19 Maret: Di Ujung Jalan yang simpang
Fang, 19 Maret 1992
22 tahun kemudian, kau adalah kini di sudut jalan
Di ujung jalan yang simpang
Guyur hujan menyebar. Aspal hitam dan langit kelam
Aku menemuimu dalam sebuah sajak,
Kisah-kisah –dan sisa hujan yang dikenang semalaman
mungkin, seperti Borges, yang sesat dalam labirin cinta
atau Pablo Neruda, mati dalam dekapan Matilda
di ujung jalan yang simpang itu, desau angin
tapak-tapak ditinggalkan dan
Percakapan seakan enggan, tapi kita tahu apa yang sebentar
Dari waktu yang hendak kita simpan.Takdir yang samar.
22 tahun hari ini. 3 tahun lalu
Apa yang menarik dari kita, adalah kebimbangan
Seperti arus berputar, bergegas tapi tak juga meninggalkan.
Maret 2014
Hitungan 21
SW
Kuingat hari ini 21 hitungan yang tiba-tiba menjadi keramat.
Bagimu , waktu melipir seolah puisi yang samar, sembunyi pada detak jam.
Dan ruang, dimana gelisah sering kau lipat serapi baju dan sprei, lalu kau urai kembali kusutnya kemudian.
Ada fungsi yang kian mengisi pada status mestinya, dalam perjalananmu.
Dan , malam-malam seperti ini adalah tawamu yang kau sematkan sebagai harapan.
Aku tahu, kau suka sekali menghitung, menambahkan atau mengalikan.
Berapapun hasilnya, kau tak mungkin tak tersentuh oleh waktu yang melesat dan tersesat-
Kau tahu, waktu seringkali anomali pada lubang-lubang yang misteri.
pikirku, saatnya memberi jejak pada punggung bumi-
yang nanti suatu hari, seorang gadis kecil
memungutnya dan menyimpanya untukmu dalam kotak bunga matahari.
Maret 2013
Buku Bunga Kuning
: SW
Tak tahu bagimana mengenangmu, selalu menjadi semula
Cerita tak pernah menjadi usang dalam buku keabadian
Pada setiap babak ada duka menyelip ,menjadi rindu menari-nari
Merampas setiap tindak, laku dibasahkan air mata.
Selalu dimaafkan
Aku melihat, di keningmu
Sungai-sungai berpagutan pada riak-riak kemericik
Arus hidup, berpusaran menjanggal pada kanal-kanal
Kasih sayang, seperti misteri memberi arti tak berhenti.
Aku tahu, setiap malam tiba
Buku kita adalah lembaran-lembaran tanpa batas angka
Ditandakan dalam katalog tanpa gambar abjad.
Tak tahu bagaimana aku mengenangmu, selalu menjadi semula
Mungkin tak ada.
Jalanan Janan dan batu-batu yang disusun purba, tanpa gigir tanpa pinggir.
Oleh waktu
Semua berjalan hingga pagi bermula.
Kisah-kisah diteruskan, dan lembaran bercahaya
Mungkin ada ilustrasi bunga, menyelip sempurna
Kuning menyala diantara perdu dan jiwa.
Maret 2012
53
Kembali dari perjalanan yang panjang,
53 tahun mendatang aku mengenangmu sebagai cinta yang runtuh
Di depan kuil yang dijaga keabadian waktu
Musim-musim yang gugup dan perasaan yang majenun
Wajahmu tetap utuh,
Tapi cinta itu, yang kukenal beda dengan lakumu
Mirip serum tetanus yang gagal memberi lega
53 tahun mendatang burung-burung mungkin sudah tak ada
Udara bertuba
Hanya ada jejak angin yang dingin
Atis dan sepi di ujung hati
53 tahun mendatang aku mengenang sebagai cinta yang runtuh
Maret 2013
Ikuti tulisan menarik Ranang Aji SP lainnya di sini.