x

Iklan

firdaus cahyadi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Melihat Soeharto, Luhut, dan Ahok di Pulau Palsu

Di Istana, ada Luhut yang pastikan reklamasi Teluk Jakarta berlanjut. Di Jakarta ada Ahok. Sehingga amanlah proyek warisan Soeharto itu.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Siapa tak kenal Soeharto. Penguasa Indonesia yang menjabat Presiden selama 32 tahun. Selama 3 dekade itu pula, sebagian rakyat Indonesia terdiam, tidak ada yang menggugat kekuasaannya.

Hingga tahun 1998, gugatan rakyat terhadap kekuasaan Soeharto menguat, seiring dengan krisis ekonomi yang melanda Indoensia. Mei 1998, Soeharto pun jatuh dari kekuasaannya.

Soeharto sebagai individu boleh saja jatuh. Tapi model pembangunannya terus dilanjutkan. Model pembangungan yang memastikan kekuasaan politik menjaga kenyamanan (dan keamanan) minoritas kaum kaya dari gangguan mayoritas warga miskin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Salah satu wujud dari model pembangunan itu adalah reklamasi Teluk Jakarta. Proyek mengurug laut itu diperuntukan bagi pemukiman mewah dan kawasan komersial segelintir kaum kaya. Sementara nelayan, yang bukan masuk dalam kelas kaum kaya harus disingkirkan dari pantai dan laut yang menjadi sumber-sumber kehidupannya. Tak heran, sebagian aktivis pembela lingkungan hidup dan nelayan menyebut proyek ini sebagai proyek pembangunan Pulau Palsu.

Bahkan Untuk memuluskan proyek reklamasi Teluk Jakarta tersebut, disahkan Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1995 tentang reklamasi Pantai Utara Jakarta dan Perda Nomor 8 Tahun 1995. Meskipun sebenarnya, hal itu menabrak Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) Jakarta 1985-2005. Di dalam dokumen RUTR tersebut tidak disebutkan mengenai rencana reklamasi.

Meskipun melanggar RTUR, tetap saja reklamasi Teluk Jakarta berlanjut. Kenapa? Karena proyek ini diperuntukan bagi kepentingan kaum kaya.

Bahkan, kini, meskipun Soeharto tidak berkuasa, tidak ada yang berani mengutak utik Kepres itu. Siapapun presidennya. Gugatan justru datang dari masyarakat yang merasa dirugikan oleh proyek reklamasi Teluk Jakarta itu, baik dari sisi ekonomi maupun ekologis.

Di saat Menko Maritim dijabat oleh Rizal Ramli, proyek reklamasi Teluk Jakarta dihentikan sementara. Namun penggantinya, Luhut Binsar Panjaitan, justru memberikan sinyal bahwa reklamasi Teluk Jakarta akan jalan terus. "Reklamasi sudah dilakukan sejak masa kepemimpinan Presiden Soeharto. Pemerintah saat ini hanya meneruskan," ujarnya, seperti ditulis oleh salah satu portal berita online.

Di Istana Negara, ada Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan, yang memastikan proyek warisan Soeharto itu jalan terus. Sementara, di Pemprov DKI Jakarta ada Ahok yang mengawal agar proyek itu tetap berlanjut. Seperti ditulis oleh Solo Pos, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku senang mendengar sinyal dilanjutkannya proyek reklamasi Teluk Jakarta setelah Menko Maritim diganti oleh Luhut. “Ya kita senang saja. Berarti semua pihak diuntungkan lagi. Nanti tunggu surat resmi saja. Kalau enggak ya langsung kita perintahkan saja. Kan mereka ikutin prosedur. Tinggal tulis surat saja. Saya lihat dulu aturannya,” katanya.

Bagaimana nasib nelayan? Jangan bicara tentang nasib nelayan dalam proyek Reklamasi Teluk Jakarta, karena memang sejak semula proyek ini tidak diperuntukan bagi mereka, tapi bagi kenyamanan segelintir kaum kaya.

Bagaimana dengan persoalan lingkungan hidup akibat proyek reklamasi Teluk Jakarta? Lha, persoalan nelayan aja diabaikan, apalagi persoalan lingkungan hidup. Toh sekarang sudah banyak mantan aktivis lingkungan yang merapat ke kekuasaan. Sebagian dari mereka toh bisa menjadi juru bicara yang membenarkan proyek reklamasi Teluk Jakarta dari sisi ekologis.

Ini Jakarta (Orde) Baru bung..jangan sok-sokan bicara mengenai keadilan ekologi dan hak asasi manusia.

Ikuti tulisan menarik firdaus cahyadi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu