x

Iklan

firdaus cahyadi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Di balik Euforia Kedatangan Raja Arab Saudi

Keterpesonaan kita terhadap Raja Arab Saudi, melupakan kita dari derita buruh migrant, korban crane, rakyat Yaman dan kemiskinan di Arab Saudi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Raja Arab Saudi datang berkunjung ke Indonesia. Tiba perbincangan di media massa arus utama maupun media sosial berfokus pada dirinya. Anak-anak SD di Kota Bogor bersorak-sorai menyambut kedatangan Raja Arab Saudi.

Kedatangannnya disambut gegap gempita. Investasi yang digembar-gemborkan dibawa Raja Arab Saudi itu pun terus diulang-ulang diberitakan. Kita mengalami euforia dalam menyambut Raja Arab Saudi itu. Definisi/arti kata 'euforia' di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah perasaan nyaman atau perasaan gembira yang berlebihan.

Raja Arab Saudi pun ditasbihkan sebagai ratu adil yang akan menyelamatkan negeri ini dari kebangkrutuan. Raja Arab Saudi seperti juru selamat dalam perekonomian Indonesia. Berlebihan, tapi itulah kenyataan yang dipresepsikan sebagian dari kita.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di balik gegap gempita sambutan terhadap kedatangan Raja Arab Saudi itu kita lupa bahwa menurut data Migrant Care, pada tahun 2011 saja, ada 26 TKI lain di Arab Saudi yang juga telah divonis mati pengadilan setempat. Kita juga lupa bahwa korban crane saat pelaksanaan haji, belum mendapatkan santunan. Menurut data dari LBH Padang,  ada 33 jemaah haji asal Indonesia yang menunggu pertanggungjawaban Pemerintahan Arab Saudi. 

Kita juga lupa tentang rakyat Yaman yang menjadi korban serangan bom oleh koalisi negara yang dipimpin Arab Saudi. Pada 2016 silam,  serangan koalisi yang dipimpin Arab Saudi di sebuah pemakaman di Yaman dilaporkan terus bertambah. Informasi terbaru menunjukkan setidaknya 155 orang meninggal dunia di Kota Sanaa.

Kita terpukau dengan kemewahan Raja Arab Saudi, hingga kita lupa bahwa di negara Arab Saudi sendiri, seperti ditulis republika, sekitar 40 persen dari warga tidak memiliki rumah dan tinggal di rumah kontrakan dengan kondisi yang relatif tidak tepat, sementara sekitar 20 persen memiliki rumah tetapi berada di lingkungan miskin.

Marilah kembali menginjak bumi. Berhentilah terpesona dengan segala kemewahan rombongan Raja Arab Saudi. Berhentilah terlena terhadap gegap gempita penyambutan sang raja dari negeri seberang itu. Mari kembali kita menata hati, bersolidaritas terhadap buruh-buruh migrant, korban kecelakaan crane, korban perang di Yaman dan warga-warga miskin di Arab Saudi yang sama seperti kita di sini, kesulitan mendapatkan tempat tinggal karena mahalnya tanah.

 

Ikuti tulisan menarik firdaus cahyadi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler