x

Iklan

Adjat R. Sudradjat

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

'Manuver' Tiada Henti BJ Habibie

Di usianya yang tak muda lagi, Presiden ketiga RI ini tampak masih tetap bersemangat mengangkat harkat dan derajat bangsanya agar mampu mendunia

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Beberapa sanak saudara dari istri saya sudah lama menetap di kota Solo memang. Sehingga bila kebetulan saat libur panjang, atawa keluarga di sana ada yang mengadakan hajatan pernikahan, atawa khitanan, keluarga dari Tasikmalaya pun pergi berkunjung ke kota tempat asal Presiden Joko Widodo tersebut. Begitu juga sebaliknya, keluarga dari Solo, bila tiba lebaran Iedul Fitri, hampir semuanya mudik ke kampung kami.

Suatu ketika, ada telpon dari Solo, mengabarkan kakak tertua istri saya meninggal dunia. Selain karena menderita sakit yang sudah cukup lama, mungkin karena usianya yang memang sudah tua.

Kebetulan saat itu saya ada halangan. Sehingga tidak dapat ikut rombongan keluarga untuk turut berbela sungkawa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hanya saja sewaktu hendak berangkat, istri saya bertanya, “Mau pesan apa dari sana?” Maksudnya oleh-oleh dari Solo. Dan secara spontan saya jawab, “Kain lurik!”

Sungguh. Tiba-tiba saya kembali kesengsem sama kain motif lurik itu. Apalagi setelah beberapa waktu lalu, saya melihat pakaian yang dikenakan Presiden ketiga, BJ Habibie, dalam suatu acara, saya semakin tertarik saja.

Betapa tidak. Di usianya yang tak lagi muda, dengan balutan busana khas Yogyakarta dan Surakarta itu, beliau tampak begitu gagah, menarik, dan ciamik!

***

Meski semula derajat lurik acap diindentikkan dengan busana rakyat jelata, ternyata setelah pendiri industri pesawat terbang negeri ini mengenakannya, bisa jadi jenis kain khas Jawa Tengah yang satu ini nasibnya akan berbalik menjadi bahan sandang bergengsi tinggi, seperti juga batik yang sudah lama mendunia.

Bahkan pada 2009 lalu batik telah diakui UNESCO sebagai Budaya Tak-benda Warisan Manusia (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity) dalam Sidang ke-4 Komite Antar-Pemerintah (Fourth Session of the Intergovernmental Committee) tentang Warisan Budaya Tak-benda di Abu Dhabi.

Terkait kain jenis lurik ini, BJ Habibie bertekad untuk lebih mempopulerkannya. Menurut suami mendiang Ibu Hj.Ainun ini, mengaku sedih lantaran saat ini kain lurik sangat sulit ditemukan. Dan beliau menyatakan lurik adalah salah satu produk Indonesia yang unik dan kaya sejarah.

Menurut cerita keluarga kami yang sudah lama menetap di Solo, konon istilah lurik berasal dari basa Jawa kuno – lorek. Artinya lajur, atawa garis, bisa juga belang. Namun ada juga yang menerjemahkannya sebagai corak.

Selain merupakan produk tradisional peninggalan leluhur, konon ada jenis kain lurik yang disakralkan, dan kerap dikenakan dalam upacara berbau magis dan spiritual. Sebagaimana raja Keraton Yogyakarta dan raja Kasunanan Surakarta tak pernah ketinggalan untuk mempersembahkan lurik jenis pelangi dalam upacara labuhan di setiap bulan Sura kalender Jawa. Karena menurut sahibul hikayat, Kanjeng Ratu Kidul, ‘penguasa’ Laut Selatan itu menyukai kain lurik dengan corak lurik kluwung.

Upaya BJ Habibie untuk mengangkat lurik agar bisa sejajar dengan batik, merupakan suatu hal yang patut diapresiasi, dan didukung oleh bangsa ini. Walaupun Presiden ketiga ini sudah tidak berkuasa lagi, dan usianya sudah berangkat senja, namun beliau masih tetap bersemangat untuk mengangkat harkat dan derajat bangsa Indonesia di mata dunia.

Oleh karena itu, ungkapan “Cintailah ploduk-ploduk Indonesia” yang kerap terlihat dalam tayangan iklan di layar televisi, sepatutnya jangan dijadikan bahan guyonan, karena pengucapnya memiliki kesulitan dalam pengucapan huruf ‘r’, tetapi ajakan itu sendiri mengajak bangsa ini untuk tidak kebablasan, lebih luar negri minded, sementara warisan leluhur malah dilupakan.

***

Dan entah karena masih berduka, atawa entah karena tidak cukup uangnya, pesanan kain lurik yang ditawarkan istri saya saat hendak berangkat ke Solo sana, ternyata tidak ditemukan dalam barang bawaannya.

Duh!***

Sumber foto: Tempo.co

Ikuti tulisan menarik Adjat R. Sudradjat lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler