x

Iklan

Yugha Erlangga

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kejutan Oscar, Nightwing, dan Nasib DC di Sinema

DC Comics pasca Nolan harus bersusah payah merebut layar lebar dari Marvel. Optimisme datang. Dimulai dari raihan Oscar untuk film "seburuk" Suicide Squad.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Suicide Squad meraih Oscar untuk kategori ‘make-up’ dan ‘hairstyling’ pada 2017. Kabar gembira di tengah pergulatan serta kritik yang keras atas Batman v Superman juga Suicide Squad.  Tampaknya pihak rumah produksi Warner Bros (WB) ingin proyek besar DCEU (DC Extended Universe), atau DC sinema, ini jalan terus. Mereka ingin mengejar ketertinggalan dari Marvel Studio dan Disney yang kini mulai memasuki fase ketiga jagoan superheronya dengan merilis film raksasa ‘Avengers: Infinity Wars’. Bagaimana cara WB mengakselerasi produksinya baik secara kuantitas, dan sudah pasti, kualitas?

Ternyata mereka memilih mengeluarkan penghuni Gotham untuk menarik pasar. Langkah ini terbukti sukses besar di masa lalu dengan The Dark Knight Trilogy. Namun, jangan lupa, ada sutradara Inggris Christopher Nolan di balik kesuksesan itu. Nolan yang membentuk ulang figur Batman yang porak-peranda di tangan Joel Schumacher. Rumus Schumacher untuk menjadikan film Batman sebagai pasar malam, warna-warni, dan konyol menjadi bumerang bagi WB. Film Batman Robin dirisak habis-habisan. Penonton tampaknya lebih terpikat dengan kekelaman yang dibawa sutradara sebelumnya, Tim Burton. Kekelaman yang juga dipatuhi Nolan dengan caranya sendiri.

DCEU memang tidak seperti proyek Batman Nolan. Megaproyek ini dikerjakan terpisah-pisah. Sudah ada Zack Snyder  ?Man of Steel, BvS, dan Justice League), David Ayer (Suicide Squad), dan terakhir, Patty Jenkins (Wonder Woman). Tiga film pertama, karena Wonder Woman baru rilis kuartal pertama 2017, mendapat kritik tajam meski tak sedikit yang membelanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 Dukungan datang dari fans DC yang sudah lama menanti para jagoan berkumpul dalam sinema. Zack Snyder jelas bukan sutradara biasa. Ia khatam membesut novel grafis populer ke layar lebar. Film Watchmen, bisa dikatakan lompatan jauh genre superherso seperti halnya triloginya Nolan. Film Man of Steel juga dianggap berhasil menghidupkan kembali kisah Superman yang gagal dalam reboot film Superman Returns-nya Bryan Singer. Semua berharap banyak pada BvS, namun versi bioskop sungguh mengecewakan karena potongan-potongan adegan yang justru penting.  Tapi, sebagian besar sepakat, bahwa Batman versi Snyder yang dimainkan Ben Affleck adalah karakter yang kuat. Kehadirannya menjadi ruh penting dalam film yang juga memunculkan superhero ikonik DC lain, Wonder Woman, tersebut. 

Semua penggemar DC semakin bungah saat Ben Affleck, aktor cum sutradara bereputasi Oscar, mengumumkan diri sebagai sutradara film solo Batman. Affleck bahkan sempat mengunggah 'test screen' karakter penjahat penting bernama Deathstroke. Naskah film yang digarap Affleck bersama Geoff Johns pun konon sudah rampung. Lalu, bagai petir siang bolong, Affleck mengumumkan mundur dari kursi sutradara dengan alasan ingin lebih fokus memerankan Batman. Kabar semakin liar menyebut sang aktor juga ingin mundur dari peran Batman. Lalu polemik kian mencuat. Nama-nama muncul sebagai kandidat pengganti Affleck, seperti George Miller, dan Matt Reeves. Memasuki tahap negosiasi, Matt Reeves yang dikenal dengan Dawn of Planet of The Apes dikabarkan mundur dari rencana membesut Batman.

Lalu, kabar baik datang. “Welcome to the Batcave” cuit Ben Affleck di Twitter yang ditujukan pada Matt Reeves yang resmi membesut film terbaru manusia kelelawar berjudul ‘The Batman’.  Proyek manusia kalong terus berjalan dengan optimisme baru. Ditambah, kehadiran proyek baru yang tidak disangka-sangka, film Nightwing. Seperti sudah banyak diketahui, Nightwing adalah Dick Grayson, Robin yang pensiun sebagai magang di gua batman lalu mencari peruntungan sendiri. Chris McKay, sutradara Batman Lego, ditunjuk untuk menggarap proyek ini. Kehadiran Nightwing semakin mempertegas pentingnya dunia Batman beserta isinya bagi sinema DC. Karakter Dick (yang diperankan oleh Chris O’Donell) memang sudah muncul sebelumnya di film Batman sebelumnya (Batman Forever dan Batman and Robin), namun tak meninggalkan kesan yang baik di kalangan pecinta Batman. Mungkin, McKay bisa belajar banyak dari versi komik tentang figur Dick Grayson yang berkembang sedemikian rupa dalam berbagai versi.

Jangan lupa. Suicide Squad juga sempalan dari kisah Batman dan Gotham. Sayangnya, kita hanya bisa menyaksikan sedikit kisah duet legendaris penjahat sinting seperti Joker dan Harley Quinn. Hadirnya film solo Nightwing dan Batman bisa jadi menghebuskan harapan bahwa Joker yang diperankan apik oleh Jared Leto akan kembali. Sekali lagi, meski proyek Aquaman yang digarap sineas James Wan sedang menjalani proses syuting, tampaknya DCEU masih berharap banyak dari penghuni Gotham untuk mengkatrol popularitas mereka. Jangan lupa, Davde Ayer, sutradara Suicide Squad, sedang serius menghadirkan trio penjahat wanita Gotham (Catwoman, Poison Ivy, dan Harley Quinn) dalam proyek berjudul Gotham Sirens. Sejarah membuktikan bahwa DC Comics masih di urutan teratas dibandingkan produsen komik lainnya, termasuk Marvel, dalam raihan dan nominasi Oscar. Semesta DC takkan runtuh, ia hanya berevolusi menjadi berbeda. Selamat datang, Nightwing dan Penghuni Gotham lainnya....

sumber gambar: Textless variant cover of Nightwing #1 (September 2016).

Art by Ivan Reis and Joe Prado.

 

Ikuti tulisan menarik Yugha Erlangga lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler