x

Iklan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

RUMPITA: Panggilan Risalah dan Kemanusiaan

Rumah Kopi dan Perpustakaan disingkat RUMPITA dan Gerakan Literasinya

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

 

Rumah Kopi dan Perpustakaan disingkat RUMPITA hanyalah sebuah ruang kecil yang dijadikan tempat diskusi dan kajian-kajian kebudayaan bagi anak-anak mahasiswa dan menjadi tempat berkumpulnya para pelajar mulai dari tingkat SD, SMP sampai SMA. Tanggal 16 Februari 2017 adalah miladnya yang ke-2. Milad kedua setelah berganti nama dari RUMAH PUSTAKA menjadi RUMPITA. Rumah Pustaka sendiri adalah penggabungan dua wadah pemerhati literasi yaitu RUMAH BUKU Kandemeng dan RUMAH PUSTAKA Sepang Tinambung yang mulai bergerak pada triwulan pertama 2015.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Keberadaan RUMPITA sendiri menjadi sebuah wadah yang mencoba mempola gerakan literasinya ke pelosok-pelosok terpencil dan membentuk beberapa RUMAH BACA di beberapa kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar dan Majene. Selain menjadi pusat kajian, Rumpita juga sekaligus memberi peluang kepada para generasi untuk menikmati fasilitas buku bacaan dan jaringan WI-FI secara gratis. Dalam perjalanan sejarahnya, Rumpita cukup mendapat apresiasi dari masyarakat Sulbar dan luar Sulawesi. Apresiasi dan dukungan tersebut diwujudkan dalam bentuk sumbangan buku yang terus berdatangan dari berbagai pihak, termasuk lembaga, penerbit dan birokrat.  

 

Sebagai sebuah gerakan, Rumpita terus berupaya survive dengan dorongan semangat dari bawah. Methode "School Mobile yang berkunjung ke desa-desa dengan menggelar buku, dan penguatan literasi melalui bimbingan menulis. Membuka Rumah Baca adalah salah satu program prioritas bagi Rumpita untuk mendekatkan akses bacaan kepada masyarakat yang selama ini kurang tersentuh layanan perpustakaan. Dalam setiap kunjungannya ke desa-desa, Rumpita berusaha menjadi sekolah alternatif bagi anak-putus sekolah, sekaligus menjadi pengisi waktu pulang sekolah bagi anak-anak.

 

Keberadaan Rumpita dan gerakan literasi ini adalah perwujudan dari ekspektasi masyarakat kita terhadap literasi. Gerakan ini bisa menjadi kuat karna dilakukan dari bawah dengan semangat untuk menggiatkan literasi dari masyarakat. Apakah kemudian ini tidak menjadi sebuah ancaman bagi sekolah dan program pemerintah? Tidak. Justru dengan kegiatan literasi ini, kami melihat anak-anak menjadi ketagihan. Gerakan literasi ini sangat strategis karna ini adalah sebuah inovasi yang dikolaborasi sehingga menjadikan anak-anak bisa belajar dengan sangat menyenangkan.

 

Disamping menguatkan dan membantu program pemerintah, kegiatan literasi ini juga, sekaligus menjadi harapan masyarakat sebagai solusi pendidikan keahlian dan karakter anak-anaknya. Dan idealnya, kegiatan literasi ini akan kelihatan dampaknya beberapa tahun kedepan. Makanya hari ini, setiap daerah kunjungan Rumpita selalu berusaha melahirkan pustakawan baru. Hal ini penting, agar terkesan ada virus yang ditinggalkan sebagai wujud untuk ikut menularkan kegiatan literasi ini.

 

Selain mengandalkan donasi buku dari masyarakat, Manajemen RUMPITA berafiliasi dengan  berbagai elemen pemuda dan lembaga di Sulawesi Barat dengan "Gerakan Mandar Menulis dengan tema  Goresan Ujung Jari Yang akan mengubah Nasib Bangsa". Dalam proses perjalanannya, Rumpita berhasil menjadi bagian dari proses lahirnya beberapa buku baru bergenre budaya lokal dan penelusuran sejarah. Dan sampai saat ini, telah puluhan naskah buku yang siap cetak untuk bisa dijadikan referensi bagi generasi muda kedepan.

 

Ini menjadi sebuah awal yang baik, dari komitmen beberapa pemuda kreatif yang berkeinginan mendedikasikan karya-karyanya untuk Mandar dan terus memotivasi anak-anak agar menulis, menulis dan menulis. Bukankah menulis adalah hal indah yang dinarasikan dalam Kitab Suci yang menginspirasi dan memotivasi terus berkreativitas dan berkarya dalam dunia literasi ?. Mari kita renungkan ayat yang berbunyi : Katakanlah (Muhammad), “Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)” (Q.S. Al-kahf [18] : 109).

 

Ternyata aktivitas menulis seperti anjuran khalifah Ali bin Abi Thalib, akan hilang dan menguap bila tak diikat. Bayangan dalam fikiran penulis justru semakin ekstrim, apa jadinya bila ilmu kedokteran tak diikat oleh Al-Kindi? Ilmu matematika tak disebar oleh Al-Khawarizmi? Dan fenomenalnya ilmu fisika tak direkam oleh Ibnu Sina? Nah, sampai disini menulis sudah harus jadi panggilan hidup, gaya hidup. Alasannya? kembali pada orientasi. Seperti yang diultimatum dalam The Miracle of writing, Deejay Supriyanto, menjadikan writing oriented selevel dengan kala kita berbicara, berinteraksi dan bergaul secara oral, dapat memaksa otak untuk membentuk sistem baru, yaitu sistem menulis.

 

Akhir tulisan ini sekaligus mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah ikut berkonstribusi dalam proses penguatan literasi di tanah Mandar, terkhusus kepada penerbit Erlangga dan Mizan, Darwin Badaruddin, Agusniah Hasan Sulur, Taufik Badaruddin dari Perpustakaan Kalimantan Timur Adhi Riyadi dan semuanya. Semoga bantuan dan motivasinya semakin mempermudah kami dalam mewujudkan dan mencetak generasi-generasi yang literat.   

 

Kepada pihak yang ingin berdonasi dan membantu program kami, silahkan mengirimkan donasi buku (bekas/baru), majalah dab bahan bacaan lainnya ke RUMPITA (Rumah Kopi dan Perpustakaan Jl. Trans Sulawesi Depan Masjid Kandemeng Desa Batulaya Kec. Tinambung Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat 91354, telfon 085228777027-082113008787 fb. Ibnu Munzir, Muhammad Munir. Rekening Bank BPD Sulbar Cabang Majene 072-201-000016633-5 atas nama Muhammad Munir. 

Ikuti tulisan menarik lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB