x

Iklan

Ranang Aji SP

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Istimewanya Perempuan Dalam Ibu

menjadi ibu adalah kemuliaan tersendiri bagi seorang perempuan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Syahdan, sebuah kisah yang masyhur di kalangan umat Islam, di masa Umar bin Khatab berkuasa -hiduplah seorang pria yang tidak pernah dikenal di dunia, tetapi dikabarkan demikian populer di kalangan penghuni langit. Uwais Al Qarni. Nama itu hanya sempat dikabarkan sebagai misteri yang harus diungkap oleh Umar bin Khatab dan Ali bin Abu Thalib. Ia, Uwais, disebut nabi terakhir di kalangan umat Islam itu, sebagi pemohon doa yang makbul. Tak tahu mengapa, dua orang sahabat yang begitu populer karena mendekati kesalehan seorang nabi, diperintahkan untuk memohon doanya Uwais yang tak dikenal.

Begitu penasaran atas kabar Muhammad SAW di masa hidupnya, Umar dan Ali segera mencari Uwais. Saat kemudian mereka berhasil menemui Uwais, para orang saleh ini takjub dan hampir tak percaya. Uwais, benar-benar hanya seorang pria sederhana yang tak terlibat dalam hasrat-hasrat berlebihan dalam kehidupannya.

Umar dan Ali kemudian mencari tahu rahasia Uwais yang demikian dipuji dan dipuja di langit itu sehingga segala doanya bisa dikabulkan. Jawabannya sederhana. Uwais adalah seorang anak yang taat dan patuh pada ibunya. Dalam kisah yang terpisah, diceritakan bagaimana ia membawa ibunya ke Ka'bah untuk berhaji dengan menggendongnya dari Yaman hingga Mekkah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kisah itu membawa pesan, bagi kita, bukan semata tentang anak yang baik, tetapi juga tentang bagaimana posisi ibu yang demikian mulia di mata penguasa alam semesta. Seorang ibu adalah sumber kehidupan dan moral peradaban manusia. Begitu mulianya ibu secara alamiah, membuat kita mengenal dan sering terharu menyaksikan bagaimana seorang yag dkenal keras dan jahat sekalipun takut pada ibunya. Kita juga mengenal dalam sebuah film, Nagabonar yang begitu berkuasa diantara lingkungannya, tak mampu berkelit pada seorang ibu tuanya.

Ibu, adalah induk dari segala moral yang didesain Tuhan agar manusia menjadi punya nilai. Maka, melukai ibu dengan ucapan dan tindakan adalah tantangan terhadap kehendak Tuhan. Sikap melukai hati seorang ibu, dengan demikian, sama halnya merusak peradaban umat manusia. Seorang ibu, tentu saja, pada posisi demikian, tak layak digugat dalam pengadilan, misalnya, oleh seorang anak yang hanya menginginkan sejumlah harta seperti kabar di zaman ini.

Ibu adalah pintu bagi peradaban manusia dan kekuasaan serta kehendak Tuhan di alam semesta. Maka, menjadi ibu adalah kemuliaan tersendiri bagi seorang perempuan.

Ikuti tulisan menarik Ranang Aji SP lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler