x

Iklan

Wawan Agus Aji Pamungkas

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Ketika Warga Baduy Berpolitik

Bagi warga Baduy, tujuan berpolitik hanyalah agar hidup aman.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pagi itu, Rabu (15/2) kampung Kaduketug, Desa Kanekes, yang biasa kita sebut dengan Baduy Luar, dirundung mendung. Sesekali gerimis, lalu menghilang lagi. Hari ini, sekitar 41 juta rakyat Indonesia melakukan Pemilihan Kepala Daerah. Banten adalah salah satu dari 101 daerah yang menggelar kegiatan lima tahunan ini. Pesta demokrasi ini turut diikuti oleh sebagian besar warga Baduy Luar.

Tak ada yang berbeda dengan hari-hari lainnya. Pilkada nampaknya tidak mengganggu aktivitas mereka. Jaro Saija, Kepala Desa Kanekes, yang membawahi sekitar 65 kampung termasuk tiga kampung Baduy Dalam mengatakan bahwa sudah dilakukan sosialisasi, agar Warga Baduy turut memilih pemimpin.

“Saya sudah menghimbau ke Warga untuk datang ke TPS dan memilih, sudah dilakukan sosialisasi juga,” katanya saat ditemui di TPS 1 Desa Kanekes, kampung Kaduketug.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun demikian, beberapa warga Baduy Luar mengatakan Pilkada ini tak akan begitu berdampak untuk warga Baduy. Seperti yang dikatakan Arkam, salah seorang warga Baduy luar.

“Tidak akan terlalu berdampak, kehidupan kita seperti ini, tidak ada yang dibangun, tidak ada yang bersekolah, jadi ya tidak akan terlalu berdampak siapa pun pemimpinnya,” kata Arkam saat ditemui Selasa (14/2) malam.

Seperti yang diketahui, Pilkada Banten 2017 ini memiliki dua kandidat yaitu pasangan pertama Wahidin Halim – Andika Hazrumy, pasangan kedua yaitu sang Petahana Rano Karno – Embay Mulya Syarief.

Menurut keterangan yang dihimpun, calon dari kedua kandidat telah berkampanye di Baduy, meski dilakukan secara terbatas. Keduanya juga dilakukan oleh calon wakil Gubernur yaitu Andika Hazrumy, juga Embay Mulya Syarief.

Tak banyak umbul-umbul atau pun stiker ditempel layaknya di daerah lain. Baduy bersih dari hal-hal semacam itu, meski beberapa rumah memiliki kalender dari salah satu calon, Rano-Embay. Alhasil, Rano-Embay unggul di Desa Kanekes.

Sedikit melihat ke belakang, ketika pemilihan Bupati, seolah menjadi kebalikannya dari pemilihan Gubernur. Saat pemilihan Bupati, umbul-umbul ada di mana-mana, begitu pula dengan stiker. Ada pula cerita menarik tentang salah seorang “mantan” Warga Baduy yang kemudian terjun ke dalam dunia politik yang sedang berkampanye di Baduy.

H. Kasmin, dulunya warga Baduy yang keluar karena dia ingin sekolah formal, aturan adat Baduy melarang hal itu. Setelah keluar dari Baduy, Kasmin memeluk Islam dan dianggap “murtad” secara adat oleh warga Baduy yang lain, namun secara kekeluargaan tetap rukun tanpa masalah. Kemudian Kasmin menjadi anggota DPRD dan 2013 maju sebagai Wakil Bupati Lebak yang diusung partai Golkar.

Saat Kasmin berkampanye di Baduy yang juga bertepatan dengan hari pernikahan Jaro Dainah -Kades Kanekes saat itu- warga Baduy diberi kalender, alih-alih untuk bahan kampanye, kalender tadi malah dijadikan alas duduk oleh warga Baduy.

“Ehh atuh ulah didudukan eta, pasang di imah masing-masing!” kata Kasmin yang berarti jangan diduduki itu, pasang di rumah masing-masing.

Karena Pilkada Bupati Lebak yang digelar Agustus 2013 inilah beberapa pejabat Banten masuk bui. Amir-Kasmin yang saat itu diusung Golkar melawan pasangan Iti-Ade Sumardi yang diusung PDIP, Partai Demokrat, dll kemudian dimenangkan oleh Iti-Ade. Golkar melapor kepada MK yang diketuai oleh Akil Mochtar, bahwa Pilkada Lebak terjadi  penggelembungan suara.

November 2013 Pilkada kembali digelar, namun lagi-lagi dimenangkan oleh pasangan Iti-Ade. Dalam kasus ini, KPK menangkap beberapa pejabat Banten karena telah melakukan suap oleh Akil Mochtar. Bisa dikatakan karena mantan warga Baduy, praktik suap di Banten dapat diusut KPK.

Kembali lagi ke Pilkada 2017 di Baduy. Nampaknya, warga Baduy memang sangat demokratis, suara pasangan no. 1 dan no. 2 tak berbeda jauh. 46% untuk no. 1, 52% untuk no. 2, dan 2% utuk suara tidak sah.

Menurut Jaro Saija, Kepala Desa Kanekes, warga Baduy tak banyak harapan soal Pilkada ini, melainkan agar tanah Baduy ini tetap Aman, Uman, dan Amin. “Harapan kami sebagai waga Baduy agar Baduy selalu Aman, Uman, Amin,” katanya Rabu (15/2). Aman Uman dan Amin merupakan bagian dari motto Kabupaten Lebak, yaitu Iman, Aman, Uman, Amin.

Lalu, bagaimana nasib warga Baduy Dalam? Apakah mereka juga turut berpartisipasi? Jawabannya adalah tergantung pribadi masing-masing mereka sendiri, jika ingin memilih akan diperbolehkan.

“Warga Baduy Dalam kita sediakan surat C6, jika mereka mau memilih itu bisa. Tak ada larangan untuk memilih, namun tak ada perintah juga untuk memilih,” jelas Arman, warga Baduy Luar yang juga menjadi asisten Jaro di Desa Kanekes.

Hal ini menandakan bahwa warga Baduy juga mendapat hak konstitusi sebagai warga Indonesia untuk memilih pemimpinnya. Menurut keterangan Jaro Saija pun, KPU dan lembaga-lembaga terkait juga sudah melakukan penyuluhan atau sosialisasi tentang Pilkada. 

Batas waktu pemungutan suara telah tiba, KPU mulai mempersiapkan diri untuk penghitungan. Dari 12 TPS yang ada di Desa Kanekes, 52% memilih Rano-Embay, 46% memilih WH-Andika, sementara 2% suara tidak sah. Dari 7188 DPT, tak lebih dari lima ribu orang yang menggunakan hak pilihnya.

Perbedaan suara yang sangat tipis di Baduy menandakan bahwa mereka sangat demokratis, memilih sesuai apa yang hendak mereka pilih tanpa adanya penggiringan opini untuk memilih salah satu calon.

Seperti halnya daerah lain yang masih marak dengan ‘serangan fajar’, nampaknya hal ini tidak berlaku di Baduy. Sepanjang malam sampai pagi hingga waktu pemungutan suara selesai, tak ada yang mengondisikan untuk hal itu. Ini bisa dipastikan karena warga baduy sendiri tidak beroientasi dari uang, melainkan keamanan untuk melanjutkan hidup.

“Mengikuti keinginan, sampai kapan pun tak akan pernah merasa puas, kalau belum mati,” kata Arkam Rabu (15/2) saat hujan membahasahi Baduy.

Dari warga Baduy, kita bisa belajar banyak hal, terutama untuk menahan hawa nafsu, juga menyingkirkan keinginan-keinginan yang sifatnya tidak memberi rasa aman dalam melanjutkan hidup.

Ikuti tulisan menarik Wawan Agus Aji Pamungkas lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB