x

Anies dan Sandi melakukan kampanye ke GOR Jakarta Timur di Jl. Otista, Rabu, 4 Januari 2016. TEMPO/Maria Fransisca

Iklan

mhd.husnil

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Cara Ringkas Meringkus Fitnah terhadap Anies Baswedan

Fitnahan terhadap Anies-Sandi makin banyak memasuki putaran 2 pilkada DKI Jakarta. Apa pun dilakukan untuk merusak kredibilitas dan nama baik Anies-Sandi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Muhammad Husnil

Fitnahan terhadap Anies-Sandi makin banyak memasuki putaran 2 pilkada DKI Jakarta. Apa pun dilakukan untuk merusak kredibilitas dan nama baik Anies-Sandi.

Kita tetap doakan agar hidup para pemfitnah itu selamat dan diberi husnul khatimah nanti. Amin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekarang ini beredar di WAG tentang kiprah Anies saat jadi mahasiswa di UGM. Penulisnya anonim. Dia tak berani munculkan namanya. Peristiwa yang dituliskan sumir, tak ada yang spesifik. Yang penulis itu inginkan hanya merusak nama baik Anies Baswedan.

Juga ada cerita saat Anies di Kemendikbud. Lagi-lagi penulisnya anonim.

Mengenai kantin, tak ada kaitan apa pun dengan adik Anies. Penulis hanya ingin menuduh, buktinya tak ada nama adik Anies yang disebutkan dalam tulisan itu. Tak ada bukti pula. Tentang pengangkatan pejabat inspektorat jendral, eselon 1, 2, yang diungkap dalam tulisan itu malah menunjukkan betapa Anies menjunjung prinsip transparansi. Karena itu penulis anonim tersebut bisa mengetahui latar belakang para pejabat tersebut. Karena memang tinggal anda cari di Google, semua informasi tentang ini bisa dirujuk ke laman Kemendikbud. Sekadar informasi, seleksi pejabat ini dilakukan terbuka dan panitia diketuai Erry Riyana Hardjapamekas, mantan Pimpinan KPK dan Henny Supolo, praktisi pendidikan. Yang paling penting, faktanya hampir seluruh pejabat eselon 1 dan 2 merupakan pejabat karir di lingkungan Kemendikbud dan yang pernah diangkat oleh Mendikbud sebelumnya. Seperti Pak Didik Suhardi yang memulai karirnya sebagai pegawai honorer dan kini diangkat sebagai Sekretaris Jenderal Kemendikbud setelah lulus dalam seleksi ketat. Satu hal yang tak pernah terbayang sebelumnya oleh Pak Didik.

Mungkin cerita fitnahan serupa akan terus berganda. Kemarin ada upaya pelaporan Anies ke KPK untuk kasus 2012, jauh sebelum Anies jadi pejabat publik. Padahal, mana mungkin KPK menunjuknya sebagai ketua komite etik KPK pada 2013 jika Anies terindikasi korupsi. Tuduhan itu, selain lemah, juga sekaligus meragukan kompetensi KPK dalam pemberantasan korupsi.

Agar kita tak termakan fitnahan, berikut ini cara ringkas untuk mengetahui apakah cerita-cerita itu fitnah:

1. Penulisnya pasti anonim. Pemfitnah takut ketahuan. Ada satu orang yang pernah fitnah Anies terkait Paramadina, tapi ketika diberi fakta dan data yang membantahnya dia tak bisa buktikan data sebaliknya.

2. Peristiwa yang ditulis pasti umum, tak berani spesifik. Misalnya, ada 60 staf ahli di Kemdikbud yang belum serahkan laptop dll, tapi tak berani menyebutkan nama sama sekali. Penyebutan staff ahli saja keliru. Staf ahli itu Kemendikbud di bawah 5 orang. Dan, sebagai lembaga publik yang diaudit setiap tahun, perkara ini pasti langsung terendus BPK. Nyatanya, tak ada laporan soal ini sampai sekarang.

3. Periksa kembali cerita tersebut dengan menggunakan 5 prinsip secara spesifik (APA, SIAPA, DI MANA, KAPAN, KENAPA, BAGAIMANA).

4. Data yang digunakan tak bisa dicek kembali.

Agar terhindar dari fitnah, kita bisa gunakan prinsip berikut:

1. Terkait kinerja Anies di Paramadina, bisa mengecek ke kampus Paramadina. Terkait kinerja Anies di Kemdikbud, sudah banyak penilaian yang dikeluarkan lembaga negara, seperti BPK, KemenPAN-RB, dan Bappenas.

2. Terkait berbagai fitnah terhadap Anies-Sandi, bisa melihat laman utama kampanye Anies-Sandi untuk klrafikasinya. Ini sumber resmi dan berdasarkan penuturan Anies-Sandi dan hasil penelusuran tim yang bisa dipertanggungjawabkan. Berikut lamannya: http://jakartamajubersama.com/pelurusan-isu

3. Tabayun ke Anies dan teman dekat Anies.

Mari kita menjadi pembaca dan warga yang berdaya dengan tidak pernah memercayai fitnah murahan seperti di atas.

Tujuan pemfitnah adalah menghancurkan nama baik Anies. Beruntung Anies menghadapi serangan seperti ini bisa dengan tenang dan senyum. Dia tak tertarik melempar fitnah. Karena fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Jika pembunuhan merupakan tindakan keji, maka tentu fitnah lebih keji.

Mari kita berlindung dari godaan setan terkutuk, yang dengan mudahnya membuat banyak orang melempar fitnah.

Maka benarlah Imam Syafi: “Carilah pemimpin yang banyak panah-panah fitnah menuju kepadanya, ikutlah mereka yang banyak difitnah, karena sesungguhnya mereka sedang berjuang di jalan-Nya."

Ikuti tulisan menarik mhd.husnil lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler