x

Masih Berharap pada Risma

Iklan

Joni Hermana

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Nilai Keberagaman dari Sudut Pandang Risma~Joni Hermana

Berkaca dari kunjungan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ada hal yang menarik untuk diungkap saat Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berkunjung ke beberapa lokasi di Amerika. Salah satu yang ingin saya ceritakan adalah saat beliau bersama kami berkunjung ke kantor Facebook (FB) di Menlo Park, California.

Sangat berkesan karena, perusahaan berkelas dunia dengan total asset raksasa, menerima kami dengan penuh rasa hormat dan bermartabat. Mungkin karena itu adalah kunjungan Bu Risma yang kedua ke kantor mereka. Saat itu, beliau hadir tidak bersama kami akademisi yang mendampinginya. Selain itu juga, FB selama ini telah bekerjasama dengan Pemkot Surabaya, turut memasarkan produk-produk ekonomi yang dibuat ibu-ibu Surabaya dari program kampung tematik-nya Bu Risma.

Tapi tunggu dulu, sepertinya saya merasa aura yang lebih dari sekedar itu. Mereka ternyata sangat respek pada Bu Risma tidak sekedar teman bisnis semata. Saya menyaksikan bagaimana senang hatinya mereka menerima Bu Risma dan rombongan di tengah kesibukan mereka yang padat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bayangkan perusahaan yang setiap detiknya bernilai jutaan dollar menerima seorang tamu yang 'hanya' seorang walikota dari negara berkembang lagi (dikatakan 'hanya' karena beliau bukan berstatus sebagai tamu negara, yang biasanya diatur dalam agenda protokoler formal), namun dengan suasana kekeluargaan yang hangat. Bahkan ketika kami memasuki ruang rapat mereka di ujung kantor markas FB yang tampak sangat sibuk, tampak mereka juga sudah menyiapkan makanan siang dengan menu khusus, karena mereka tahu apa yang dilarang bagi umat Islam.

Setelah kami saling memperkenalkan anggota rombongan yang hadir, lantas manajemen FB yang juga seorang wanita, memimpin rapat dengan mulai bertanya apalagi yang bisa mereka lakukan untuk membantu program Bu Risma. Saya nyaris tidak percaya, bagaimana mereka begitu sangat supportif dalam membantu program kota dari seorang wali kota yang berasal dari negara nun jauh di belahan bumi sana.

Ibu Risma langsung berbicara kalau beliau ingin keberhasilan Surabaya membangun ekonomi yang berbasis partisipasi masyarakat dapat juga dirasakan oleh daerah lainnya, khususnya Indonesia bagian Timur. Beliau lalu bercerita kalau banyak saudara-saudara dari Indonesia Timur yang datang studi banding ke Kota Surabaya ingin meniru apa yang sudah dilakukan, khususnya dalam memberdayakan Ibu-ibu. Bahkan beliau juga bercerita sampai berkunjung ke Papua untuk ikut membantu Ibu-ibu disana.

Sampai disini, pimpinan rapat tampak terkejut lantas tiba-tiba menyela:"Lho, bukankan mereka Nasrani?"

Giliran, Bu Risma yang heran,"Lho iya memang, mereka Nasrani dan mereka bangsa Indonesia. Semua punya hak sama untuk diperlakukan setara"

"Wow, this is fascinating" demikian komentarnya spontan sambil tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya. Rupanya, seperti tipikal orang Barat, mereka juga sudah ter-bias informasi, sehingga mengira kalau pimpinan Muslim hanya peduli masyarakat Muslimnya sendiri.

Dia tambah terbelalak ketika diceritakan bahwa Bu Risma baru saja dinobatkan sebagai "Mama Papua" oleh tokoh adat disana karena dianggap ikut membantu pemberdayaan ibu-ibu disana. Bu Risma lalu mengatakan bahwa kita tidak bisa memilih untuk dilahirkan dari suku mana, agama apa, maupun dimana lahirnya. Everything is given, sesuatu yang sudah ditakdirkan dan kita tidak bisa lain kecuali menerimanya. Semua ketentuan Allah. Sehingga sudah selayaknya kita harus saling memahami dan menghargai apa pun yang sudah ditetapkan Allah ini kepada masing-masing diri kita, tinggallah kita yang harus memelihara rasa kasih dan sayang satu sama lain. Allah lah yang menciptakan perbedaan bagi kita semua, dan kita harus menerima apa yang menjadi ketentuanNYA, yaitu perbedaan.

"Bahkan saya sudah tidak bisa menghitung, berapa puluh kali saya sudah diundang berbicara di Gereja".

Alhamdulillah saya senang Bu Risma dapat memberi contoh nyata bagaimana seorang pemimpin muslim menjalankan keadilan dalam memegang amanahnya, tanpa membedakan dari mana asal dan kepercayaan rakyat yang diayominya. Begitulah apa yang diamanahi oleh Baginda Rasullulah.

"Ah, saya jadi ingin segera mengunjungi Surabaya dan juga Papua" kata si Ibu Pimpinan FB dengan mata berbinar.

Luar biasa, itulah juga mungkin yang menjawab mengapa ketika kami berjalan di SF, banyak masyarakat Indonesia yang mukim atau sedang berkunjung disana datang menghampiri Bu Risma saat berpas-pasan di jalan (heran kok orang Indonesia ada dimana-mana ya...:)), untuk sekedar menyapa, berjabatan tangan dan lantas meminta foto dengan beliau. Padahal hampir semua masyarakat Indonesia yang ada disana itu berasal dari warga keturunan.

Hmm, ketulusan memimpin dan melayani warga tanpa membedakan status rupanya perilaku dambaan untuk pemimpin, yang bersifat universal. Apalagi tanpa vested interest, adil, tegas namun tetap memanusiakan masyarakat yang diayominya...ini akan menumbuhkan rasa cinta tanpa batas dari siapapun rakyatnya. Semua tanpa sekat, yang ada adalah ketulusan untuk mencintai.

Joni Hermana

Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Ikuti tulisan menarik Joni Hermana lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler