasama lainnya (areas of possible cooperation).

Seusai berbicara dengan Sergey Kislyak, Michael Flynn melaporkan pembicaraannya kepada Cawapres terpilih Mike Pence dan beberapa pejabat Gedung Putih lainnya. Beberapa hari sebelum pelantikan (20 Januari 2017), dalam sebuah wawancara dalam program “Face the Nation” stasiun CNC, Mike Pence juga ikut-ikutan membantah dengan mengatakan, “Saya sudah bicara dengan Flyyn, dan dia menegaskan kepada saya bahwa dia tidak berbicara soal sanksi terhadap Rusia dengan Dubes Rusia. Terkait hal ini, Flynn diduga sengaja berbohong kepada Mike Pence.

Seorang mantan pejabat mengatakan, pada Januari 2017, Departemen Kehakiman sebenarnya juga sudah memperingakatkan Gedung Putih bahwa Michael Flynn tidak bisa merahasiakan secara penuh pembicaraannya dengan Dubes Rusia.

Pada Jumat, 10 Februari 2017, di pesawat Air Force One, dalam penerbangan dari Washington ke Florida, Donald Trump mengatakan kepada wartawan, “I don’t know about that (saya tidak tahu tentang itu”, dan berencana untuk “to look into (mendalami)” pembicaraan Flynn dengan Dubes Rusia tentang sanksi terhadap Rusia.

Pada hari yang sama (10 Feb), Senator Adam Schiff (Demokrat dari California), sudah memberikan sinyal dengan bertanya “apakah masih pantas Flynn dipertahankan sebagai penasehat keamanan nasional”. Sebab jika benar dia membicarakan soal kemungkinan mencabut sanksi terhadap Rusia, berarti dia telah menyesatkan rakyat Amerika.

Tidak terhindarkan bila kemudan muncul spekulasi bahwa Flynn membocorkan informasi rahasia kepada Dubes Rusia. Sebagai catatan, counter intelijen FBI telah melakukan investigasi terhadap tiga orang dekat Donald Trump: Paul Manafort, mantan kepala kampanyenya; Carter Page, pengusaha dan mantan penasehat urusan luar negeri; dan Roger Stone yang lama sebagai aktivis Partai Republik. Ketiganya diperiksa terkait soal penyadapan komunikasi dan transaksi perbankan.

Pada saat yang sama, Gedung Putih justru sibuk membantah bahwa Flynn dan Dubes Rusia berbicara tentang sanksi.

Karena terpojok oleh media, dan juga persaingan di internal Gedung Putih, dan juga karena pertimbangan kasusnya masih akan berlanjut, pada Minggu malam, 13 Februari 2016, Michael Flynn akhirnya menyatakan mengundurkan diri, setelah bekerja secara resmi kurang dari satu bulan sebagai penasehat keamanan nasional.

Catatan:

Pertama, sampai hari ini, kabinet Donald Trump sebenarnya belum komplit. Bahkan mulai disebut Donald Trump berpotensi memecahkan rekor paling lama dalam membentuk kabinetnya setelah dilantik sepanjang Amerika. Tapi belum belum, sudah ada pejabat tinggi yang terpaksa mengundurkan diri. Sebuah proses rekrutmen yang tidak cermat. Majalah The Economist menyebutnya “There is something unhealthy about the way this new government operates (ada sesuatu yang tidak sehat terkait bagaimana pemerintah baru Amerika beroperasi). Karena itu muncul spekulasi bahwa Michael Flynn boleh jadi bukan yang terakhir mengundurkan diri dari Kabinet Donald Trump.

Kedua, komunikasi Michael Flynn dengan Dubes Rusia bisa dinilai melanggar Logan Act (dibuat 1799, yang sebenarnya tidak pernah digunakan), yang melarang warga negara Amerika bernegosiasi dengan pemerintah asing yang dianggap berselisih dengan Pemerintahan Amerika. Artinya Flynn bisa dituduh melakukan kegiatan spy dengan negara asing.

Ketiga, jika Michael Flynn juga akhirnya diperiksa FBI dengan tuduhan melakukan kerjasama dengan pemerintahan asing, berarti sudah ada empat orang dekat Donald Trump yang diperiksa terkait dugaan melakukan kegiatan spy dengan pemerintahan Rusia.

Keempat, salah satu alasan utama Michael Flynn disorot oleh media Amerika, hubungan dengan pihak Rusia dan posisinya sebagai penasehat Keamanan Nasional berpotensi membuat dirinya rentan menjadi sasaran pemerasan oleh Rusia.

Kelima, seandainya Indonesia punya undang-undang semacam Logan Act, mungkin akan banyak pejabat yang bisa dijerat telah melakukan kerjasama dengan negara musuh.

Syarifuddin Abdullah | 15 Februari 2017 / 19 Jumadil-ula 1438H.

Sumber foto dan tulisan: www.nytime.com dan http://www.economist.com.

Ikuti tulisan menarik Syarifuddin Abdullah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler