Dibalik Kisruh Proyek E KTP, Nurul Arifin ancam Ahok
Dibalik kisruh dan alotnya pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara tentang Proyek pengadaan E –KTP di Gedung Wakil Rakyat Senayan. Ternyata menyisakan ceritera lucu tercecer dan baru sekarang mengemuka ke Publik.
Menurut Ahok pada saat pembahasan Rancangan APBN tentang Proyek E KTP dikala itu ia masih menjadi anggota Komisi II DPR RI periode 2009-2014 dari fraksi Golkar. Walaupun ia satu satunya legislator yang menentang keberadaan proyek E KTP tersebut, namun ia sempat juga ikut ngebahasnya bersama sama dengan rekan sejawatnya anggota DPR RI periode 2009-2014 yang sebagian nama nama mereka sudah disebut sebut dalam dakwaan Jaksa Penunut umum tindak pidana korupsi sebagai penerima uang haram Proyek E KTP di Pengadiloan Negeri Jakarta Pusat (9/3/2017).
Nurul Arifin ancam Ahok
Kisah ancam mengancam ini terkuak ketika Gubernur DKI non aktif Basuki T Purnama atau Ahok menjadi pembicara dalam Seminar Sespimma Polri di Balai Kota ( kompas.com 11/6/2015)
Lantas menurut Ahok, kasus ancaman dan pembungkaman terhadap dirinya terjadi gara gara dia menentang keras Proyek pengadaan E KTP usulan dari Kementerian Dalam Negeri. Karena berkali kali menolak Rancangan Proyek E KTP tersebut , lalu Ia dianggap Fraksinya Fraksi Golkar terlalu vokal dan ia nyaris dipindahkabn dari Komisi II DPR RI.
"Saya masih ingat Nurul Arifin ngomong begini ke saya, “ Hok, ini fraksi ngomong ke gue nih, lu mau dipindahin dari Komisi II. Karena kasus e KTP, lu itu terlalu galak dan ribut-ribut melulu, mana lu mau bikin pembuktian terbalik, UU Pemilukada, macem-macem, jadi lu mau dipindahin'," kata Basuki menirukan ucapan Nurul.
Namun Ahok tidak menyalahkan sepenuhnya Nurul Arifin, karena menurut Ahok Nurul Arifin saat itu hanya melaksanakan perintah dari Fraksi Golkar yang diketuai oleh Setya Novanto
Ahok merasa penasaran, pada saat itu, kata Ahok , dia balik bertanya kepada Nurul mengenai komisi mana dia akan dipindahkan. Nurul menjawab, Basuki akan dipindahkan ke Komisi VIII DPR RI yang membidangi agama.
Lantas seraya tertawa Ahok bilang lagi ke Nurul Arifin
‘ 'Oke, lu kasih tahu tuh fraksi ya, bos-bosnya semua, nanti kalau gue di Komisi VIII, gue bongkar tuh mark up dana naik haji semuanya'. Yang bongkar non-Muslim pula," kata Basuki mereka ulang percakapannya dengan Nurul. ( kompas.com 11/6/2015)
Dari pantun bersaut Ahok-Nurul, rupanya petinggi fraksi Golkar DPR RI yang saat di ketuai oleh Setya Novanto berang. Fraksi Golkar menilai Ahok akan menjadi batu sandungan untuk menggoalkan proyek E KTP di Komisi II.
Walaupun Penolakan Ahok itu memang beralasan. karena Proyek pengadaan E KTP itu sebenarnya memang kemahalan dan hanya menghambur hamburkan uang negara.
Setya Novanto tidak mau terima.
Setya Novanto merasa tersinggung, apalagi ketika didengarnya Ahok mengusulkan Proyek E KTP itu dibuat saja seperti kartu pintar (KJP) dan sekaligus menjadi kartu ATM . Sementara pelaksanaan pengadaannya disarankan Ahok, diserahlan saja ke Bank Pembangunan daerah (BPD) kabupaten /kota setempat. Setya Novanto tidak mau terima.
Namun apapun alasan penolakan Ahok terhadap Proyek E KTP sebesar Rp. 6,1 Triliun itu, Tentu saja Setya Novanto yang waktu itu selaku petinggi fraksi Golkar merasa berkuasa tidak mau tau . Untuk memuluskan rencananya menggoalkan Proyek E KTP di Komisi II . Pada prinsipnya Ahok harus disngkirkan dari Komisi II Yang tengah membahas anggaran Proyek E KTP dan UU Pilkada.
Lantas beberapa hari kemudian Setya Novanto kembali mengutus Nurul Arifin menemui Ahok, kali ini Nurul Justru memberi kebebasan kepada Ahok untuk bergabung dengan komisi mana asal jangan di Komisi II.
"Sekarang lu mau gabung ke komisi mana? Asal jangan gabung di Komisi II lagi karena komisi lagi bikin UU Pemilukada dan keberadaan lu ngerepotin'," cerita Basuki meniru ucapan Nurul.
Memang saat itu komis II DPR RI tengah membahas Ranngan Undang Undang Tentang APBN termasuk didalamnya Proyek Pengadaan E KTP dan Rancangan Undang undang perubahan Pilkada. Kedua Undang undang ini dimata Partai Politik termasuk Undang Undang yang bersifat seksi dan strategis
Dengan santai, Basuki menjawab. "Di komisi mana pun gue berada, pasti keberadaan gue buat lu orang sakit kepala," kata Basuki.mengenang kisah ancaman dan pembungkaman Nurul terhadap dirinya
Memang sudah menjadi rahasia umum , sewaktu Ahok masih menjadi anggota DPR RI , hanya dia yang tidak bermain “ :gila “ Dia paling disegani baik kawan maupun lawan politknya. setiap ada rapat2 yang berbau duit, semua teman temanya di DPR , sudah tau sama tau, Ahok tidak bisa dibeli, bahkan duit lebih perjalanan dinas aja dikembalikannya ke Bendahara DPR , termasuk pula uang reses bila masih bersisa juga dikembalikan ke kas negara. ( Indonesiana , andi ansyori 9/3/2017)
Lalu kembali kekisah ancaman Nurul
Setelah mendengar pendirian Ahok , membuat Nurul tak bisa berkata-kata. Ia diam seribu bahasa. Masih menurut Ahok pada akhirnya, beberapa pekan kemudian, Nurul kembali mendatangi Basuki. Ia serta pimpinan fraksi menyerahkan sepenuhnya dan menerima argumentasi Basuki.
"Ya sudah, lu tetap di Komisi II saja, tapi jangan banyak ngomong ya," kata Nurul lunglai kepada Ahok yang direka ulang oleh Gubernur DKI non aktif itu.
Tentu Saja Cerita Ancaman Nurul Arifin yang gagal ingin memindahkan Ahok komisi lain terkait penolakan Ahok terhadap Proyek E KTP ini i membuat ratusan polisi dan Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Kalemdikpol) Komjen Syafruddin yang hadir pada acara itu tertawa terbahak-bahak. ( kompas.com 11/6/2015).
Itulah kisah tercecer dibalik kisrunya korupsi mega Proyek E KTP yang kini bergulir bagaikan bola liar . Dan Ketua DPR RI, mantan Ketua Fraksi Golkar Setya Novanto yang dulu keukuh ingin memindahkan Ahok kekomisi lain ternyata disebut sebut oleh jaksa Penunut Umum Tindak Pidana korupsi di PN Jakarta Pusat , sebagai salah seorang penerima uang Haram Proyek E KTP. Setya Novanto di tuding Jaksa Penuntut Umum menerima uang haram sebesar Rp. 574 miliar.
Kini publik menunggu KPK bertindak terhadap para pemakan uang haram Proyek E KTP .
Apakah KPK sungguh sungguh akan menegakkan peraturan.?
Apakah KPK berani ?
Jika benar apa yang dikatakan Ketua KPK Agus Raharjo, maka tak pelak lagi satu persatu mulai dari Gubernur, mantan menteri, menteri sampai ketua DPR RI akan mendekan di balik jeruji KPK.
Untunglah dikala itu Ahok tidak berkompromi dengan uang sogokan Proyek E KTP. Akibat penolakannya terhadap Proyek E KTP .Ahok sempat diancam Nurul Arifin akan dipindahkan kekomisi lain.
Ahok tak bergeming
Ahok selamat dari Korupsi E KTP.
Walaupun diancam Nurul Arifin akan dipindahkan kekomisi lain, Ahok tetap Vokal menyuarakan hati nuraninya. Ahok tetap menolak Proyek EKTP. Itu kisah tercecer dari persahabatan sekaligus perseteruan Ahok - Nurul, kadang bersama dan tidak jarang saling ancam mengancam. Itu politik. .. kepentingan
Ikuti tulisan menarik Andi Ansyori lainnya di sini.